Kamu Tahu Sejarah Hijab Pashmina, Ini Penjelasan Lengkapnya

Sejarah Hijab Pashmina – Selamat datang di galerikhasanah.com, kami sedang membangun situs muslimah Indonesia yang berisi artikel-artikel islami bermanfaat. Serta mencoba mempromosikan kerudung dan hijab kekinian.

Baik, mari kita mulai artikel berjudul Sejarah Hijab Pashmina.

Sebenarnya dari mana hijab pashmina itu? 

Dalam Sejarah,  Negara Kashmir berhasil membuat selendang berbahan wol diperkirakan proses ini terjadi pada abad ke-3 hingga ke-11 masehi.  Negara Kashmir meresmikan pada abad ke-15 dan diperkenalkan oleh seorang  Zaynul-Abidin seorang penenun dari Asia Tengah.  Nama Kashmir merupakan lembah yang terdapat di ujung pegunungan Himalaya bagian barat.

Bila dilihat dari artinya, Pashmina berasal dari Persia yang berarti wol (pashm) dari kambing pashmina atau changthangi. Kambing pashiman merupakan kambing khusus yang hanya bisa ditemukan di pegunungan Himalaya, Nepal, Pakistan dan India Utara karena kambing ini hanya tinggal di dataran tinggi yang dingin.

Proses produksi kain/wol pashmina berlangsung bertahun – tahun di negara Kashmir dan negara Nepal. Pashmina sangat diminati penduduk di negara – negara kawasan asia selatan karena dapat memberikan kehangatan di cuaca yang dingin pegunungan himalaya. Selain itu corak yang menawan dan dapat digunakan sebagai aksesori  wanita yang melengkapi penampilan.

Sejarah Hijab Pashmina

Seorang Jane Singer, kolumnis di The New York Times, menuliskan, istilah pashmina dikenal orang sebagai selendang dengan ukuran yang lebih besar, lebih besar dibandingkan dengan syal. Padahal, berdasarkan arti yang sebenarnya, pashmina adalah jenis dari material kainnya itu sendiri. Namun sampai sekarang, pashmina lebih dikenal dengan kain yang memanjang atau segi empat panjang.

Pashmina adalah jenis kain wol dari serat yang diolah dari janggut domba. Dombanya pun tak sembarangan, yaitu domba yang hidup di pegunungan Himalaya, tepatnya di daerah yang bernama Ladakh, dengan ketinggian sekitar 4000 – 5000 meter di atas permukaan laut.

Janggut domba ini kemudian ditenun oleh orang-orang di lembah Kashmir dan Nepal menjadi selendang dan syal. Dengan menggunakan metode kuno dan sangat tradisional, orang di Nepal menyisir janggut domba lalu memilih serat terbaik.

Di Negara Nepal, kain ini disebut pashmina, sementara di Kashmir dikenal dengan nama wol kasmir. Namun, dengan makin populernya penggunaan selendang, nama pashmina lebih dikenal banyak orang sebagai kain selendang namun lebih lebar dari selendang.

Seiring banyaknya permintaan, pemasaran tenun pashmina dilakukan ke wilayah lain di India. Di sini, pashmina berbentuk selendang, selimut, dan penutup tempat tidur. Pashmina dipakai oleh kalangan atas karena harganya yang mahal.

Setelah itu, pashmina menyebar ke negara lain, termasuk ke Eropa ketika kain ini akhirnya berada di tangan Napoleon Bonaparte dan menjadi semakin populer.

Pashmina juga mulai dibawa oleh pedagang dari timur tengah ke indonesia pada masa kejayaan kerajaan Majapahit. Namun pada saat itu, pashmina masih dikenal dengan istilah kain dari kashmir. Seiring datangnya islam ke Nusantara, mulailah muncul perkampungan-perkampungan islam di Nusantara.

Dengan berkembangnya islamisasi, produk pashmina berkembang menjadi beraneka kain multiguna, dari baju, selimut sampai kerudung.

Namun kini kata pashmina menjadi populer sebagai model kerudung.

Begitulah sejarah hijab pashmina, semoga artikel ini bermanfaat dan menambah khasanah ilmu kita semua. Baca juga artikel lain tentang hijab dan kerudung.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.