Zonasi Dan Jenis-Jenis Mangrove Segara Anakan

Zonasi Dan Jenis-Jenis Mangrove Segara Anakan – Vegetasi mangrove secara khas memperlihatkan adanya pola zonasi. Vegetasi mangrove berkaitan erat dengan tipe tanah (lumpur, pasir, atau gambut), keterbukaan (terhadap hempasan gelombang), salinitas serta pengaruh pasang surut. Kondisi salinitas sangat mempengaruhi komposisi mangrove. Berbagai jenis mangrove mengatasi kadar salinitas dengan cara yang berbeda-beda. Zona vegetasi mangrove berkaitan erat dengan pasang surut dan frekuensi banjir. Lebar zona mangrove jarang melebihi 4 kilometer. Tumbuh dalam 4 zona :

a) Mangrove terbuka

Mangrove berada pada bagian yang berhadapan dengan laut. Zona ini di dominasi oleh Sonneratia alba yang tumbuh pada areal yang benar-benar dipengaruhi air laut. Sonneratia alba dan Avicennia alba merupakan jenis-jenis mangrove pada areal pantai yang sangat tergenang ini. Sonneratia alba cenderung mendominasi daerah berpasir, sementara Avicennia marina dan Rhizophora mucronata cenderung untuk mendominasi daerah yang berlumpur.

b) Mangrove tengah

Mangrove ini terletak dibelakang mangrove zona terbuka. Zona ini didominasi oleh jenis Rhizophora, selain itu ada pula Bruguiera cylindrica.

c) Mangrove payau

Mangrove yang berada di sepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Zona ini biasanya didominasi oleh komunitas Nypa atau Sonneratia.

d) Mangrove daratan

Mangrove yang berada di zona perairan payau atau hampir tawar di belakang jalur hijau mangrove yang sebenarnya. Jenis-jenis yang umum ditemukan yaitu Ficus microcarpus, Intsia bijuga, Nypa fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp. dan Xylocarpus moluccensis. Zona ini memiliki kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain.

Jenis-Jenis Mangrove Di segara anakan

1. Acanthus ebracteathus
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyta
Class : Dicotyledone
Ordo : Solanales
Familia : Acanthaceae
Genus : Acanthus
Spesies : Acanthus ebracteathus
Acanthus ebracteathus
Menurut Noor dkk (1999), Acanthus ebracteatus mirip dengan Acanthus ilicifolius, akan tetapi seluruh bagiannya lebih kecil dan tidak memiliki duri. Pinggiran daun Acanthus ebracteathus umumnya rata kadang bergerigi, bentuk lanset, dan ujung daun runcing. Mahkota daun berwarna biru muda hingga ungu lembayung cerah, kadang agak putih di bagian ujungnya; panjang tandan bunga lebih pendek dari Acanthus ilicifolius; bunga tunggal 2-2,5 cm; bunga hanya mempunyai satu pinak daun utama; letak bunga di ujung dan berulir; berbunga pada bulan Juni. Buah dari Acanthus ebracteatus bulat lonjong dengan ukuran 3 cm. Penyebaran Acanthus ebracteathus dari India sampai Australia Tropis, Filipina, dan Kepulauan Pasifik Barat, dan terdapat di seluruh Indonesia. Kegunaan dari mangrove ini antara lain: buah digunakan sebagai pembersih darah serta untuk mengatasi kulit terbakar, daun mengobati reumatik, perasan akar untuk mengatasi racun gigitan ular.
2. Acanthus ilicifolius
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledone
Ordo : Solanales
Familia : Acanthaceae
Genus : Acanthus
Spesies : Acanthus ilicifolius
Menurut Noor dkk (1999) Acanthus ilicifolius merupakan herba rendah, terjurai di permukaan tanah, kuat, agak berkayu. Tinggi mangrove ini mencapai 2 meter. Cabang tegak cenderung kurus, percabangan tidak banyak dan umumnya muncul dari bagian-bagian yang lebih tua; batang memiliki banyak duri, hal ini yang membedakan dengan Acanthus ebracteathus. Akar udara muncul dari permukaan bawah batang horizontal. Permukaan daun halus, tepi daun bervariasi antara zigzag atau rata dan menyempit menuju pangkal; letak daun berlawanan; bentuk daun lanset lebar; ujung meruncing dan tajam, ukuran 9-30x 4-12 cm. Mahkota daun berwarna muda hingga ungu lembayung kadang putih; panjang tandan bunga 10-20 cm; bunga tunggal 4-5 cm; bunga memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder; letak daun di ujung; dan berbentuk bulir. Warna buah masih muda hijau cerah; permukaan buah licin mengkilat; bentuk buah lonjong seperti melinjo; ukuran buah 2,5-3 cm. Biji berukuran 10 mm. Tumbuh dekat mangrove. Distribusi India hingga Australia tropis, Filipina, dan Kepulauan Pasifik Barat, dan terdapat di seluruh Indonesia.
Jenis Mangrove Acanthus ilicifolius
Manfaatnya antara lain buah dapat ditumbuk dan digunakan untuk pembersih darah serta mengatasi kulit terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat digunakan sebagai makanan ternak.
3. Aegiceras corniculatum
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Primulales
Familia : Myrsinaceae
Genus : Aegiceras
Spesies : Aegiceras corniculatum
Menurut Noor dkk (1999) Aegiceras corniculatum merupakan mangrove yang berbentuk semak atau pohon kecil yang selalu hijau dan tumbuh lurus dengan ketinggian pohon mencapai 6 m. Akar menjalar di permukaan tanah. Kulit kayu bagian luar abu-abu hingga coklat kemerahan, bercelah, serta memiliki sejumlah lentisel. Daun berkulit, terang; berwarna hijau mengkilat pada bagian atas, hijau pucat di bagian bawah, seringkali bercampur warna agak kemerahan. Kelenjar pembuangan garam terletak pada permukaan daun dan gagangnya. Bentuk daun bulat telur terbalik hingga elips dengan ukuran 11x 7,5 cm; ujung daun membundar.
Jenis Mangrove Aegiceras corniculatum
Bunga dalam satu tandan terdapat banyak bunga yang bergantungan seperti lampion, dengan masing-masing tangkai/gagang bunga panjangnya 8-12 mm; letak bunga di ujung tandan atau tangkai bunga; kelopak bunga berwarna hijau putih. Buah berwarna hijau hingga merah jambon (jika sudah matang); permukaan halus; bentuk buah membengkok seperti sabit, dalam buah terdapat satu biji yang membesar dan cepat rontok;  ukuran buah panjang 5-7,5 cm dan diameter 0,7 cm. Aegiceras corniculatum  memiliki toleransi yang tinggi terhadap salinitas, tanah dan cahaya yang beragam.Tumbuh di tepi daratan daerah mangrove yang tergenang oleh pasang naik yang normal, serta di bagian tepi dari jalur air yang bersifat payau secara musiman. Perbungaan terjadi sepanjang tahun, dan kemungkinan diserbuki oleh serangga. Biji tumbuh secara semi-vivipar, dimana embrio muncul melalui kulit buah ketika buah yang membesar rontok. Biasanya segera tumbuh sekelompok anakan di bawah pohon dewasa. Buah dan biji telah teradaptasi dengan baik terhadap penyebaran melalui air. Distriusi Sri Lanka, Malaysia, seluruh Indonesia, Papua New Guinea, Cina selatan, Australia dan Kepulauan Solomon. Manfaat kulit kayu yang berisi saponin digunakan untuk racun ikan. Bunga digunakan sebagai hiasan karena wanginya. Kayu untuk arang. Daun muda dapat dimakan.
4. Avicennia marina
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Familia : Acanthaceae
Genus : Avicennia
Spesies : Avicennia marina
Menurut Noor dkk (1999), Avicennia marina merupakan mangrove yang berupa belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit dan berbentuk pensil, akar nafas tegak dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-abu dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Ranting muda dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu. Bagian atas permukaan daun ditutupi bintik-bintik kelenjar berbentuk cekung, bagian bawah daun putih- abu-abu muda; letak daun berlawanan; bentuk daun  elips, bulat memanjang, atau bulat telur terbalik; ujung daun meruncing hingga membundar; ukuran: 9 x 4,5 cm.
Mangrove Jenis Avicennia marina
Bunga bergerombol muncul di ujung tandan; bau menyengat sehingga banyak nektar yang mendekati; letak bunga di ujung atau ketiak tangkai atau tandan bunga; bentuk bulir 2-12 bunga per tandan. Buah agak membulat; berwarna hijau agak keabu-abuan; permukaan buah berambut halus (dan ujung buah agak tajam seperti paruh; ukuran sekitar 1,5×2,5 cm.  Avicennia marina merupakan tumbuhan pionir pada lahan pantai yang terlindung, memiliki kemampuan menempati dan tumbuh pada berbagai habitat pasang-surut, bahkan di tempat asin sekalipun. Jenis ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling umum ditemukan di habitat pasang-surut. Akarnya dapat mengikat sedimen dan mempercepat proses pembentukan tanah timbul. Jenis ini dapat juga bergerombol membentuk suatu kelompok pada habitat tertentu. Berbuah sepanjang tahun, kadang-kadang bersifat vivipar. Buah membuka pada saat telah matang, melalui lapisan dorsal. Buah dapat juga terbuka karena dimakan semut atau setelah terjadi penyerapan air. Penyebaran di Afrika, Asia, Amerika Selatan, Australia, Polynesia daSelandia Baru dan ditemukan di seluruh Indonesia.
Manfaat mangrove ini antara lain: daun digunakan untuk mengatasi kulit yang terbakar. Resin yang keluar darikulit kayu digunakan sebagai alat kontrasepsi. Buah dapat dimakan. Kayu menghasilkan bahan kertas berkualitas tinggi. Daun digunakan sebagai makanan ternak.
5.Bruguiera gymnorrhyza
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Rhizophoraceae
Genus : Bruguiera
Spesies : Bruguiera gymnorrhyza
Menurut Noor dkk (1999), Bruguiera gymorrhyza berupa pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel; permukaannya halus hingga kasar; berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut. Daun berkulit; berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada bagian bawahnya dengan bercak-bercak hitam; letak daun  berlawanan; bentuk daun elips sampai elips-lanset, ujung meruncing; ukuran daun  4,5-7 x 8,5-22 cm.
Spesies Mangrove Bruguiera gymnorrhyza
Bunga bergelantungan dengan panjang tangkai bunga antara 9-25 mm; letak bunga di ketiak daun. Buah melingkar spiral; bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus, tumpul dan berwarna hijau tua keunguan, ukuran hipokotil 12-30 cm dan diameter 1,5-2 cm. Bruguiera merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini toleran terhadap daerah terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung.
Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang tambak serta sungai pasang surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika terjadi erosi pada lahan di hadapannya. Substratnya terdiri dari lumpur, pasir dan kadang-kadang tanah gambut hitam. Kadang-kadang juga ditemukan di pinggir sungai yang kurang terpengaruh air laut, hal tersebut dimungkinkan karena buahnya terbawa arus air atau gelombang pasang surut. Regenerasinya seringkali hanya dalam jumlah terbatas. Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung untuk melakukan penyerbukan. Penyebaran dari Afrika Timur dan Madagaskar hingga Sri Lanka, Malaysia dan Indonesia menuju wilayah Pasifik Barat dan Australia Tropis. Manfaat Bruguiera gymnorrhyza antara lain bagian dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka), dicampur dengan gula. Kayunya yang berwarna merah digunakan sebagai kayu bakar dan untuk membuat arang.
6. Ceriops tagal
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Familia : Rhizophoraceae
Genus : Ceriops
Spesies : Ceriops tagal
Menurut Noor dkk (1999), Ceriops tagal berupa pohon kecil atau semak dengan ketinggian mencapai 25 m. Kulit kayu berwarna abu-abu, kadang-kadang coklat, halus dan pangkalnyamenggelembung. Pohon seringkali memiliki akar tunjang yang kecil. Daun hijau mengkilap dan sering memiliki pinggiran yang melingkar ke dalam; letak berlawanan; bentuk bulat telur terbalik-elips; ujung membundar, ukuran1-10 x 2-3,5 cm.
Spesies Mangrove Ceriops tagal
Bunga mengelompok di ujung tandan; gagang bunga panjang dan tipis, berresin pada ujung cabang baru atau pada ketiak cabang yang lebih tua; letak bunga  di ketiak daun; daun mahkota putih dan kemudian jadi coklat; kelopak bunga berwarna hijau; tangkai benang sari lebih panjang dari kepalsarinya yang tumpul. Buah panjangnya 1,5-2 cm, dengan tabung kelopak yang melengkung. Hipokotil berbintil, berkulit halus, agak menggelembung dan seringkali agak pendek. Leher kotilodon menjadi kuning jika sudah matang atau dewasa; ukuran hipokotil 4-25 cm dan diameter 8-12 mm. Ceriops tagal membentuk belukar yang rapat pada pinggir daratan dari hutan pasang surut dan pada areal yang tergenang oleh pasang tinggi dengan tanah memiliki sistem pengeringan baik, juga terdapat di sepanjang tambak. Menyukai substrat tanah liat, dan kemungkinan berdampingan dengan Ceriops decandra. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Penyebaran dari Mozambik hingga Pasifik Barat, termasuk Australia Utara, Malaysia dan Indonesia.
Manfaatnya antara lain: ekstrak kulit kayu bermanfaat untuk persalinan. Tanin dihasilkan dari kulit kayu. Pewarna dihasilkan dari kulit kayu dan kayu. Kayu bermanfaat untuk bahan bangunan, bantalan rel kereta api, dan pegangan perkakas, karena ketahanannya jika direndam dalam air garam. Bahan kayu bakar yang baik serta merupakan salah satu kayu terkuat diantara jenis-jenis mangrove.
7. Rhizophora mucronata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora mucronata
Menurut Noor dkk (1999), mangrove jenis ini berupa pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Memiliki akar tunjang yang besar dan berkayu dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah. Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal atau memecah datar.
Jenis Mangrove Rhizophora mucronata
Daun berkulit; gagang daun berwarna hijau; panjang 2,5-5,5 cm; pinak daun terletak pada pangkal gagang daun berukuran 5,5-8,5 cm; daun berlawanan; bentuk elips melebar hingga bulat memanjang; ujung meruncing; ukuran 11-23 x 5-13 cm. Gagang kepala bunga seperti cagak, bersifat biseksual; masing-masing menempel pada gagang individu yang panjangnya 2,5-5 cm; letak bunga di ketiak daun; formasi berkelompok (4-8 bunga per kelompok); daun mahkota putih; kelopak bunga berwarna kuning pucat, panjangnya 13-19 mm; benang sari ada 8; tak bertangkai. Buah lonjong atau panjang hingga berbentuk telur; berukuran 5-7 cm; berwarna hijau kecoklatan; seringkali kasar di bagian pangkal; berbiji tunggal. Hipokotil silindris, kasar dan berbintil. Leher kotilodon kuning ketika matang; panjang hipokotil 36-70 cm dan diameter 2-3 cm. Tipe biji vivipar (biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon), berbiji tunggal. Distribusi menyebar luas mulai dari  Afrika  timur,  Madagaskar,  Mauritania,  Asia Tenggara, kepulauan Nusantara, Melanesia dan Mikronesia.
Manfaatnya antara lain: kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan bangunan,  kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan penyamak. Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas. Kayu bakau biasa dicincang dengan mesin potong menghasilkan serpihan kayu  (wood chips). Menurut berita, jenis kertas yang dibuat dari kayu bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.
8.  Rhizophora apiculata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora apiculata
Menurut Noor dkk (1999) mangrove jenis ini berupa pohon atau semak dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm.  Rhizophora apiculata memiliki sistem perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Batang mangrove ini didukung oleh banyak akar tunggang yang bercabang-cabang dan lateral. Kulit kayu berwarna  abu-abu tua dan berubah-ubah, hampir halus atau dengan lekahan tegak lurus. Ranting membesar pada ruas-ruas, keras dan mengempulur.
Jenis Rhizophora apiculata
Daun tunggal berhadapan, diujung ranting, berkulit, warna hijau tua  dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di bagian bawah; gagang daun panjangnya 17-35 mm dan warnanya kemerahan; letak daun berlawanan; bentuk daun elips menyempit; ujung daun meruncing; ukuran daun 7-19 x 3,5-8 cm. Bunga bersifat biseksual; kepala bunga kekuningan yang terletak pada gagang berukuran kurang dari 14 mm; letak bunga di ketiak daun; daun mahkota berwarna kuning-putih; kelopak bunga berwarna kuning kecoklatan, melengkung; benang sari tak bertangkai. Buah berbentuk membulat telur atau berbentuk seperti buah pir terbalik, agak kasar,  berwarna coklat, panjang 2-3,5 cm. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau jingga. Leher kotilodon berwarna merah jika sudah matang; panjang hipokotil 18-38 cm dan diameter 1-2 cm. Rizophora apiculata memiliki satu biji yang bersifat fertil. Distribusi Rhizophora apiculata dari Australia  (Queensland  and the  Northern Territory),  Guam,  India,  Indonesia,  Malaysia, Micronesia,  New Caledonia,  Papua New Guinea, the  Philippines,  Singapore, the  Solomon Islands, Sri Lanka, Taiwan, Maldives Thailand, Vanuatu, and Vietnam.
Manfaatnya antara lain: kayu dari Rhizophora apiculata dapat dibelah dengan mudah dan mempunyai nilai energi yang tinggi, sebagai kayu bakar dan bahan batu bara. Saat ini bakau jenis ini sedang dipanen besar-besaran untuk produksi kepingan kayu di Malaysia Timur dan Indonesia. Rhizophora apiculata lebih disukai untuk program penanaman kembali di sebagian besar daerah-daerah bakau di Asia tenggara. Batangnya digunakan untuk pilar, konstruksi dan alat pancing ikan. Kayunya cocok untuk mebel. Akar tunggangnya yang bercabang, dibebani dengan batu dipakai sebagai jangkar. Pepagannya kaya akan tanin, dipakai untuk penyamakan kulit, dan untuk menguatkan dan mencelup tali pancing ikan, tali dan jala ikan. Pepagan dapat dimnfaatkan untuk melawan disentri. Hipokotil dari Rhizophora dapat dimakan setelah ekstraksi tanin, yang berguna pada saat bencana kelaparan. Hutan Rhizophora dieksploitasi besar-besaran untuk diambil kayunya untuk kayu bakar. Saat ini juga ditebangi untuk kayu kepingan atau dikonversi untuk pertanian dan aquakultur. Rencana jangka panjang dan pengelolaan untuk berbagai kebutuhan perlu dikelola dengan baik untuk memastikan pemanfaatannya secara berkelanjutan dari sumber daya alam yang tersisa di sana. Rhizophora apiculata berperan penting dalam sistem pengelolaan berkelanjutan karena merupakan jenis yang mudah beregenerasi dan ditanam secara luas.
9. Xylocarpus moluccensis
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Genus : Xylocarpus
Spesies : Xylocarpus moluccensis
Menurut Noor dkk (1999), Xylocarpus moluccensis berupa pohon yang tingginya antara 5-20 m. Memiliki akar nafas mengerucut berbentuk cawan. Kulit kayu halus, sementara pada batang utama memiliki guratan-guratan permukaan yang tergores dalam. Daun ebih tipis dari Xylocarpus granatum, susunan daun berpasangan (umumnya 2-3 pasang pertangkai) dan ada pula yang menyendiri; daun majemuk dan berlawanan; bentuk daun elips atau bulat telur terbalik; ujung meruncing; ukuran daun 4-12 cmx 2-6,5cm. Bunga terdiri dari dua jenis kelamin atau betina; tandan bunga (panjang 6-18,5cm) muncul dari ketiak tangkai daun; tangkai bunga panjangnya 2-10 mm; bunga bergerombol acak (10-35 bunga per gerombol); daun mahkota berwarna putih kekuningan, lonjong, tepinya bundar, panjang nya 6-7 mm; kelopak bunga berwarna hijau kekuningan, panjang sekitar 1,5 mm; benang sari menyatu berwarna putih krem dan tingginya sekitar 2 mm. Bunga berwarna hijau, bulat seperti jambu bangkok, permukaan berkulit dan di dalamnya terdapat 4-10 kepingan biji berbentuk tetrahedral; diameter buah 8-15 cm.  Jenis mangrove sejati ini terdapat di hutan pasang surut, pematang sungai pasang surut, serta tampak sepanjang pantai. Distribusi di Indonesia terdapat di Jawa, Bali, Maluku, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Irian Jaya.
Jenis Xylocarpus moluccensis
Manfaatnya antara lain: kayu dipakai untuk kayu bakar, membuat rumah, perahu dan kadang-kadang untuk gagang keris. Biji digunakan sebagai obat sakit perut. Jamu yang berasal dari buah dipakai untuk obat habis bersalin dan meningkatkan nafsu makan. Tanin kulit kayu digunakan untuk membuat jala serta sebagai obat pencernaan.
10. Nypa fruticans
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Arecales
Familia : Arecaceae
Genus : Nypa
Spesies : Nypa fruticans
Menurut Noor dkk (1999), Nypa fruticans berupa palma tanpa batang di permukaan, membentuk rumpun. Batang terdapat di bawah tanah, kuat dan menggarpu. Tinggi dapat mencapai 4-9 m. Daun seperti susunan daun kelapa; panjang tandan atau gagang daun 4 – 9 m; terdapat 100 – 120 pinak daun pada setiap tandan daun; berwarna hijau mengkilat di permukaan atas dan berserbuk di bagian bawah; bentuk daun lanset; ujung daun meruncing; ukuran daun 60-130 x 5-8 cm. Bunga tandan; bunga bersifat biseksual tumbuh dari dekat puncak batang pada gagang sepanjang 1-2 m; bunga betina membentuk kepala melingkar berdiameter 25-30 cm; bunga jantan kuning cerah, terletak di bawah kepala bunganya.
Mangrove Nypa fruticans
Buah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat; setiap buah terdapat satu biji berbentuk telur; ukuran diameter kepala buah sampai 45 cm; diameter biji: 4-5 cm. Nypa fruticans tumbuh pada substrat yang halus, pada bagian tepi atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Memiliki sistem perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap perubahan masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan mangrove lainnya. Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya dibantu oleh lalat Drosophila. Buah yang berserat serta adanya rongga udara pada biji membantu penyebaran mereka melalui air. Kadang-kadang bersifat vivipar. Distribusi Nypa fruticans dari Asia Tenggara, Malaysia, seluruh Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Australia dan Pasifik Barat.
Manfaat Nypa fruticans dapat dijadikan sirup manis dalam jumlah yang cukup banyak dapat dibuat dari batangnya, jika bunga diambil pada saat yang tepat. Digunakan untuk memproduksi alkohol dan gula. Jika dikelola dengan baik, produksi gula yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan gula tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi. Daun digunakan untuk bahan pembuatan payung, topi, tikar, keranjang,dan kertas rokok. Biji dapat dimakan. Setelah diolah, serat gagang daun juga dapat dibuat tali dan bulu sikat.
11. Scyphiphora hydrophylacea
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Genus : Scyphiphora
Spesies : Scyphiphora hydrophylacea
Menurut Noor dkk (1999), mangrove jenis ini berupa semak tegak yang selalu hijau, seringkali memiliki banyak cabang, ketinggian mencapai 3 m. Kulit kayu kasar berwarna coklat, cabang muda memiliki resin kadang-kadang terdapat akar tunjang pada individu yang besar. Daun berkulit dan mengkilap; pinak daun berkelenjar, terletak pada pangkal gagang daun membentuk tutup berambut; gagang daun lurus panjangnya hingga 13 mm; bentuk daun bulat telur terbalik; ujung daun membundar; ukuran daun 4-9 x 2-5 cm.
Mangrove Scyphiphora hydrophylacea
Bunga berwarna putih; hampir tak bertangkai; biseksual; terdapat pada tandan yang panjangnya hingga 15 mm; letak daun di ketiak daun; formasi bunga berkelompok (3-7 bunga per kelompok); daun mahkota berjumlah  4-5, berwarna putih agak merah, elips, berukuran 2-4 x 2-2,5 mm; kelopak bunga berbentuk mangkok; benang sari berjumlah 4-5. Bentuk buah silindris, berwarna hijau hingga coklat, berurat memanjang dan memiliki sisa daun kelopak bunga; panjang buah 8 mm, biji: 1 x 2 mm. Mangrove ini  tumbuh pada substrat lumpur, pasir dan karang pada tepi daratan mangrove atau pada pematang dan dekat jalur air. Nampaknya tidak toleran terhadap penggenangan air tawar dalam waktu yang lama dan biasanya menempati lokasi yang kerap tergenang oleh pasang surut.
Dilaporkan tumbuh pada lokasi yang tidak cocok untuk dikolonisasi oleh jenis tumbuhan mangrove lainnya. Perbungaan terdapat sepanjang tahun, kemungkinan diserbuki sendiri atau oleh serangga. Nektar diproduksi oleh cakram kelenjar pada pangkal mahkota bunga. Banyak buah yang dihasilkan, akan tetapi pembiakan biji relatif rendah. Buah teradaptasi dengan baik untuk penyebaran oleh air karena kulit buahnya yang ringan dan mengapung. Distribusi dari India, Sri Lanka, Malaysia, seluruh Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kepulauan Solomon dan Australia Tropis. Manfaat mangrove ini antara lain kayu kemungkinan dapat digunakan untuk peralatan makan, seperti sendok. Daun dapat digunakan untuk mengatasi sakit perut.
12. Derris trifoliata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae/ Leguminosae
Genus : Derris
Spesies : Derris trifoliata
Menurut Noor dkk (1999), Derris trifoliata merupakan jenis mangrove minor berupa umbuhan pemanjat atau perambat berkayu, panjang 15 m atau lebih. Kulit kayu coklat tua, halud dengan lentisel merah muda. Batang yang lebih muda berwarna merah tua, memiliki banyak lentisel. Daun  memiliki 3-7 pinak daun; permukaan atas berwarna hijau mengkilat dan bagian bawah abu-abu-hijau; daun majemuk dan bersilangan; bentuk bulat telur atau elips; ujung meruncing; ukuran daun 6-13 x 2-6 cm.
Mangrove Jenis Derris trifoliata
Bunga biseksual; tandan bunga panjangnya 7-20 cm; gagang bunga panjangnya 2 mm; letak bunga di ketiak batang yang tumbuh horizontal sepanjang permukaan tanah; bentuk bunga bulir; daun mahkota berwarna ungu agak putih-merah muda pucat, panjangnya sekitar 1 cm. Buah berupa polong berkulit, bulat memanjang atau hampir bundar, tipis/pipih, bergerombol; ukuran buah 2-4,5 x 2,5-3,5 cm; biji 12 x 11 mm. Tumbuh pada substrat berpasir dan berlumpur pada bagian tepi daratan dari habitat mangrove. Menyukai areal yang mendapat pasokan air tawar, tergenang secara tidak teratur oleh air pasang surut Bunga muncul pada bulan September – November, sementara buah pada bulan November sampai Desember (di Australia). Biji dan polong teradaptasi dengan penyebaran melalui air.Mereka mungkin juga disebarkan melalui angin. Distribusi meliputi Asia Tenggara Indonesia, Australia, Cina hingga India dan Afrika. Manfaat spesies ini batangnya sangat tahan lama dan dapat digunakan sebagai tali.
13.  Acrosticum aureum
 
Menurut Noor dkk (1999), spesies ini berupa ferna berbentuk tandan di tanah, besar, tinggi ingga 4 m. Batang timbul dan lurus, ditutupi oleh urat besar; batang menebal di bagian angkal; berwarna coklat tua dengan peruratan yang luas, pucat, tipis ujungnya,bercampur engan urat yang sempit dan tipis. Panjang daun  1-3 m; memiliki tidak lebih dari 30 pinak daun; pinak daun letaknya berjauhan dan tidak teratur; pinak daun terbawah selalu terletak auh dari yang lain dan memiliki gagang yang panjangnya 3 cm; ujung daun fertil berwarna coklat seperti karat; bagian bawah dari pinak daun tertutup secara seragam oleh sporangia ang besar; ujung pinak daun yang steril dan lebih panjang membulat atau tumpul dengan ujung yang pendek. Duri banyak, berwarna hitam. Peruratan daun menyerupai jaring.
Sisik yang luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat di bagian pangkal dari gagang, menebal di bagian tengah. Spora besar dan berbentuk tetrahedral. Ferna tahunan yang tumbuh di mangrove dan pematang tambak, sepanjang kali dan sungai payau serta saluran. ingkat toleransi terhadap genangan air laut tidak setinggi A.speciosum. Ditemukan di agian daratan dari mangrove. Biasa terdapat pada habitat yang sudah rusak, seperti areal mangrove yang telah ditebangi yang kemudian akan menghambat tumbuhan mangrove untuk beregenerasi. Tidak seperti A.speciosum, jenis ini menyukai areal yang terbuka terang dan disinari matahari. Distribusi di seluruh Indonesia.
Zonasi Dan Jenis-Jenis Mangrove Segara Anakan
Manfaatnya antara lain akar rimpang dan daun tua digunakan sebagai obat. Daun digunakan sebagai alas ternak. Daun mudanya dilaporkan dimakan di Timor dan Sulawesi Utara.
Dikumpulkan dari berbagai sumber
Anonim. 2011. http://www.scribd.com/doc/44734691/Gastropod-A. Ilmu Pengetahuan Tentang Gastropoda. Diakses tanggal 25 Desember 2011.
Budiman, A. 1985. The Molluscan Fauna in Reef Associated Mangrove Forests in
Elpaputih and Wallale, Ceram, Indonesia. Austr. Nat. Univ., Mangrove Monograph No. 1, Darwin. Hal. 251-258.
Giesen, W. 1991. Hutan Bakau Pantai Timur Nature Reserve, Jambi, Sumatra. Laporan proyek PHPA/AWB Sumatra Wetland No. 17, Bogor.
Giesen, W. & Rudyanto. 1994. Satonda Island, Sumbawa, and Its Unique Stromatolites. PHPA / AWB, Bogor.
Hamsiah., D, Djokosetiyanto., E, M, Adiwilaga., K, Nirmala. 2002. Peranan Keong Bakau, Telescopium telescopium L. Sebagai Biofilter Pengelolaan Limbah Budidaya Tambak Udang Intensif. Jurnal Akuakultur Indonesia, I(2):57-63.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.