5 Contoh Tanaman Bunga Monokotil

5 Contoh Tanaman Bunga Monokotil – Tumbuhan biji berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yaitu biji berkeping dua atau dikotil dan biji berkeping satu monokotil. Ciri monokotil yang paling khas adalah pada biji tunggal karena hanya memiliki satu daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, biji berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita.

(Pertama) Anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris)

Kingdom: Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Liliopsida

Sub classis : Lilidae

Ordo : Orchidales

Familia : Orchidaceae

Genus : Arachnis

Species : Arachnis flos-aeris

Anggrek kalajengking merupakan tanaman herba yang berperiodesitas perenial, sistem perakarannya adalah akar udara atau tunjang. Anggrek kalajengking memiliki percabangan yang monopodial. Arah tumbuh batangnya tegak lurus dengan batang yang bulat dan permukaan yang kasar. Tata letak daunnya adalah berseling dan bagian-bagian daunnya tidak lengkap. Bentuk daun dari anggrek kalajengking adalah memanjang dengan pangkal dan ujung daun adalah rata dan terbelah serta tepi daunnya rata. Pertulangan daunnya sejajar. Bunga dari anggrek kalajengking adalah lengkap.

Baca juga : Jenis dan morfologi tanaman Anggrek

(Kedua) Bunga Talas (Colocasia esculenta)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Liliopsida

Sub classis : Arecidae

Ordo : Arales

Familia : Araceae

Genus : Colocasia

Species : Colocasia esculenta

Talasan adalah tanaman herba monokotil tahunan. Kecuali spesies Amorphophallus, daun yang muncul dari tunas apikal komus berupa gulungan dengan tangkai daun panjang dan tegak yang menopang lembar daun yang lebar dan besar, berbentuk tameng. Tangkai daunnya lembut panjang padat berisi, tetapi memiliki banyak rongga udara yang memungkinkan tanaman beradaptasi terhadap kondisi tergenang. Sifat umum talasan adalah terdapatnya cairan getah menggigit yang ditemukan di seluruh jaringan.

Tinggi tanaman ini antara 0,5 – 1,5 m dan memiliki daun berjumlah 2 sampai dengan 5 helai. Daun merupakan daun lengkap, yaitu memiliki helaian daun, tangkai daun dan pelepah serta termasuk daun tunggal. Tangkai daun berwarna hijau, bergaris-garis tua dengan panjang 20 – 60 cm. Daun berbentuk perisai, berwarna hijau dan terkadang agak kekuning-kuningan. Pangkal daun berlekuk dan ujungnya meruncing. Ibu tulang daun daun besar dan dapat dibedakan dengan jelas dengan anak-anak tulang daun lainnya. Tepi daun rata, dengan pertulangan daun menjari dan tipe peruratan daun memata jala. Bagian bawah daun berlapis lilin, sedangkan bagian atas daun berwarna lebih cerah dari bagian bawahnya dan memiliki tekstur yang kasap. Batang sangat pendek, biasanya terbungkus oleh pelepah daun dan berbentuk umbi (bongkol) yang seringkali kita konsumsi. Batang berada di dalam tanah, berwarna coklat agak kehitaman dan terkadang diseliputi oleh bulu-bulu yang halus. Batang berbentuk bulat dan jarak antar ruas batang sangat sempit atau pendek. Arah tumbuh batang tegak, sehingga berdasarkan arah tumbuhnya cabang maka talas memiliki model arsitektur Chamberlain. Akar tanaman ini termasuk sistem perakaran serabut, dimana akar berasal atau tersusun atas sekelompok akar adventif yang terletak pada batang yang sangat pendek dan berbentuk filiformis.

Kegunaan

Kormus dan kormel talas-talasan digunakan sebagai sayuran berpati yang disiapkan dengan cara direbus, dan dimakan setelah dibakar, dipanggang, dikukus atau digoreng. Penyiapan bentuk pasta (getuk) dilakukan dari kormus talas rebus adakalanya juga berasal dari kormus sente rebus. Kedua hasil persiapan ini kadang-kadang dimakan setelah peragian, yang menyebabkan produk tersebut agak masam. Produk sente lebih terkenal daripada produk talas-talasan karena sente sendiri lebih mudah ditanam, lebih toleran terhadap kesuburan tanah rendah, lebih tahan terhadap penyakit, toleran terhadap kekeringan, dan kualitas layak santapnya lebih baik.

Komus/kormel talasan adalah sumber pangan berkabohidrat tinggi yang murah, tetapi dari sudut gizi memiliki kandungan protein dan vitamin yang rendah. Pati talas-talasan mudah dicerna dan tidak menyebabkan alergi. Komposisi organ lumbung ini rata-rata 65-80% air dan 20-25% karbohidrat. Kandungan pati pada kormus dan kormel sente umumnya lebih daripada talas, dan kormel sente memiliki kandungan pati lebih tinggi daripada kormusnya. Kormus dan kormel kering dari kedua jenis talas ini dapat digiling menjadi tepung. Kormus dan kormel matang memiliki kandungan gula rendah.

Daun muda dan tangkainya yang lembut digunakan sebagai sayuran hijau. Kandungan protein daun sekitar dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi daripada kormus dan kandungan vitamin C nya umumnya lebih baik. Pucuk talas yang dipucatkan, yang dikonsumsi sebelum daunnya membuka, diperoleh dengan cara menyimpan kormus di tempat gelap pada suhu tinggi. Komponen penyebab rasa menggigit, sekalipun ada biasanya pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan dalam kormus, dan dapat dibuang dengan sekali atau dua kali mendidihkan kormus dalam air.

(Ketiga) Bunga Palem Kuning (Dipsis lutescens)

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Liliopsida

Ordo : Arecales

Familia : Arecaceae

Genus : Dipsis

Species : Dipsis lutescens

Palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens syn. Dypsis lutescens) adalah tanaman hias populer yang biasa dijumpai di pekarangan. Tumbuhan anggota suku pinang-pinangan (Arecaceae) ini berasal dari Madagaskar namun di tempat asalnya sekarang terancam.

5 Contoh Tanaman Bunga Monokotil

Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga setingg 6m, meskipun biasanya di pekarangan hanya setinggi 3m karena alasan keindahan. Seperti palem lainnya, daun tersusun majemuk, menyirip. Warna helai daun hijau terang, cenderung kekuningan (sehingga disebut palem kuning). Daun ini memiliki pelepah daun yang cukup panjang dan menutupi batang yang beruas-ruas. Jumlah anak daun sekitar 80 hingga 100 lembar.Tingginya dapat mencapai 1m dengan bunga berwarna kuning. Buah berdiameter hingga 2,5m dan berwarna kuning hingga ungu.Perbanyakannya relatif mudah karena dapat diperbanyak secara vegetatif.

(Keempat) Pinus merkusii

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Coniferophyta

Kelas: Pinopsida

Ordo: Pinales

Famili: Pinaceae

Genus: Pinus

Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr

Pinus merkusii adalah berukuran sedang sampai besar pohon , mencapai 25-45 meter (82-148 kaki) tinggi dan dengan diameter batang sampai 1 meter (3,3 kaki). Kulit adalah oranye-merah, tebal dan sangat pecah-pecah di dasar bagasi, dan tipis dan renyah di mahkota atas. Para daun (‘jarum’) yang berpasangan, sangat ramping, 15-20 cm panjang dan kurang dari 1 mm tebal, hijau menjadi hijau kekuning-kuningan.

Pohon besar dengan tinggi mencapai 50(-70) m, berbatang lurus dan bulat, berdiamater rata-rata 55 cm tapi terkadang dapat mencapai hingga 140 cm; daun-daun berbentuk jarum, ramping namun kaku, dan tersusun berpasangan (needles in pairs), panjang daun 16-25 cm, strobilus muncul soliter atau berpasangan dan posisinya terhadap batang hampir duduk (almost sessile), strobilus berbentuk silinder dengan panjang 5-11 cm, strobilus segera gugur setelah merekah hingga mencapai bentuk bulat telur; sisik-sisik strobilus (apophysis) berbentuk persegi panjang dengan permukaan yang halus sedangkan bagian ujung strobilus (umbo) agak bulat pejal (almost depressed); biji kecil bersayap mudah gugur (deciduous) dengan panjang sekitar 2.5 cm.

Pohon Pinus umumnya digunakan sebagai sumber bahan bangunan. Penanaman pohon Pinus dapat menghambat pertumbuhan alang-alang dengan baik. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan yang dapat digunakan untuk memulihkan kembali lahan-lahan kritis.

(Kelima) Melinjo

Kerajaan: Plantae Divisi: Gnetophyta Kelas: Gnetopsida Ordo: Gnetales Famili: Gnetaceae Genus: Gnetum Spesies: G. gnemon

Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.[ Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.

Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 – 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah.

Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).

Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif.Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping.Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.