Proposal Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Jawa Pokok Bahasan Aksara Jawa Melalui Penggunaan Multimedia Interaktif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA JAWA
POKOK BAHASAN AKSARA JAWA
MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II DI MI MA’ARIF NU 01 CILONGOK
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis, untuk mendorong, membantu, serta membimbing seseorang dalam mengembangkan segala potensinya, dari kualitas yang satu ke kualitas yang lebih tinggi. (A. Tafsir, dkk., 2004 : 278) 
Untuk dapat mendorong, membantu, serta membimbing dalam mengembangkan segala potensinya perlu adanya proses belajar mengajar. Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru/dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan gairah dan sebagainya. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik. (Asnawir, 2002 :13)
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang memiliki status dan kedudukan yang amat penting. Oleh karena itu bahasa Jawa mempunyai hak sepenuhnya untuk dihormati dan dipelihara oleh negara. Dalam realisasinya, bentuk penghormatan dan pemeliharaan terhadap bahasa itu salah satunya ialah dengan memasukkan bahasa Jawa sebagai mata pelajaran di sekolah formal yang wilayahnya termasuk penutur bahasa Jawa. 
Di wilayah Jawa Tengah, materi pelajaran Bahasa Jawa menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib untuk seluruh sekolah. Dalam mata pelajaran ini terdapat sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SD/MI kelas IV. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa adalah membaca dan menulis dengan menggunakan aksara jawa atau huruf Jawa.
Aksara Jawa telah diakui dalam standart Unicode pada tanggal 1 Oktober 2009. Hal ini karena jirih payah Ki Hadiwaratama (Bandung), Ki Sudarto (Jakarta), dan Ki Bagiono Sumbogo (Jakarta), yang bekerja keras selama kurang lebih 3 tahun. Dan mulai tanggal itulah Aksara Jawa (hanacaraka) telah sama kedudukannya seperti aksara-aksara tradisional di dunia lainnya seperti Aksara Arab, Aksara Hiragama, Aksara Kanji, Aksara Devanagari  dan lainnya yang telah dahulu diakui. Dalam aksara-aksara Nusantara, Aksara Jawa merupakan aksara ke-5 yang diakui Unicode setelah Aksara Bugis, Aksara Bali, Aksara Rejang, dan Aksara Sunda.
Dalam dunia pendidikan, Aksara Jawa merupakan salah satu momok yang menakutkan bagi generasi muda yang mempelajari bahasa Jawa. Bayangan sulitnya menghafal bentuk-bentuk huruf yang rumit juga banyaknya huruf yang dihafal serta adanya aturan menulis aksara Jawa yang baku membuat pelajar enggan untuk mempelajari apalagi memperdalam penguasaan baca tulis aksara Jawa.
Dari hasil studi pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober 2013 dan pada hari Senin tanggal 11 November 2013 yang dilakukan oleh penulis berupa observasi langsung serta wawancara kepada kepala MI Ma’arif NU 01 Cilongok dan guru bidang studi menemukan beberapa fenomena, antara lain : (1) Siswa kesulitan dalam membaca dan menulis aksara jawa, (2) Siswa sering lupa ketika guru mereview materi pembelajaran sebelumnya, (3) Siswa cenderung tidak termotivasi saat pembelajaran bahasa daerah dikelas dengan menunjukkan sikap acuh pada penjelasan guru, bermalas-malasan, dan tidak tertib, (4) Pembelajaran bahasa daerah yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode klasikal yakni ceramah dan tugas dengan hanya menggunakan media berupa papan tulis dan buku pelajaran sehingga proses belajar mengajar dikelas tidak bervariasi atau monoton. 
Dari fenomena-fenomena di atas membawa dampak, antara lain : (1) Guru harus mengulang-ulang materi yang diajarkan, hal ini karena siswa tidak belajar mandiri di luar sekolah dan (2) Siswa tidak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dengan adanya indikator nilai ulangan siswa pada pokok bahasan aksara jawa dibawah standar minimum.
Dari fenomena-fenomena diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Bapak Risun, S.Pd.I. selaku guru bidang  studi mata pelajaran Bahasa Jawa kelas IV di MI Ma’arif NU 01 Cilongok dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan tersebut diantaranya adalah : pertama, kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, karena guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran dan hampir tidak ada interaksi antar siswa. Hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan pada guru dan terbatas pada penjelasan guru yang kurang dimengerti oleh siswa. Kedua, rendahnya kemampuan siswa untuk memahami materi aksara Jawa pada mata pelajaran Bahasa Jawa, yang dibuktikan dengan rendahnya jumlah siswa yang mencapai KKM. Ketiga, kurangnya alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa. Jam pelajaran yang tersedia untuk mata pelajaran Bahasa Jawa hanya dua jam pelajaran dalam satu minggu, padahal materi yang termuat sangat padat.
Dari beberapa permasalahan diatas, maka permasalahan mengenai  rendahnya kemampuan siswa untuk memahami materi aksara jawa pada mata pelajaran Bahasa Jawa perlu segera diatasi. Karena jika tidak segera dicarikan solusinya maka hasil belajar siswa setiap tahunnya selalu rendah dan tidak ada peningkatan. Tentunya itu akan mempengaruhi citra MI Ma’arif NU 01 Cilongok yang sudah baik dimata masyarakat terutama dibidang studi bahasa Jawa, karena MI Ma’arif NU 01 Cilongok pernah menjadi juara II pidato bahasa Jawa tingkat Provinsi, juara harapan III Geguritan tingkat Kabupaten, juara I Geguritan Putra serta juara I Geguritan Putri tingkat Kecamatan.
Belajar bahasa Jawa memerlukan suatu strategi atau metode dan media yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan, agar anak yang masih dalam usia bermain dapat belajar dengan baik tanpa merasa dipaksakan atau dirampas hak bermainnya. Siswa juga memiliki ketertarikan dan minat belajar yang tinggi pada pembelajaran Bahasa Jawa, serta hasil yang diperoleh pun dapat mencapai KKM  yang telah ditentukan atau bahkan diatasnya.
Secara teoritik, permasalahan rendahnya kemampuan siswa untuk memahami aksara jawa pada mata pelajaran Bahasa Jawa disebabkan oleh faktor strategi atau media yang digunakan selalu monoton. Maka solusi yang memungkinkan untuk mengatasi masalah tersebut dengan penggunaan Multimedia.
Multimedia merupakan penyajian materi yang menggunakan kata-kata dan gambar-gambar. Teori kognitif multimedia learning memprediksi bahwa murid akan bisa belajar lebih mendalam dari pesan multimedia dari pada dari presentasi dalam satu format (seperti menyajikan hanya dalam format kata-kata atau hanya gambar).(Richard E. Mayer, 2009 : 101)
Dari beberapa uraian diatas, sudah seharusnya permasalahan rendahnya kemampuan siswa untuk memahami aksara jawa pada mata pelajaran Bahasa Jawa perlu segera diselesaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan multimedia interaktif. 

B. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman judul diatas maka perlu dipertegas istilah-istilah yang digunakan. Adapaun istilah-istilah yang digunakan yaitu :
1. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan merupakan proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb.) (Depdiknas, 2009 : 574). Peningkatan juga dapat diartikan sebagai suatu proses menuju arah yang lebih baik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009 : 166), secara etimologis hasil adalah sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan dan sebagainya oleh usaha, pikiran, tanaman-tanaman, tanah sawah, ladang hutan, dsb.
Menurut Hilgrad dan Bower, belajar (to learn) memiliki arti : 1) To gain knowladge comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) To fix in the mind or memory, memorize; 3) To acquire though experience; 4) To become informe of to find out.  Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. (Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007 : 13).
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar adalah usaha atau cara menaikkan atau meningkatkan penguasaan suatu ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran agar menjadi lebih baik. Yang diarahkan untuk menjadi lebih baik disini adalah hasil belajar siswa kelas IV MI Ma’arif NU 1 Cilongok pada mata pelajaran bahasa Jawa materi pokok aksara Jawa.
2. Aksara Jawa
Aksara Jawa, dikenal juga sebagai Hanacaraka dan Carakan, adalah salah satu aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah Indonesia lainnya seperti bahasa Sunda dan bahasa Sasak. Tulisan ini berkerabat dekat dengan aksara Bali. Setiap huruf pada aksara Jawa melambangkan suatu suku kata dengan vokal /a/ atau /ɔ/, yang dapat dimodifikasi dengan sejumlah tanda baca vokal (layaknya harakat pada abjad Arab), konsonan akhir, dan ejaan asing. Huruf memiliki bentuk subskrip yang berguna untuk menulis tumpukan konsonan di tengah kalimat, dan beberapa diantaranya memiliki bentuk “kapital” yang digunakan untuk menulis nama. Terdapat pula tanda-tanda yang setara dengan koma, titik, titik dua, serta kutip, dan terdapat pula tanda yang menunjukkan angka, membuka puisi/tembang, mengawali surat, dll. Aksara Jawa ditulis tanpa spasi (scriptio continua), dan karena itu pembaca harus paham dengan teks bacaan untuk dapat membedakan tiap kata. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas; diakses pada 12 November 2013 pukul 14.15).
3. Multimedia
Menurut Hofstter (2001) yang dikutip oleh Suyanto (2005 : 21), multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. 
Dalam devinisi ini terkandung empat komponen penting multimedia. Pertama, harus ada komputer yang mengkoorninasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan kita. Kedua, harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkominikasikan informasi dan ide kita sendiri.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan aplikasi macromedia flash. Macromedia flash merupakan perangkat lunak untuk merancang grafis dan animasi pada web (Suyanto, 2005 : 228).
4. MI Ma’arif NU 1 Cilongok
MI Ma’arif NU 1 Cilongok merupakan sebuah lembaga pendidikan setaraf SD bercirikan Islam, bernaung di bawah lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang terletak di Jalan H. Toyyib RT 05 RW V Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
Jadi yang dimaksud dengan peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan aksara Jawa melalui penggunaan Multimedia bagi siswa kelas IV Semester II Di MI Ma’arif NU 01 Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah penggunaan aplikasi multimedia yang dijadikan sebagai media pembelajaran bahasa Jawa pokok bahasa aksara Jawa yang di dalamnya terdapat unsur-unsur teks, gambar, animasi, dan video yang dipadukan secara interaktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil rumusan masalah : “ Apakah ada peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan aksara Jawa melalui penggunaan Multimedia bagi siswa kelas IV Semester II Di MI Ma’arif NU 01 Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014?”
D. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan aksara Jawa melalui penggunaan Multimedia Interaktif bagi siswa kelas IV Semester II Di MI Ma’arif NU 01 Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014.
Disamping itu penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunnaan bagi penulis, peserta didik, sekolah, dan penulis, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa
Dapat mempermudah siswa dalam memahami mata pelajaran Bahasa Jawa dan juga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada pokok bahasan aksara Jawa.
2. Guru
  1. Menumbuhkembangkan kreatifitas guru dalam bervariasi menggunakan strategi dan media yang lebih baik dan menarik.
  2. Dapat dijadikan pertimbangan dalam peningkatan pembelajaran dikelas, khususnya mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan aksara Jawa.

3. Sekolah
  1. Dapat memberikan masukan kepada seluruh warga sekolah untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran.
  2. Dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Jawa yang akan meningkatkan citra sekolah dimata masyarakat umum.

4. Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang penggunaan multimedia interaktif agar pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan siswa menjadi lebih aktif.
E. Kajian Pustaka 
Penelitian tentang peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan Aksara Jawa sejauh ini belum banyak dilakukan oleh mahasiswa STAIN Purwokerto. Tetapi mahasiswa dari Universitas lain sudah banyak sekali yang melakuan penelitian tentang peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan Aksara Jawa.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa skripsi model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang membahas tentang peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan Aksara Jawa, yaitu :
  1. Skripsi Annisa Alfiatun Nurrohmah, yang merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa Melalui Media Flash Cards  pada siswa kelas III SDN Kliwonan 3 Tahun Ajaran 2012/2013”. Berdasarkan data hasil pre-test Keterampilan membaca aksara Jawa rata-rata kelas hanya mencapai 54 dengan ketuntasan klasikal 23%, jadi siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM adalah 77%. Setelah dilaksanakan siklus I terjadi peningkatan, yaitu siswa yang mencapai  KKM adalah 69%.  Kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 92%.
  2. Skripsi Aglis Firmandini, yang merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam upaya meningkatkan ketrampilan menulis Aksara Jawa siswa kelas V SD Negeri 02 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. Berdasarkan tes prasiklus ketuntasan klasikal sebesar 40,90%, setelah dilaksanakan siklus I terjadi peningkatan, yaitu siswa yang mencapai KKM adalah 61,36%.  Kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 77,27%.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis sama-sama meneliti tentang mata pelajaran bahasa Jawa pokok bahasan aksara Jawa. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Aglis Firmandini dan Annisa Alfiatun Nurrohmah hanya untuk meningkatkan ketrampilan menulis Aksara Jawa saja, sedangkan penelitian yang penulis lakukan tidak hanya fokus pada meningkatkan ketrampilan menulis Aksara Jawa, tetapi secara umum yaitu baik ketetampilan membaca maupun menulis Aksara Jawa. Variabel yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan Aksara Jawa juga berbeda, yaitu penulis menggunakan multimedia.

F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dari penelitian tindakan kelas ini adalah “Jika menggunakan multimedia interaktif, maka akan terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa pokok bahasan aksara Jawa bagi siswa kelas IV Semester II Di MI Ma’arif NU 01 Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014”.
G. Metode Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas IV MI Ma’arif NU 1 Cilongok dengan jumlah siswa sebanyak … anak. Jumlah perempuan … anak dan laki-laki … anak. MI Ma’arif NU 1 Cilongok merupakan sebuah lembaga pendidikan setaraf SD bercirikan Islam, bernaung di bawah lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang terletak di Jalan H. Toyyib RT 05 RW V Desa Cilongok Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. 
MI Ma’arif NU 1 Cilongok memiliki fasilitas yang cukup lengkap termasuk multimedia sehingga mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Suyanto (1997) yang dikutip oleh Masnur Muslich. (2009 : 9), penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek di kelas secara profesional. Penelitian tindakan kelas ini bersifat kolaboratif, karena peneliti belum mempunyai kelas untuk mengajar sehingga harus bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa kelas IV yaitu dengan menentukan tindakan dan melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan guru hanya melakukan tindakan. 
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa pada pokok bahasan aksara Jawa  bagi siswa  kelas IV MI Ma’arif NU 1 Cilongok.
3. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian
  1. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Ma’arif NU 1 Cilongok yang berjumlah … siswa dengan … laki-laki dan … perempuan serta guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa.
  2. Objek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
    • Peningkatan hasil belajar siswa melalui multimedia interaktif  kelas IV MI Ma’arif NU 1 Cilongok yang meliputi tiga ranah tujuan pendidikan, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
    • Proses belajar mengajar.

4. Teknik Pengumpulan Data 
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini menggunakan teknik langsung (bertatap muka), yaitu peneliti melihat secara langsung subjek dan objek penelitian. Observasi jenis ini peneliti gunakan agar data yang diperoleh lebih valid karena dapat melihat secara langsung objek dan subjek di lapangan.
Observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat proses pembelajaran dari persiapan guru mengajar, penggunaan multimedia interaktif, motivasi dan respon siswa terhadap pelajaran.
2. Tes 
Tes adalah sehimpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, ditanggapi atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testee) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku/atribut) tertentu dari orang yang dites tersebut. Tes pada umumnya dimaksudkan untuk mengukur aspek-aspek perilaku manusia, seperti aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun aspek keterampilan (psikomotorik). Hal yang hendak diukur adalah tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarakan (Surapranata, 2005: 19).
Tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif penguasaan materi yang diberikan sesudah tindakan berakhir. Tes akan dilakukan tiga kali yaitu satu kali pretes dan dua kali setiap akhir pembelajaran. Jumlah soal yang diberikan ada 15 butir, 10 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian singkat. Peneliti menampilkan soal melalui slide multimedia interaktif akan tetapi siswa tetap mendapatkan lembar soal untuk dikerjakan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal guru mencocokan jawaban melalui slide multimedia interaktif kemudian baru dilakukan penilaian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). 
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum sekolah seperti letak geografis, visi dan misi sekolah, kurikulum, silabus dan proses kegiatan belajar mengajar di MI Ma’arif NU 1 Cilongok. 
4. Wawancara 
Menurut Denzin dalam Goetz dan Le Compte yang dikutip oleh Wiriaatmandja (2010 : 117) Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi/penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur, yaitu peneliti terlebih dahulu membuat panduan wawancara. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu membuat kesepakatan terkait dengan waktu dan tempat dilaksanakannya wawancara.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran, respon siswa terhadap media yang digunakan. Wawancara ini ditunjukan kepada Bapak Nislam, S.Pd.I selaku kepala Madrasah, Bapak Risun. S.Pd.I selaku guru pengampu mata pelajaran bahasa Jawa serta siswa kelas IV MI Ma’arif NU 1 Cilongok.
5. Rencana Penelitian Tindakan Kelas
Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dalam 1 siklus, yaitu pembelajaran dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
  1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran yang meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, indikator, kegiatan belajar mengajar, sumber /bahan, alat, media dan penilaian
  2. Membuat media yang digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu dengan multimedia interaktif.
  3. Membuat lembar observasi siswa
  4. Membuat lembar kerja siswa

b. Pelaksanaan
Rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan dilaksanakan sepenuhnya pada tahap pelaksanaan ini. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :
  1. Membuka pelajaran, meliputi : apersepsi, motivasi yang diberikan kepada siswa.
  2. Kegiatan inti, meliputi : kegiatan pembelajaran yaitu menyampaikan materi pokok bahasan aksara Jawa dengan menggunakan multimedia interaktif.
  3. Kegiatan penutup, meliputi : kegiatan menyimpulkan pelajaran dan memberikan post tes.

c. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran, apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada hambatan-hambatan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal. Observasi dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran termasuk hasil belajarnya. Kemudian dari hasil pembelajaran tersebut, akan dianalisis.
d. Refleksi
Pada tahap ini, guru dan penulis menganalisis pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir sebagai bahan refleksi. Disamping mencatat kekurangan dan kendala maka akan dicari solusi untuk mengatasinya pada siklus berikutnya. Sedangkan apabila hasil belajar siswa sudah mencapai sasaran sesuai dengan indikator, maka pelaksanaan siklus berhenti pada siklus I.
6. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis Deskriptif. Teknik statistik deskriptif adalah suatu analisis terhadap kumpulan bahan yang berwujud angka dengan cara prosentase terhadap hasil responden. 
Rumus yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut : 
Keterangan :
P : Angka prosentase ketuntasan belajar siswa
F : Jumlah anak yang nilainya melawati KKM
N : Jumlah siswa dalam satu kelas
( Sudijono, 2010: 43 )
Dari rumus tersebut dapat diketahui frekuensi atau prosentase penggunaan multimedia interaktif terhadap kualaitas pembelajaran bahasa Jawa. Selanjutnya hasil dari masing-masing tes dibandingkan sehingga dapat diketahui peningkatan hasil pembelajan bahasa Jawa dengan multimedia interaktif.
7. Indikator Keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila setiap siswa mampu memperoleh nilai > 75 pada setiap akhir siklus dan minimal 75% siswa telah mencapai KKM sebesar 73.
8. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini perlu disusun secara sistimatis. Dalam hal ini penulis membagi menjadi tiga bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.
Dalam bagian awal : Halaman Judul, halaman identitas dan pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran. Pada bagian utama atau tengah penulis membagi menjadi 5 bab yang meliputi :
Bab I Pendahuluan yang meliputi : Latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.
Bab II Kajian Teori yang meliputi Pengertian Pembelajaran, Hasil Belajar, Media Pembelajaran, Multimedia, Macromedia Flash sebagai media pembelajaran Bahasa Jawa, Pembelajaran Bahasa Jawa ditingkat SD/MI, Hipotesis Tindakan.
Bab III Metode Penelitian yang meliputi : Jenis penelitian, Objek Penelitian dan Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, Rencana Tindakan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi : Deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil siklus II, pembahasan tiap siklus dan antar siklus, dan kesimpulan dari hasil penelitian.
Bab V Penutup yang meliputi : Simpulan, saran dan kata penutup. Pada bagian akhir skripsi ini berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tafsir, dkk.. 2004. CAKRAWALA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM. Bandung : Mimbar Pustaka, 
Aglis Firmandini. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam upaya meningkatkan ketrampilan menulis Aksara Jawa siswa kelas V SD Negeri 02 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
Annisa Alfiatun Nurrohmah. 2013. Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa Melalui Media Flash Cards  pada siswa kelas III SDN Kliwonan 3 Tahun Ajaran 2012/2013.
Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
Baharuddin dan Eva Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajarannya. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Group
Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Muslich, Masnur. 2009. MELAKSANAKAN PTK ITU MUDAH (CLASSROOM ACTION RESEARCH) PEDOMAN PRAKTIS BAGI GURU PROFESIONAL.Jakarta : Bumi Aksara.
Richard, M.E. 2009. Multimedia Learnig. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suharso dan Ana Retnoningsih. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang : CV Widya Karya.
Surapranata, S. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suyanto, M.. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Andi Offset.
Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas; diakses pada 12 November 2013 pukul 14.15
Wiriaatmadja, R. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.