Semar Sebagai Tokoh Pewayangan

Siapa yang tak kenal Semar salah satu tokoh pewayangan legendaris ini menjadi sosok yang begitu sangat diperhitungkan dalam silsilah pewayangan, apalagi bagi masyarakat Jawa, Semar menjadi simbol dan falsafah hidup kebanyakan orang, nama Semar sendiri begitu familiar bagi masyarakat Jawa. Apa lagi di daerah yang masih saat erat memegang adat-istiadat dan budaya Jawa.

Pentingnya toko Semar bagi masyrakat Jawa tidak bisa dipisahkan dari vitalitas dan kapabilitas perannya dalam berbagai lakon wayang. Semar yang biasanya memerankan tokoh abdi (bawahan) kemudian dalam beberapa lakon dapat hadir sebagai sosok yang begitu dimuliakan dan disegani oleh tuannya. Semar digambarkan sebagai tokoh kebijaksanaan paling mulia dalam pewayangan. Hal ini tidak dapat dipungkiri Semar merupakan pengejawantahan dari dewa Ismaya.

Keistimewahan tokoh semar ini yang mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat khususnya di pulau Jawa, ini bisa dilihat dari banyak hiasan Semar baik itu berupa foto, lukisan, kaligrafri maupun patung yang menghiasi dekorasi rumah.

Semar bagi masyarakat Jawa juga diyakini menjadi sebuah Ideologi hidup, dalam istilah bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya, Bebadra (Membangun sarana dari dasar) Naya sama dengan Nayaka (Utusan mangrasu) yang artinya Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia, menurut kepercayaan masyarakat Jawa Semar bisa diartikan sebagi Rasul. Yang segala perkataan dan perbuatannya wajib dituru.

Dalam lakon wayang yang menceritakan tentang Wahyu. Tokoh semar menjadi rebutan para raja, mereka berkeyakinan bahwa dengan memiliki Semar maka dapat dipastikan Wahyu akan berada dipihaknya dan tentunya kemakmuran dan keberkahan selalu menyertai kerajaan yang bisa memiliki Semar.

Semar Sebagai Ideologi

Semar Sebagai Tokoh Pewayangan
Semar

Peran Semar dan anak-anaknya sangat menentukan bagi keberhasilan kehidupan, Semar diyakini sebagai bentuk gambaran Ilahi yang ikut berproses dalam kehidupan manusia, Semar mempunyai tiga anak yang bernama Gareng, Petruk, Bagong. Keempat punakawan tersebut merupakan simbol dari Cipta (bepikiran bersih), Rasa (hati yang tulus), Karsa (tekad yang bulat) dan Karya (bekerja keras).

Dalam keyakinan Kejawen Semar merupakan sumber dari ilmu sedulur papat lima pancer, yang mengandung arti bahwa manusia dilahirkan di dunia ini tidak sendiri ada empat saudara yang mendampingi, Jadi kurang lebih seperti ini, awal mula manusia diciptakan diawali dari saat-saat menjelang kelahiran masih berada dalam kandungan dalam konteks ini adalah pancer, rasa kekawatiran ibu yang akan melahirkan disebut Kakang mbarep, kemudian saat sang ibu mau melahirkan maka keluarlah air disebut banyu kawah atau kakang kawah. Dan yang terakhir saat bayi lahir maka akan disusul dengan keluarnya ari-ari disebut dengan adi ari-ari.

Pancer adalah sukma sejati dan sedulur papat adalah raga sejati, jika keduanya bisa bersatu maka akan melahirkan sebuah hubungan yang harmonis baik antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya.Baca Juga : Arti Banyumas SATRIA

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.