PEWARISAN GEN RANGKAI KELAMIN

Gen-gen yang terdapat pada kromosom yang sama disebut gen berangkai (Linked genes), fenomenanya dinamakan berangkai (linkage). Sedangkan gen-gen yang terangkai pada kromosom kelamin disebut gen rangkai kelamin (s3x-linkage genes), sementara fenomena yang melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut rangkai kelamin (s3x linkage). Gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya, individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperhatikan nisbah fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan menjadi kromosom X dan kromosom Y, sehingga gen rangkai kelamin dapat dibedakan menjadi gen rangkai X(X- linked genes) dan gen rangkai Y (Y- linked genes). Namun ada gen yang terletak pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan gen rangkai kelamin tak sempurna (incompletely s3x-linked genes). Penjelasan mengenai gen-gen rangkai kelamin, lebih detailnya antara lain sebagai berikut:

Pewarisan Gen Rangkai Kelamin (SEX LINKAGE)

1. Gen rangkai X,

Merupakan gen-gen yang terdapat pada kromosom X. Ekspresi gen yang diatur oleh kromosom X antara lain :

  1. Warna mata pada Drosophila.
  2. Hemophilia, mengakibatkan darah seseorang sukar membeku saat terjadi luka. Waktu beku darah normal yaitu 2-6 menit, sedangkan pada orang hemophilia waktu beku darahnya antara 50 menit sampai 2 jam sehingga dapat menyebabkan kematian.
  3. Buta warna, tidak dapat membedakan warna dengan jelas.
  4. Ichyosis, kulit tubuh bersisik.
  5. Anodontia, tidak memiliki benih gigi di dalam rahangnya sehingga gigi tidak tumbuh seterusnya.

2. Gen rangkai Y

Merupakan gen-gen yang terdapat pada kromosom Y. Ekspresi gen yang diatur oleh kromosom Y antara lain :

  1. Hypertrichosis, pertumbuhan rambut yang berlebihan pada bagian tubuh tertentu, misalnya pada kuping.
  2. Hystrix gravior, pertumbuhan rambut kasar.
  3. Webbed toes, terdapat selaput pada jari.

3. Gen rangkai tidak sempurna

Gen ini sebenarnya tidak tepat disebut sebagai gen rangkai kelamin. Hal ini dikarenakan gen ini terletak pada bagian kromosom X yang memiliki homologi dengan bagian kromosom Y sehingga pola pewarisannya tidak bergantung kepada jenis kelamin, tetapi berlangsung seperti pada pola pewarisan gen rangkai autosomal. Contoh ekspresi gen yang diatur adalah bulu kaki yang pendek pada Organisme percobaan Lalat Drosophila.

Gen-gen rangkai kelamin juga dapat mengalami perkawinan resiprok. Perkawinan resiprok merupakan perkawinan yang menukarkan sifat parental terhadap individu keturunannya. Perkawinan resiprok yang melibatkan gen rangkai X maupun gen rangkai Y akan menghasilkan keturunan yang berbeda. Dalam hal ini sering sekali terjadi peristiwa yang disebut sebagai pewarisan saling silang (criss-cross inheritance), yaitu individu jantan akan memiliki fenotipe sama seperti tetua betinanya, dan sebaliknya individu betina akan menyerupai tetua jantannya.

Berdasarkan praktikum hasil persilangan  antara Drosophila betina normal (tipe liar) dengan Drosophila jantan mutan white eyes, dari pola persilangannya terbukti bahwa warna mata pada Drosophila diatur atau dipengaruhi oleh gen rangkai kelamin pada kromosom X (gen rangkai X).

Nilai penting yang membedakan pewarisan rangkai kelamin yaitu:

  1. Perkawinan resiprok menghasilkan keturunan yang berbeda.
  2. Generasi berkelamin jantan lebih menyerupai parental betina dan generasi berkelamin betina lebih menyerupai parental jantan.

Russel (1992) mengatakan bahwa persilangan resiprok yang dilakukan pada lalat dan melibatkan gen rangkai kelamin menghasilkan F1 maupun F2 yang berbeda. Perbedaan pada nisbah fenotipe F2 yaitu persilangan antarajantan liar dengan betina white eyes adalah 1 : 1 : 1 : 1, sedangkan pada persilangan jantan white eyes dengan betina liar, nisbah fenotipenya  3 : 1 dengan white untuk lalat jantan sehingga dapat dikatakan bahwa s3x parental menentukan generasi yang diturunkan.

Individu F2 yang diperoleh menunjukkan pola pewarisan saling-silang pada perkawinan antara jantan liar dan betina white. Pola pewarisan ini disebut pola pewarisan saling-silang (criss-cross inheritance), yaitu individu jantan akan memiliki fenotipe seperti tetua betinanya, dan sebaliknya individu betina akan menyerupai tetua jantannya. Warna putih dapat muncul pada lalat betina bila dua buah kromosom yang mengandung gen warna mata white bertemu. Pada lalat betina umumnya warna mata bergantung pada gen yang dibawa oleh kromosom X. Warna putih dapat muncul pada lalat jantan karena lalat jantan memiliki satu kromosom X dan kromosom Y dimana kromosom Y tidak membawa gen warna mata. Gen rangkai Y hanya akan di ekspresikan pada individu jantan sehingga sering juga dinamakan gen holandrik. Perkawinan resiprok yang melibatkan baik gen rangkai kelamin X maupun gen rangkai kelamin Y akan menghasilkan keturunan yang berbeda.

KESIMPULAN

  1. Gen rangkai kelamin atau s3x linkage adalah gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin yang sama.
  2. Gen rangkai kelamin dibedakan menjdi tiga macam, yaitu gen rangkai X, gen rangkai Y, dan gen rangkai tidak sempurna. Warna mata pada Drosophila diatur atau dipengaruhi oleh gen rangkai X.
  3. Perkawinan resiprok adalah perkawinan yang menukarkan sifat parental terhadap individu keturunannya. Perkawinan ini akan menghasilkan keturunan yang berbeda dan dapat menyebabkan pewarisan saling silang (criss-cross inheritance).

Satu pemikiran pada “PEWARISAN GEN RANGKAI KELAMIN”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.