MAKALAH METODE BERCERITA

METODE BERCERITA

A.    Pendahuluan

Dalam kegiatan pembelajaran ada beberapa komponen yang saling terkait dan berhubungan. Komponen-komponen pembelajaran itu meliputi siswa, tujuan, metode, strategi, media, evaluasi dan umpan balik. Semua komponen itu saling berkaitan untuk membentuk suatu sinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran memegang posisi yang strategis dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran pada dasarnya adalah menyesuaikan antara tugas dan tujuan yang akan ditempuh siswa. Pemilihan metode yang tepat akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah metode bercerita. Metode ini mengandung arti menceritakan secara kronologis tentang terjadinya suatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi maupun rekaan saja.
Dalam Al Qur’an banyak ayat yang isinya menceritakan kisah. diantaranya dalam surat Al Hud ayat 120:
وكلّا نقصّ عليك من انبياء الرّسل مانثبّت به فؤادك وجاءك في هذه الحقّ وموعظة وّذكرى للمؤمنين
“Dan semua kisah Rasul Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) agar Kami teguhkan hatimu dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasehat, dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”.

Dalam tafsir Al Muyassar,  dapat diketahui bahwa nabi Muhammad mendapat cerita tentag kisah nabi dan rasul sebelumnya agar nabi mendapat penguatan hati. Dalam Al Qur’an terdapat berita-berita sebagai penjelasan tentang kebenaran dan sebagai peringatan bagi orang-orang kafir dan pengajaran bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya.

Salah satu fungsi cerita atau kisah adalah sebagai pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Dalam Al Qur’an surat Yusuf ayat 111 disebutkan:

لقدكان في قصصهم عبرةلّاولي الباب
“ Sesungguhnya kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”

Dalam Tafsir Al Muyassar,  disebutkan bahwa pada kisah para rasul yang telah diceritakan  dan dalam Al Qur’an mengenai kisah orang-orang yang mendustakan rasul terdapat pelajaran bagi orang-orang yang memiliki akal sehat. Al Qur’an itu bukan cerita yang dibuat-buat, akan tetapi Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad untuk membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu (halal, haram, makruh, dan sebagainya) dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

B.    Metode Bercerita

1.    Pengertian Metode Bercerita

Metode bercerita yaitu metode yang dilakukan dengan menceritakan peristiwa-peristiwa penting bersejarah yang mengandung ibrah (nilai moral, sosial, rohani), baik mengenai kisah yang bersifat kebaikan yang berakibat baik maupun kisah kezaliman dan membawa akibat buruk. 
Bercerita dapat dijadikan metode untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.  Dalam cerita atau dongeng dapat ditanamkan berbagai macam nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan sebagainya.
Tidaklah mudah untuk dapat menggunakan metode bercerita ini. Dalam bercerita seorang guru harus menerapkan beberapa hal, agar apa yang dipesankan dalam cerita itu dapat sampai kepada anak didik. Beberapa hal yang dapat digunakan untuk memilih cerita dengan fokus moral, diantaranya:a. Pilih cerita yang mengandung nilai baik dan buruk yang jelas.

2.    Fungsi dan Tujuan Metode Bercerita

Bercerita mempunyai makna yang penting bagi perkembangan anak karena melalui bercerita akan dapat:
  • Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya
  • Mengkomunikasikan nilai-nilai sosial
  • Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan
  • Menanamkan eros kerja, etos waktu, dan etos alam
  • Membantu mengembangkan fantasi anak
  • Membantu mengembangkan dimensi kognitif anak
  • Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak
Tujuan bercerita menurut Musfiroh yang dikutip oleh Subur  adalah sebagai berikut:
  • Melatih daya tangkap dan daya pikir siswa
  • Melatih daya konsentrasi dan imajinasi
  • Membantu perkembangan fantasi
  • Mengembangkan suasana menyenangkan di kelas
Sedangkan tujuan bercerita menurut Majid yang dikutip oleh Subur   adalah sebagai berikut:
  • Menghibur dan menyenangkan siswa
  • Meningkatkan kemampuan siswa secara umum
  • Mengembangkan imajinasi
  • Mendidik akhlak
  • Mengasah rasa

3.    Teknik Bercerita

Menurut Rahmawati yang dikutip oleh Subur,  ada beberapa hal yang dilakukan agar dapat  bercerita dengan baik, diantaranya:
  • Kuasai isi cerita dan pesan yang terkandung di dalamnya
  • Jangan membawa buku/teks cerita
  • Pegang rahasia cerita terutama di awal cerita
  • Gunakan bahasa yang menarik
  • Gunakan dialog antar tokoh dalam cerita
  • Berlakon/berperan dengan menggunakan bahasa tubuh ketika bercerita
  • Jangan memotong cerita
  • Hubungkan cerita dengan kehidupan sehari-hari
Pada saat menggunakan metode bercerita, guru dapat menggunakan teknik-teknik berikut ini:
  • Teknik bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita
  • Teknik bercerita dengan menggunakan ilustrasi dari buku
  • Teknik bercerita dongeng
  • Teknik bercerita dengan papan flanel
  • Teknik bercerita dengan menggunakan boneka

 

4.    Hadist Tentang Metode Bercerit

عن ابي غريرة رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال بينا رجل يمسي فشتد عليه العطش فنزل بئرا فشرب منها ثم خرج فإذوهوبكلب يلهث يأكل الثرى من العطش فقا ل لقد بلغ بي فملا حفه ثم امسكه بفيه ثم رقي فسقى الكلب فشكر الله له فغفر له قالوا يا رسول الله فان لنا في البهائم ا جرا قال في كل كبد رطبة اجر (ر واه البخار)
 “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:”‘ketika seorang laki-laki sedang berjalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian ia masuk ke sumur lagi dan ia memenuhi sepatunya dengan air kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah, adakah mendapat pahala karena kita menolong hewan? Rasulullah menjawab: di setiap yang mempunyai limpa basah ada (pahalanya)” (HR. Imam Bukhari).

5.    Analisis Hadist Tentang Metode Bercerita

Dari Hadits diatas dapat kita ketahui, bahwa Rasulullah sering menggunakan metode bercerita dalam memberikan menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang menarik yang dilakukan Rasulullah. Teknik ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan sahabatnya.
Teknik bercerita adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan insan. Sebagai contoh aspek pembangunan insan lebih diminati dan dihayati apabila disampaikan dalam bentuk plot cerita atau drama, dibandingkan jika hanya disampaikan dalam bentuk fakta akademik. Bukti terbaik penggunaan teknik ini adalah bagaimana Al Qur’an banyak menggunakan teknik ini dalam penyampaian ajaranya, begitu juga Hadits Nabi yang turut menggunakan teknik ini.

C.    Kesimpulan

Bercerita merupakan salah satu metode yang efektif dalam kegiatan pembelajaran. Diantara fungsi metode bercerita adalah melatih daya tangkap dan daya pikir siswa, melatih daya konsentrasi dan imajinasi, membantu perkembangan fantasi, mengembangkan suasana menyenangkan di kelas, menghibur dan menyenangkan siswa, meningkatkan kemampuan siswa secara umum, mengembangkan imajinasi, mendidik akhlak, mengasah rasa.
Dalam Al Qur’an maupun hadist banyak dicontohkan penggunaan metode bercerita. Diantaranya dalam Al Qur’an misalnya dalam surat Hud ayat 120 dan surat Yusuf ayat 111.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.