Panduan Budidaya Ikan Koi / Maskoki

Panduan Budidaya Ikan Koi / Mas koki – Koi merupakan salah satu jenis ikan ekonomis dan mempunyai prospek yang bagus sebagai ikan hias favorit sehingga banyak dipelihara oleh pembudidaya ikan. Koi bukan ikan hias baru di Indonesia. Koi (Cyprinus carpio) dan maskoki (Carassius auratus) masih satu kerabat, keduanya termasuk famili Cyprinidae yang membedakan koi memiliki sungut, berfungsi sebagai organ penciumannya  yang terdapat dibagian mulut, sedangkan maskoki tidak memiliki sungut.  Koi masih satu jenis dengan ikan konsumsi perbedaan diantara keduanya terletak pada bentuk, pola warna, dan pemanfaatnya dan pada proses pembudidaya, maupun pembesarannya sama, dan pada pemberian pakan,

Ikan koi merupakan raja ikan tawar, mempunyai ukuran tubuh cukup besar dan warna sangat bervariasi. Populasi, ikan koi sebagai ikan yang lembut dan jinak, karena tidak ada jantan yang mengganggu koi betina serta ikan koi tidak akan mengganggu ikan koi baru. Koi mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Salah satu penyebab koi banyak dipelihara adalah karena sangat mudah dalam pemberian pakan, koi dapat diberi pakan berasal dari hewan atau tumbuhan, namun untuk menghasilkan koi dengan kualitas dan warna yang bagus membutuhkan adanya pakan buatan. Pakan buatan merupakan campuran dari berbagai bahan nabati, hewani dan vitamin.

Sejarah Ikan Hias Koi Dan Mas koki

Jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan bahkan yang tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada jepang. Mereka lantas menamakan koi jerman ini dengan tipe sisik standar untuk koi, dan hasilnya melengkapi keanekaragman dasar variasi sisik koi, jika koi warna-warni jepang dikenal sebagai Nishikogoi, maka koi jerman ini popular dengan sebutan Doitsugoi (koi jerman). Dalam bahasa Jepang, Nishiki mengandung makna kain dan goi adalah karper.

Panduan Budidaya Ikan Koi / Maskoki

Melalui pembudidayaan selama ratusan tahun, akhirnya diperoleh strain karper berwarna merah atau biru cerah. Karper itulah yang menjadi titik awal untuk menghasilkan strain-strain karper yang lebih indah. Tahun 1870 lahirlah karper kohaku (merah putih) menyusul pada tahun 1910 shiroutsuri (putih dan hitam) dan kinutsuri (kuning dan hitam). Selanjutnya pada tahun 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain, sebelumnya hanya satu warna. Adapun koi-koi cantik yang mulai dikenal adalah showa sake (merah, putih dan hitam). Selain itu muncul juga koi dengan corak lain seperti kinrin (sisik emas), ginrin (sisik perak), dan ogon (sisik emas).

Baca Juga : Jenis-Jenis Ikan Koi Unggulan

Budidaya perikanan air tawar khususnya koi yang dilakukan masyarakat Indonesia, dapat digolongkan atas tiga pola, yaitu:

  1. Pola budidaya tunggal (monoculture), dalam satu unit lahan usaha hanya satu jenis ikan yang dipelihara.
  2. Pola budidaya campuran (polyculture), dalam satu unit lahan usaha, jenis ikan utama dipelihara bersama-sama dengan jenis ikan lainnya. Jenis-jenis lain yang dipelihara bukan pemangsa ikan utama dan sebaliknya.
  3. Pola budidaya diversifikasi, dalam satu unit lahan usaha terdapat beberapa subsistem budidaya dari beberapa jenis ikan yang dipelihara, baik pola tunggal maupun campuran bersama dengan usaha budidaya komoditi perairan lainnya.

Kualitas air sangat menentukan bagus tidaknya warna koi. Menurut The latest manual of nisikigoi, 70% warna koi ditentukan oleh mutu genetik ikan itu sendiri, 20% air, dan 10% faktor-faktor lainnya. Air yang bagus untuk koi ber-pH 7,2-7,4, kandungan mineral besi, klorin, dan belerang sangat rendah. Kandungan oksigen tinggi, suhu stabil 25-30oC. Kepadatan koi dikolam sesuai kondisi kolam, jangan sampai terlalu padat. Jumlah ideal tergantung umur dan ukuran koi, serta luas, dan dalamnya kolam.

Jumlah populasi koi ideal berdasarkan ukuran dan kedalaman kolam berturut turut dari Umur, Panjang, Kedalaman Kolam (cm), Populasi m2 adalah sebagai berikut :

  • 2, ± 5 cm, 20-30, ± 40
  • 3, ± 7 cm, 30, ± 10
  • 4, ± 13 cm, 30-45,  ± 10
  • 5, ± 17 cm, 30-45, ± 5
  • 6, ± 23 cm, 30-45, ± 5
  • 7, ± 27 cm, 30-45, ± 5
  • 8, ± 35 cm, 30-45, ± 5

Tahapan Budidaya Koi / Mas koki

1. Tahap seleksi induk

Syarat utama induk adalah sudah matang kelamin dan matang tumbuh. Matang kelamin artinya induk jantan telah menghasilkan sperma dan induk betina telah menghasilkan telur yang matang. Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat, sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang, tidak loyo. Umur minimal 2 tahun pada jantan dan 3 tahun pada betina.

Ciri yang membedakan induk betina dan jantan 

Betina : Badan bagian perut besar, buncit dan lembek, Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat, Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

Jantan : Bada tampak  langsing, Gerakan lincah dan gesit, Jika perut disriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2. Persiapan kolam

Ada tiga jenis kolam budidaya, kolam ini tergantung dari segmen budidaya apa yang ingin Anda lakukan, Berikut 3 jenis kolam yang perlu ANda persiapkan :

Kolam Pembesaran

Kolam Pembesaran tidak menuntut harus spesifik, cukup manfaatkan kolam yang ada. Cukup buat kolam tembok dengan ukuran minimal 3 meter kali 2 meter atau bisa lebih dengan kedalaman 1 meter.

Panduan Budidaya Ikan Koi / Maskoki
Kolam Pembesaran

Persiapan kolam pendederan

Ukuran kolam pendederan 14×18 m2= 250 m2 lahan. Dikeringkan 2-3 hari , diberi kotoran ayam 2,5 kg/m2 ,urea 10 gr/ m2  dan SP 36  10 gr /m2 diisi air 15-20 cm.setelah hari ke 2 air dinaikkan menjadi 10-15 sampai hari ke 3. Sehingga pada hari ke dua ketinggian iar menjadi 70-80 cm.

Kolam dibersihkan terlebih dahulu, dalam koi disiapkan kakaban atau tanaman karena sifat dari telur ikan koi adalah menempel. Kakaban dipasang dikolam setelah kolam diisi air. Air yang selalu mengalir akan merangsang ikan koi untuk berpijah.

Penentralan pH menggunakan kapuk, namun di BBI Pringtutul tidak menggunakan kapur karena kondisi lingkungan di BBI  Pringtutul merupakan kawasan daerah gunung kapur, pH berkisar 6-7. Nilai pH berkaitan dengan kandungan CO2 bebas, semakin tinggi kandungan CO2 bebas maka nilaii pH akan bergerak kearah basa.

Panduan Budidaya Ikan Koi / Maskoki
Kolam Pendedaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH antara lain suhu oksigen terlarut, alkalinitas dan adanya berbagai kation jenis dan stadia organisme dalam perairan. Adanya tingkat lingkungan yang berkapur didaerah ini menyebabkan kandungan pH menjadi basa. Menurut kriteria yang ditetapkan BPPP (1990) nilai pH yang baik untuk mendukung usaha perikanan adalah 6-9.

Persiapan kolam pemijahan.

Persiapan kolam terdiri dari kolam pemeliharaan induk dan kolam pemijahan. Kolam pemijahan dapat berupa kolam tembok dengan ukuran 2×2 m2 Kolam pemijahan di bersihkan dahulu dari lumut, serta hewan yang terdapat didalam kolam.

Panduan Budidaya Ikan Koi / Maskoki
Kolam Pemijahan

Kondisi kolam yang digunakan untuk memijahkan airnya selalu mengalir dan kakaban mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm, memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4x3x1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang, memasang kakaban di tempat pemijahan.

Kolam pemijahan terdapat dua buah happa karena memijahkan antara varietas ikan tancho dan sanke, sehingga untuk mengefisienkan tempat di lakukan secara bersamaan namun dibatasi dengan happa yang berbeda. Bambu dalam kolam pemijahan berfungsi sebagai pemberat agar kakaban tenggelam di air.

2. Tahap pemijahan

Induk ikan koi dapat dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan memijah pada tengah malam. Induk betina akan mengelilingi kolam dengan diikuti koi jantan dibelakangnya. Induk jantan akan menempelkan badannya ketika mengikuti betina, pada puncaknya induk betina akan mengeluarkan telur dan sesekali meloncat keudara, ikan koi jantan akan mengeluarkan sperma. Telur ikan koi yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau tumbuhan air, sebagian telur juga akan jatuh kedasar kolam. Pagi hari induk dipisahkan dengan telurnya apabila pemindahan terlambat maka telur akan dimakan oleh induknya.

 Ukuran dan banyak telur tergantung dari induknya. Diameter telur antara 1,5-1,8 mm, dengan bobot 0,17 – 0,20 mg, berwarna kuning cerah, namun kemudian warnanya berubah menjadi bening. Sekali memijah ikan betina dapat menghasilkan telur 20.000-40.000 butir.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemijahan ikan koi yaitu:

  1. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak cadas.
  2. Air tidak terlalu keruh, kadar osigen cukup, debit cukup, suhu berberkisar 25oC.
  3. Diperlukan bahan penempel telur seperti kakaban tau tumbuhan air.
  4. Jumlah induk yang dibesarkan tergantung dari luas kolam, dengan patokan seekor induk dengan berat 1 kg memerlukan 5 meter persegi
  5. Pemeberian pakan secara teratur 2 kali sehari dengan takaran 2-4% dari berat induk.

Baca Lengkap Tentang : Panduan Pemijahan Ikan Koi / Maskoki

Penetasan telur

Telur dapat menetas dengan baik, maka telur harus terendam dalam air dan suhu dijaga agar tetap konstan. Jika suhu terlalu dingin penetasan akan berlangsung lama, sedangkan jika suhu terlalu tinggi telur akan mati dan membusuk. Telur ikan koi akan menetas dalam waktu 2-3 hari, setelah menetas kakaban diangkat, dipindahkan ketempat lain. Koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan pakan utama, selama masih ada cadangan makanan dalam kuning telur koi tidak membutuhkan makanan, setelah 3 sampai 4 hari ikan koi membutuhkan pakan alami untuk pakannya. Pemberian pakan larva dapt menggunakan suspense dari kuning telur rebus yang didilarutkan dalam 5 liter air  untuk 1 kuning telur.

3. Tahap pendederan 

Tahap pemeliharaan benih ikan koi sejak menetas sampai umur 1 bulan yang selanjutnya siap dibesarkan atau dipendahkan ke kolam pembesaran. Pendederan dibagi kedalam tiga tahap sebagai berikut:

  1. Pendederan 1 (2 hari) pemeliharaan benih umur 0hari hinggga umur 2 hari
  2. Pendederan 2 (12 hari) pemeliharaan benih umur 2 hari hingga umur 12 hari
  3. Pendederan 3 (14 hari) pemeliharaan benih umur 12 hari hingga umur satu bulan

4. Tahap pembesaran 

Tahap pembesaran ini dimulai umur 1 bulan hingga mencapai ukuran siap jual yang umur3-5 bulan. Tahap pembesaran ini dilakukan seleksi pada:

  1. Bulan ke 2 panjang antara 0s/d 5 cm.
  2. Bulan ke 3 panjang diantara 5 s/d 10 cm,
  3. Bulan ke 4 panjang diantara 10 s/d 15 cm
  4. Bulan ke 5 panjang diantara 15 s/d 20 cm.
  5. Bulan ke 6 panjang diantara 20 s/d 25 cm
  6. Bulan ke 7  panjang diantara 25 s/d 30 cm
  7. Bulan ke 8 panjang diantara 30 s/d 35 cm
  8. Dan seterusnya hingga benih ikan koi sampai habis, dan biasanya baik/ super dipelihara sebagai calon indukkan.

Budidaya ikan koi merupakan salah satu hal yang diperhatikan karena memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan dengan komoditas ikan hias lainnya. Hal-hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan koi antara lain bentuk dan kontruksi kolam, saluran air, kemalir dan persiapan kolam. Persiapan kolam meliputi pengeringan dan pembuatan kemalir, dan pemupukan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.