6 Musuh Pelajar

6 Musuh (Dalam Selimut) Seorang Pelajar 

1.    Handphone/Gadget

Fungsi utamanya adalah alat komunikasi. Seiring perkembangan teknologi fitur dan aplikasi dalam handphone dan gadget semakin banyak dan canggih pula. Para pelajar akan semakin disibukkan mengutak-atik handphone dan gadgetnya.

Para pelajar akan mengabaikan belajar pelajaran sekolah demi eksis di sosial media seperti facebook, twitter, instagram dll.

Bukan hanya yang sudah besar, namun anak-anak kecil tingkat SD atau bahkan Tk sudah mahir memainkan permainan dalam handphone dan gadget tersebut, mereka sudah banyak yang terkena candu dari efek handphone dan gadget.

2.    Internet

Era modern ini, internet sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia. Bagi generasi sekarang, mungkin slogan “tiada hari tanpa internet” pas untuk menyebutkan realita yang ada.

Bagi para pelajar, internet sangat berguna sebagai salah satu sumber belajar. Referensi soal dan buku-buku pelajaran dengan mudah diunduh melalui internet. Namun disisi negatifnya adalah di internet pula banyak terkandung racun-racun yang bisa merusak kehidupan bagi para pelajar.

Konten pornografi sangat mudah diakses oleh para pelajar. Kebiasaan budaya sekuler hilir mudik dan tanpa henti terus tampil mengikuti induk globalisasi. Selain berbahaya bagi personal para pelajar, ini juga sangat berbahaya bagi budaya dan karakter bangsa Indonesia sendiri.

3.    Televisi

Tontonan dalam televisi seharusnya menjadi tuntunan bagi masyarakat. Namun namanya juga sebuah industri, keuntunganlah yang menjadi peioritas utama. Mutu, kualitas dan nilai dalam suatu acara bukan lagi menjadi yang utama. Produksi acara yang abal-abal dan tak jelas bukanlah suatu masalah, asalkan itu mendapatkan share dan rating yang tinggi.

6 Musuh Pelajar

Realitas diatas membuat kita disuguhi acara-acara yang tidak mendidik, termasuk bagi para pelajar. Sinetron-sinetron yang sudah menjamur dan beranak pinak setiap hari pasti tidak jauh dari tema pacaran. Belum lagi busana yang ditampilkan cenderung menjurus ke budaya barat.

Setiap hari para pelajar dicekoki dengan acara-acara seperti itu, lama-kelamaan gaya bicara, gaya busana, gaya bergaul yang diperankan dalam sinetron-sinetron tersebut akan ditiru oleh para pelajar kita.

Uraian diatas hanyalah akibat turunan dari televisi sebagai musuh pelajar. Ynag jadi masalah utama adalah kebiasaan menonton televisi yang berlebihan. Durasi menonton televisi para pelajar jauh lebih lama dibandingkan waktu untuk belajar. Disini peran orang tua berpengaruh besar terhadap bahaya yang diakibatkan oleh televisi. Orang tua harus berani membatasi dan mengatur porsi antara belajar dan televisi.

4.    Teman

Teman bisa menjadi musuh? Mengapa tidak! Musuh disini bukan berarti teman-temanmu akan mengajak erkelahi denganmu. Musuh disini lebih kepada efek negatif yang ditimbulkan.

Sengaja atau tidak, teman bisa saja mengajak kepada hal-hal yang merugikan masa depan. Atas nama solidaritas, kita kadangkala tidak berani menolak dan mengikuti saja apa yang teman lakukan tanpa pikir panjang.

Bertemanlah dengan siapapun, tapi lakukan segala apapun yang dilakukan teman itu. Kita harus bisa memilih yang baik dan buruk untuk kita sebagai pelajar.

5.    Motor/Mobil

Orang tua membelikan motor atau mobil sebagai alat transportasi. Untuk memudahkan dan mengefektifkan waktu ketika berangkan dan pulang sekolah, ataupun hal-hal yang hubungannya dengan sekolah.

Tapi apa realitanya? Motor/mobil digunakan sebagai barang yang akan dipamerkan didepan teman-teman dan juga digunakan untuk main-main. Sibuk mengejar dan main, pasti dia akan mengabaikan yang namanya belajar.

6.    Perlengkapan Penampilan

Pelajar zaman sekarang banyak yang memilih lebih suka terlihat cantik, ganteng dan modis daripada terlihat pintar. Tak segan, mereka akan menggunakan uangnya untuk membeli baju, membeli sepatu, membeli alat kecantikan, perwatan di salon daripada untuk membeli buku-buku atau sumber belajar lain.

-RianNova-

Baca juga : Tips masuk sekolah baru

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.