Percakapan Malaikat dan Iblis di Bulan Ramadhan

Percakapan Malaikat dan Iblis di bulan Ramadhan – Bulan Ramadhan telah tiba, dalam tulisan ini aku tak akan menjelaskan pengertian dan hal yang perlu disiapkan dalam menyambutnya, karena belio Ustd. Agus Prasetio sudah menjelaskan dalam tulisannya tentang persiapan ramadan yang agak-agak mainstream itu. Ataupun curhat tentang tradisi-tradisi kampung(an) pada bulan ini, karena itu sudah dijelaskan oleh pemuda tua yang sukanya mencak-mencak tak jelas.

Jika manusia akan meng-aku, pastilah dan tentulah ada sikap baik dan sikap buruk yang ada dalam dirinya, positif dan negatif, alim dan dzalim, beradab dan biadab, atau jika diumpamakan adalah sikap malaikat dan sikap iblis.

iblis vs malaikat (sumber : islamcendekia.com)
iblis vs malaikat (sumber gambar : islamcendekia.com)

Setelah kurang lebih 11 bulan mendominasi otak manusia, hegemoni iblis terkikis drastis oleh sifat malaikat di bulan Ramadhan ini.  Manusia akan berubah menjadi alim, saling tubruk memperebutkan microphone masjid untuk adzan, saling overlape ayat suci Tuhan demi sampai duluan di garis khatam, pokoknya itu-itu lah..

Bisa dikatakan, di bulan Ramadhan ini, malaikat sedang sireng-sireng, malaikat bisa sedikit sombong jika patokannya adalah sikap dan perilaku manusia.

Dibalik permusuhan yang layak disejajarkan dengan kerasnya laga el classico, ternyata dua makhluk ghaib ini menyimpan keakraban melebihi petinggi parpol yang baru islah. Berikut adalah transkip rekaman percakapan mereka :

Malaikat : “Blis, piye kabarmu? “

Iblis : “Mumet ndasku Mal?”

Malaikat : “Pusing gimana? Ndang beli obat di warung gih

Iblis : “Bukan pusing penyakit bro, rumangsamu. Aku ini sedang pusing mikirin manusia. Dibulan ini aku ditinggalin mereka, dicuekin, di-php-in, padahal selama sebelas bulan terakhir kita itu sahabat karib. Kemana-mana bareng, aku selalu ada dan menemaninya setiap saat”.

Malaikat : “Wah kayanya kok ngenes banget dirimu ya Blis. Sini lanjutkan curhatmu sama kakak..”

Iblis melanjutkan ceritanya dengan muka manja dan memelas.

Iblis :“Aku selalu disampingnya, menjadi pasangan serasi, bahai kaus kaki kanan dan kiri, bagai bagai tukang parker liar dan peluitnya, bagai g-string dengan bh. Tapi apa?! Apa?! Sekarang kok aku ditinggalin kaya gini, jahat! Dasar iblis!”

Malaikat : “Woy! Yang iblis itu situ..”

Iblis : “Oh iya Mal, map kebawa esmosi”

Malaikat :”Memangnya selama ini kamu menemani manusia dimana dan kemana saja Blis, kok segitu teganya manusia ya”

Iblis :”Ya dimana dan kemana aja, everytime, 24 jam buka full, kaya toko-toko kapitalis Apamart dan Idomart dikota-kota itu. Aku menemaninya ketika ujian semester, menemaninya ketika manusia hanya berdua dengan pacarnya, menahan manusia untuk menyaksikan serunya Boy dan Reva saat akan beranjak shalat, bahkan aku sering juga menemaniya ketika shalat itu sendiri, dan masih banyak lagi pokoknya, toh mereka selama ini mau-mau aja tuh..”

Malaikat : “Hahaha..syukurin!”

Iblis : “Celeng tenan koen! Malah ngece! Tak keplaki ndasmu lho Mal!

Malaikat : “Sabar-sabar…orang sabar disayang Tuhan..”

Iblis :”Aku iblis je! Bukan orang!”

Malaikat : “Hehe sorry-sorry, lupa. Sebenarnya dibalik kegiranganku ini aku juga menyimpan kesedihan dan keprihatinan Blis..”

Iblis : “Kasian tenan…Sini curhat sama adik…”

Malaikat :”Gini Blis! Dengerin yo! Jangan mbudeg! Apalagi ditinggal nghayal sama Ameri Ichinose. Dengerin..”

Iblis ngangguk-ngangguk dengan bibir yang melongo tanda serius.

Malaikat :“Bukan cuma kamu aja yang digituin sob. Manusia juga sering mengabaikan aku, meninggalkan aku, menganggap aku tak ada, padahal aku selalu disampingnya mencatat apa yang dilakukan seluruh anggota tubuhnya. Bahkan aku lebih ngenes daripada kamu blis! Kamu dicuekinya cuma sebulan, aku itu sebelas bulan ndes! Bayangin! Bayangin!”

Jelas malaikat yang mulai agak mewek

Iblis “ Sik! Sik! Tunggu! Aku gak salah dengar! Seorang malaikat bisa juga sedih dan prihatin tho?”

Malaikat : “ Aku malaikat je! Bukan orang!”

Iblis :”Asyik…1-1 ya, lanjutkan!”

Malaikat :“Ya jelas aku bisa sedih dan prihatin lah, orang aku mah apa atuh, aku kan cuma malaikat-malaikatan karangannya mamas manis yang nulis dialog ini. Bukan malaikat beneran. Kamu juga iblis-iblisan kok, kamu sukanya gitu lah Blis, pura-pura gak tau, aktingmu garing tau!”

Iblis :”Hehehe…

Mereka berdua cengar-cengir dan beranjak pergi untuk main petasan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.