Ramadhan : Taubat Sesaat?

Ramadhan : Taubat Sesaat? – Tanggal enam bulan enam tahun duaribu enam belas, angka yang cukup cantik seandainya dipilih seorang Agus Prasetio untuk melaksanakan ijab qobul. Sayangnya apakah belum siap ataukah tidak siap, atau bisa jadi beliau masih berfikir “ah masih ada tanggal tujuh bulan tujuh tahun duaribu tujuh belas kok”.

Yap, ditanggal itu adalah jatuhnya awal Ramadhan 1437 H, sesuai pengumuman resmi Kementerian Agama melalui ketuanya, Pakde Lukman Hakim Saifudin. Perdebatan dan ngotot-ngototan metode penentuan awal bulan antara hisab dan rukyat  bisa sedikit mereda karena awal bulan ramadhan jatuh pada hari yang sama.

Dibulan inilah orang-orang berubah menjadi alim, artis dan biduan yang pada hari-hari biasa begitu menonjol bokong dan dadanya kini menyulap dirinya dengan memakai pakaian yang katanya syar’i. Acara-acara televisi yang absurd-nya tak ketulungan juga diganti menjadi acara-acara yang diisi oleh ustadz-ustadzah kondang.

Selain iklan sirup marjon tentu saja, yang otomatis berseliweran, acara masak-masakan juga masih menjadai budaya sakral yang masih tetap terjaga keberadaanya.

What is Ramadahan?

Arti Ramadhan menurut istilah adalah bulan kedelapan dari tahun Hijriyah, yaitu anatara bulan Sya’ban dan Syawal. Bulan ini juga termasuk bulan haram yang dinisbatkan dengan bulan umat Muhammad saw. Dengan arti yang lebig luas, pada bulan ini dilarang melakukan perbuatan dosa atau maksiat. Meskipun pelarangan tersebut berlaku untuk sepanjang waktu, namun karena bulan ini disebut bulan haram maka pelaku dosa kan diberi siksa yang berlipat. Sebaliknya, yang beramal shaleh akan mendapatkan pahala yang berlipat pula. Pda bulan ini Allah memberi lima perkara yang tidak dirasakan oleh umat yang lainnya, yaitu :

  1. Harumnya minyak kasturi pada mulut orang ketika berpuasa kelak disisi Allah
  2. Permohonan ampun dari malaikat bagi yang berpuasa hingga berbuka
  3. Dibelenggunya setan hingga mereka tidak menggoda orang-orang yang tengah berpuasa
  4. Setiap hari surga dipercantik bagi orang yang berpuasa
  5. Allah mengampuni mereka yang berpuasa pada akhir ramadhan
Religius di Ramadhan
Religius

Kita dibulan Ramadhan

Tentu saja dibulan Ramadhan ini kita akan kelihatan lebih religius (kelihatan lho ya!). Yang biasanya subuhpun layaknya dhuha, kini jam 3 sudah bangun untuk sahur, mandi junub, mengambil wudhu, shalat tahajud dan diteruskan dengan tadarus Quran. Religius bukan?

Malam harinya yang biasa kita habiskan dengan genjrang-genjreng gitar Yamaha KW dan srap-srup minum kopi jahat, kita dedikasikan segenap waktu kita untuk tarawih dan mengikuti pengajian musiman di masjid-masjid.

Hanya dibulan ramadha ini juga gaya pacaranmu juga akan lebih islami. Yang biasanya mengumbar kemesraan dan terbuka ditempat umum kita akan lebih menjaga (agar tak ketahuan) dan tertutup (pintunya).

Pertanyaan-pertanyaan seperti,

sayang ayo bangun sahur?

umi, udah nyampe juz berapa?

bebs puasanya yang kuat yah!

selamat berbuka cinta..

sementara waktu akan menggantikan pertanyaan :

kamu lagi ngapa?

kamu udah makan?

rumah kosong gak?”.

Lalu dari semua hal yang kamu lakukan itu, terselip pertanyaan ceremente dan mainstream ,”mau sampai kapan semua itu akan dilakukan?”.

Oke biar aku yang menjawab, mewakili perasaan dan prasangkaku. Sebagai manusia suudzan aku yakin kamu melakukannya itu hanya dibulan ramadhan, ba’da ramadhan kamu akan kembali kepada fitrahmu, toh ramadhan sudah lewat, toh mealkukan maksiat juga tak dilipagandakan dosanya, toh Ormas-ormas yang dijamin masuk surga itu tak lagi melakukan sweeping, toh dosa kita telah diampuni, toh…, toh…, toh…, ….

Satu pemikiran pada “Ramadhan : Taubat Sesaat?”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.