Pengertian, Komponen,Tools, Software Sistem Informasi Geografis (GIS)

Pengertian, Komponen, Tools, Software Sistem Informasi Geografis (GIS) – Pada hakekatnya Sistem Informasi Geografis adalah suatu rangkaian kegiatan untuk mendapatkan gambaran situasi ruang muka bumi atau informasi tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah yang terdapat dalam ruang muka bumi yang bersangkutan.

Atau dalam pengertian teknisnya,

SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu.

Rangkaian tersebut meliputi pengumpulan, penataan, pengolahan, penganalisisan dan penyajian data-data/fakta-fakta yang ada atau terdapat dalam ruang waktu muka bumi tertentu. Data/fakta yang terdapat dalam ruang muka bumi tersebut, sering juga disebut sebagai data/fakta geografis atau Informasi spasial. Jadi SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu.

Pengertian, Komponen dan Tools Sistem Informasi Geografis (GIS)

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi Sistem Informasi Geografis (GIS) dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya.

Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri dari

#1. Masukan data (data input)

Subsistem masukan data adalah fasilitas dalam Sistem Informasi Geografis (GIS) yang digunakan untuk memasukan data dan merubah bentuk data asli ke dalam bentuk data yang dapat diterima dan dipakai dalam Sistem Informasi Geografis (GIS).

Pemasukan data ke dalam Sistem Informasi Geografis (GIS) dilakukan dengan 3 cara, yakni : pelarikan atau penyiaman, digitasi, dan tabulasi.

Pelarikan (scanning)

Pelarikan atau penyiaman adalah proses pengubahan data grafis kontinyu menjadi data  diskritt yang terdiri atas sel-sel penyususn gambar (pixel)Pelarikan untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan portable scanner yang kini banyak beredar di pasaran. Data hasil penyiaman disimpan dalam bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui proses digitasi. Sistem Informasi Geografis (GIS) berbasis  raster banyak yang menyukai karena pengolahannya lebih mudah, proses tumpang susun (overlay) peta dapat dilakukan secara lebih cepat.

Digitasi

Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital, dalam struktur vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data poligon (area) secara matematis-geometris. Contoh tipe data titik adalah kota, lapangan terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur topografik. Tipe data poligon/area antara lain ditunjukkan oleh bentuk-bentuk penggunaan lahan, klasifikasi tanah, daerah aliran sungai. Tipe-tipe data geografis tersebut dapat saling berinteraksi atau berinteraksi dengan data lain. Misal, data penggunaan lahan dapat berinteraksi dengan data jenis tanah.

Pada beberapa perangkat lunak SIG berbasis windows, seperti Map Info dan Arc View, digitasi dapat dilakukan pada tampilan peta screen monitor komputer, yang merupakan display data hasil penyiaman. Digitasi dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah stretching. Digitasi dengan cara ini dianggap lebih memiliki akurasi yang lebih baik daripada digitasi dengan menggunakan digitizer table. Proses digitasi ini merupakan langkah dalam Sistem Informasi Geografis (GIS) yang paling banyak menyita waktu.

Tabulasi

Basis data dalan Sistem Informasi Geografis (GIS) dikelompokkan menjadi dua, yakni basis data grafis dan basis data non-grafis (atribut). Data grafis adalah peta itu sendiri, sedangkan data atribut adalah  semua informasi non-grafis, seperti derajat kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat, dan lain-lain. Data atribut ini disimpan dalam bentuk tabel, sehingga sering disebut basis data tabuler.Data tabel ini kemudian dikaitkan dengan data grafis untuk keperluan analisis.

#2. Pengelolaan data

Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian data, perbaiakan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada subsistem ini.

#3. Manipulasi dan Analisis data

Fungsi subsistem ini adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam Sistem Informasi Geografis (GIS). Untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapatdilakukan pada subsistem ini.Upaya evaluasi terhadap subsistem ini perlu terus dilakuakan, karena subsistem ini merupakan sentra dalam proses kerjal SIG, dimana informasi baru yang akan dihasilkan ditentukan dalam proses subsistem ini. Beberapa fasilitas yang biasa terdapat  dalam paket Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk manipulasi dan analisis, meliputi empat unsure, yakni : fasilitas penyuntingan, interpolasi spasial, tumpang susun, modeling, dan analisis data.

Penyuntingan

Sebenarnya, sebagian fungsi penyuntingan ini telah dilakuakan dalam subsistem manajemen data (khususnya data spatial), tetapi ada yang belum dikerjakan secara detail, yakni pemutakhiran (up dating) data. Sebagai contoh pemutakhiran data spasial antara lain, peta pola persebaran pemukiman untuk tahun terbaru tidak perlu digitasi ulang, tetapi cukup diperbaharui dengan menambah data baru.

Interpolasi spasial

Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas Sistem Informasi Geografis (GIS) yang rumit, bahkan dapat dikatakan bahwa langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual.Setiap titik pada koordinat tertentu dalam peta memuat sejumlah informasi koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang dikehendaki.Misal, pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng, dapat diinterpolasi. Hasil dari proses interpolasi tersebut adalah peta kontinyu dimana setiap titik pada peta digital tersebut menyajikan informasi berupa nilai riil.

Tumpang susun (overlay)

Tumpang susun ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang akan ditumpangsusunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka kan terjadi kerumitan besar dan sukar dirunut kembali dalam menyajikan satuan-satuan pemetaan baru.

Software SIG yang berbasis raster dapat melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor. Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan dari proses ini sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor.

Pembuatan Model dan Analisis data

Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data, maka proses pembuatan model (modeling) dan analisis data menjadi efisien, dapat dilakukan kapan saja dan dapat dipadukan dengan input data peta baru. Pada bagian inilah terletak manfaat SIG yang besar, yakni ketika seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.

#4. Keluaran data (data output)

Subsistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi baru dan hasil analisis data geografis secara kuantitatif maupun kualitatif. Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip elektronik (file). Keluaran data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu disajikan dalam bentuk  cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat dibaca, dianalisis, dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk data peta).

Tool Sistem Informasi Geografis (GIS)

Dalam pembuatan GIS diperlukan software yang menyediakan fungsi tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis, dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

  1. Tool untuk melakukan input dan transformasi data
  2. Sistem Manajemen Basisdata (DBMS)
  3. Toolyang mendukung query geografis, analisis dan
  4. ArcInfo untuk SIG; CAD system untuk entry graphic data; dan ERDAS serta ER-MAP untuk proses remote sensing data.

Ada 2 tipe sumber data dalam SIG yaitu:

  1. Data Primer, yaitu data yang diukur langsung dengan survey, pengumpulan data lapangan, penginderaan jauh.
  2. Data Sekunder, yaitu data yang didapat dari peta yang sudah ada, tabel-tabel atau sumber lain.

Tambahan :

Software SIG yaitu ER Mapper dan ArcView. Selanjutnya mengerti pula fungsi-fungsi dari menubar dan toolbar yang ada di dalamnya. Selain itu diperkenalkan pula jenis data geografis seperti foto udara, citra satelit dan citra radar. Obyek-obyek yang terekam pada jenis data tersebut mempunyai karakteristik berbeda-beda. Ketelitian yang paling tinggi adalah citra radar, selanjutnya citra satelit dan foto udara.

ER Mapper adalah salah satu software pengolah citra yang sering digunakan data awal yang berasal dari citra (foto udara, citra radar, maupun citra satelit). ArcView merupakan salah satu perangkat lunak (software) dekstop Sistem Inormasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI. ArcView dapat digunakan untuk melakukan visualisasi, mengexplore, menjawab query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis.

Baca juga : Jenis Data geografis Berupa Foto Udara, Citra Radar dan Citra Satelit

SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakanhasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah datayang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.