Pemanfaatan Limbah-Limbah pertanian Untuk Pakan Ternak

Pemanfaatan Limbah-Limbah pertanian Untuk Pakan Ternak – Pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak merupakan suatu alternative bijaksana dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Mengingat penyediaan rumput dan hijauan pakan lainnya sangat terbatas. Limbah yang berasal dari limbah tanaman pangan seperti jerami, padi, dan lain-lain ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh pola pertanian tanaman pangan di suatu wilayah, jika melimpah secara non-konfensional limbah ini digunakan, namun penggunaan limbah kurang optimal jika tidak dibantu oleh peran bakteri, untuk meningkatkan potensi limbah tersebut yang digunakan sebagai pakan ternak yaitu dengan teknik fermentasi menggunakan berbagai macam bakteri, limbah pertanian yang sebelumnya memiliki kandungan nutrisi yang kurang optimal atau kurang diserap oleh ternak menjadi tinggi nutrisi yang terkandung.

Berikut macam-macam limbah pertanian yang dapat dimanaatkan sebagai pakan ternak:

Pemanfaatan Limbah-Limbah pertanian Untuk Pakan Ternak

1. Limbah Kopi :

Limbah kopi yang dipakai untuk pakan ternak berasal dari kulit kopi. Hasil yang didapat dari penggunaan limbah kopi ini sangat baik yaitu dapat menghasilkan pertambahan bobot badan ternak.

2. Limbah Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu bahan pakan yang memiliki potensi sangat tinggi dibandingkan dengan limbah hasil pertanian dan perkebunan lainnya. Akan tetapi, potensi limbah kelapa sawit yang tinggi, ternaya belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.

3. Daun Dan Pelepah Kelapa Sawit

Daun dan pelepah kelapa sawit merupakan salah satu bahan pakan ternak yang memiliki potensi yang cukup tinggi, akan tetapi kedua bahan pakan tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh peternakan sapi. Karena berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kedua bahan pakan tersebut mengandung lignin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jerami padi yang hanya mengandung 13% BK. Tingginya kadar lignin di dalam pakan akan mengakibatkan rendahnya palatibilitas, nilai gizi dan daya cerna terhadap pakan.

4. Jerami Jagung

Limbah agroindustri banyak tersedia dan beragam dalam jenis di daerah tropis yang menjadi sumber utama untuk meningkatkan produktivitas ternak. Limbah jagung adalah salah satu contoh bahan baku pakan ternak yang tersedia di dalam negeri, namun limbah tanaman jagung belum dimanfaatkan secara optimal untuk pakan ternak, karena kualitas yang rendah dan mengandung serat kasar yang tinggi.

5. Limbah Tebu

Bagi negara tropis, tanaman tebu merupakan tanaman yang bersifat multiguna baik sebagai pangan manusia maupun pakan ternak. Limbah utama dari tanaman tebu yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah pucuk tebu/daun, molases, ampas tebu dan empulur.

6. Limbah Tanaman Kakao

Tanaman coklat (Theobroma cacao, Linn.) tumbuh secara baik di daerah tropis, termasuk Indonesia. Kulit buah (pod) cokelat merupakan limbah utama dari tanaman coklat yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Limbah kulit buah kakao yang dihasilkan dapat mencapai 75,6% dari total biji kakao.

7. Limbah Daun Kol

Limbah daun kol sering digunakan untuk pakan ternak sapi perah.

8. Limbah Pisang

Digunakan saat musim kemarau dimana terjadi kekurangan hijauan pakan ternak.

9. Limbah Kulit Buah Nanas

Digunakan untuk sapi potong. Ketersediaan pakan ternak sepanjang tahun merupakan persyaratan mutlak bagi keberlangsungan usaha peternakan. Biaya untuk penyediaan makanan ternak khususnya sapi di Gunung Kidul menempati porsi terbesar dalam biaya produksi yang besarnya mencapai 60 % – 80 %.Besarnya biaya tersebut ditentukan oleh jenis dan bangsa ternak yang dikembangkan.

10. Jerami Padi

Ternak ruminansia seperti sapi ,kerbau, domba dan kambing merupakan ternak herbivora yang memiliki sistim pencernaan yang berbeda dengan ternak non ruminansia (unggas dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi yaitu hijauan dan produk sampingan pertanian.

Jerami padi merupakan salah satu produk sampingan pertanian dan sangat tersedia pada musim panen padi. Namun jerami padi tergolong bahan pakan yang berkualitas rendah karena kandungan serat kasarnya tinggi. Hal ini secara fisik dapat dilihat dari penampilan yang liat dan sukar putus (mengandung lignin tinggi) sehingga dibutuhkan teknologi yang dapat menguraikan ikatan tersebut dan meningkatkan gizi jerami padi.

Fermentasi jerami adalah suatu teknologi yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Pada jaman dahulu fermentasi jerami mungkin masih dirasa sulit dan tidak praktis karena masih harus mengingat berbagai macam campuran bahan dengan perbandingan tertentu dan itupun tidak selalu tersedia. Tetapi sekarang ada teknologi fermentasi jerami yang praktis murah dan mudah dalam pelaksanaanya yang bisa diterapkan oleh peternak di pedesaan. Cara ini menggunakan satu macam bahan yang bisa langsung ditaburkan pada tumpukan jerami baik jerami kering maupun jerami basah (habis dipanen). Dengan cara ini jerami dapat diubah menjadi pakan ternak yang bergizi, dan berdaya cerna tinggi. Fermentasi jerami ini dapat dilakukan dengan 2 macam cara yaitu secara konvensional dan non konvensional. Konvensional yaitu dengan membiarkan jerami tersebut tanpa menambahkan kultur kedalamnya, sedangkan yang non konvensional yaitu dengan cara menambahkan kultur pada proses fermentasinya.

Baca Juga : Pakan Alternatif Kambing Dari Amonisasi Jerami

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.