Fatwa Jilbab Halal MUI

Fatwa Jilbab Halal MUI – Akan saya mulai dari mana tulisan ini, seperti bingungnya saya dengan MUI.  Awalnya saya kira fatwa haram dan halal hanya untuk makanan dan segala hal yang berhubungan dengan perut atau setidaknya istilah yang masuk pada logika umum. Tapi ternyata saya salah, entah karena saya yang awam akan ilmu halal dan haram atau karena lebainya segelintir tokoh negeri ini. Atau ada udang di balik batu, entahlah,,tapi saya akan mencoba husnuzhon.

Baru kali ini saya mendengar ada istilah hijab dan kerudung halal, jadi selama ini hijab atau kerudung yang beredar di masyarakat masih abu-abu ga jelas gitu yah?, alias tidak tahu apakah jilbab yang di pakai itu haram atau halal. Waduh, makin bingung saya dengan negeri ini. Eh, lebih tepatnya bingung dengan keputusan segelintir tokoh yang ilmunya katanya mumpuni.

Mari berlogika sederhana kawan, saya ingin mewakili orang-orang awam yang bertanya-tanya, kasihan sekali mereka. Begini, orang desa dan muslimah dengan ekonomi sedang sampai miskin harus menambung untuk sebuah kerudung halal yang bagi mereka super mahal, “Kalau mau halal, ya pakai hijab yang halal”.

Fatwa Jilbab Halal MUI

Berarti yang berhijab harus yang berduit, yang mampu membeli hijab dengan sertifikat halal?. Yang miskin ga usah pake hijab karena ga mampu beli ?

Sadar atau tidak, keputusan ini memasung masyarakat negeri ini untuk mendapatkan kebahagiaan batiniah..weleh-weleh,,ternyata bukan mahalnya kebutuhan pokok saja yang mencekik, mau beribadah juga kini harus berduit.

Bro, dampak kontroversi ini berantai, kenapa?, ya iya lah..coba bayangkan, jika selama ini muslimah tidak menggunakan  hijab/kerudung halal, maka setiap ibadahnya haram kah ?..jadi selama ini ibadah para muslimah di Indonesia masih (abu-abu) belum halal karena mereka masih menggunakan hijab yang tidak bersertifikat halal, begitu?..jangan-jangan muslimah yang keburu meninggal sebelum fatwa ini keluar masuk neraka semua ya…weleh-weleh..

Ko ya mau beribadah saja jadi mahal…nanti ada yang namanya kopiah halal, tasbih halal, sajadah halal, mukena halal dan sebagainya.  Logikanya di mana?..mau sholat saja butuh ratusan ribu, atau bahkan jutaan rupiah.

Branding yang salah kaprah, mencampur komersil dan ibadah.  Dimana logika mereka, mereka yang katanya tahu agama, apa karena mereka saking tahunya, tapi kan saya sebagai masyarakat awam bertanya-tanya dan dibingungkan.

Mari coba kita simak penjelasan, atau lebih tepatnya pembelaan dari brand hijab terkait.

“Seperti yg sudah dijelaskan, kerudung yang halal ditentukan dari jenis kainnya, apakah mengandung gelatin babi atau tidak. Gelatin babi umumnya terdapat pada pengemulsi saat proses pencucian bahan tektil. Rangkaian kerudung zoya tlah diuji coba dan hasilnya tidak mengandung babi”.

Oke, mungkin masyarakat awam akan terima dan paham dengan penjelasan tersebut, namun keputusan ini menjadi kontroversi karena seolah-olah ini sebuah setting untuk melejitkan sebuah branding, dimana didalamnya melibatkan unsur komersil dan ibadah, bahkan melibatkan sebuah majelis agama terbesar negeri ini.

Apakah Anda berfikir masih banyak muslimah negeri ini yang kemampuan ekonominya masih miskin???

Kami masyarakat bingung pak keyai dengan keputusan Anda !!!

Kalau memang mau seperti ini, Anda sekalian bisa kan bertindak Independen, keluarkanlah fatwa ini tanpa melbatkan sebuah branding, Baru kemudian branding-branding atau produk-produk terkait akan berlomba dalam memenuhi standarisasi Anda,  dan Pak keyai  tidak terlalu di salahkan dan membuat bingung kami semua.

Kami jadi suuzon, jangan-jangan A, jangan-jangan B, jangan-jangan C. Kami katanya harus mengikuti, tapi bagaimana kami harus mengikuti jika keputusan yang Anda keluarkan justru membingungkan kami semua ?

Demi sebuah Branding dan komersil, ibadah dan kebutuhan batin di korbankan.

6 pemikiran pada “Fatwa Jilbab Halal MUI”

  1. Aku tak menyangka kita akan menjadi seperti ini walaupun baru dikatakan masih sangat belum matang “ibarat buah”. yakinlah sahabat terbaikku kelak kita akan matang dengan sempurna.
    berkaryalah terus hingga tangan dan otakmu lelah dan menyerah.

    sahabat terbaik tidak harus lebay tapi menginspirasi.

    Bay_Senja

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.