TANAMAN GULMA Galinsoga parviflora cav

Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu
tanaman yang juga memegang peranan penting dalam sistem produksi tanaman,
karena dapat memenangi persaingan dengan tanaman pokok untuk mendapatkan
kebutuhan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh, sehingga secara tidak
langsung dapat menurunkan produksi. Disamping itu, beberapa spesies gulma
menjadi inang bagi serangga hama maupun patogen (penyebab penyakit) bagi
tanaman pokok. Di Indonesia, penggunaan herbisida untuk pengendalian gulma pada
tanaman obat maupun aromatik belum dilakukan penelitian sehingga data tentang
hal ini belum tersedia (Tjokrowardojo,
2010).

Galinsoga parviflora cav
Rumput liar dari 32 hasil panen dari 38 negara,
sebagian besar di ladang panen, dimana tanaman ini sangat penting karena
kemampuannya untuk berkembang lebih cepat pada awal musim tanam dan untuk
bersaing dengan tanaman kecil atau timbul. Kemampuannya untuk melengkapi daur
hidupnya pada waktu yang pendek dapat membuat tanaman ini melimpah ruah pada
perbijian atau tanaman kecil. Tanaman tidak berbahaya pada beberapa tanaman
hasil panen (Fadhly, 2008).
Marga
Galinsoga termasuk dalam bangsa Asteraceae yang hanya terdiri dari 3
spesies, sebagian besar terdapat di New Zeland, Inggris, Brazil, Asia selatan
dan Amerika. Di pakistan, hal ini sangat umum di Baluchistan, Dir, Hunza, Swat,
Gilgat, Muree dan Kashmir. Galinsoga
parviflora
adalah salah satu spesies yang penting dalam marga galinsoga. Bunganya berwarna merah muda,
dengan kuntum sinar merah muda atau merah diujungnya dan kuntum disk yang
kuning. Buahnya jarang dengan benih yang berbulu. Daunnya beraroma menyenangkan
ketika dihancurkan. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah setengah-teduh atau
lembab. Pada akar berguna untuk mengobati jelatang dengan menggosokkannya. Air
perasan dari seluruh bagian tanaman ini digunakan untuk mengobati luka. Tumbuhan ini mengandung saponin,
flavonoida dan polifenol yang berkhasiat sebagai pelancar air seni.
Perkembangan dan perbanyakan dengan cara Buah longkah, anemochorous dan
epizochorous. Percikan daun dengan 2,4-D, MPCA dengan takaran 2 mg per liter,
atau paraquat. Tanaman ini rentan pada simazin, diuron, linuron dan komposisi
perlakuan tanah yang berhubungan. Tanaman ini tercatat melawan chloropropham.
Ujung muda merupakan sayur yang bagus dengan nilai nutrisi tinggi. Makanan
ternak tambahan untuk sapi dan unggas (Moazzam, 2008).
Galinsoga parviflora merupakan
tanaman semak dan semusim dengan tinggi 30-60 cm. Batang dari tanaman ini
adalah tegak, lunak, bulat, beruas-ruas,bercabang, hijau. Jenis daun tunggal,
berhadapan, duduk pada tiap buku, bulattelur, ujung meruncing, tepi bergerigi,
pangkal runcing, pertulangan menyirip,panjang daun 3-5,5 cm, dan lebarnya
1,5-3,5 cm serta berwarna hijau. Bentuk bunga yaitu bongkol, bulat dan
terletak di ujung batang. Kelopak berbentuk mangkok, ujung bertaju,
berwarna hijau, benang sari berwarna kuning, tangkai sarilepas, ujung putik
bercabang dua dengan warna kuning, mahkota terdiri dari lima daun mahkota dan berwarna putih. Jenis
buahnya yaitu keras, berbulu dan berwarna ungu. Bentuk bijinya kecil, pipih dan berwarna
hitam. Sedangkan jenis akarnya
yaitu tunggang dan berwarna putih.
Klasifikasi Galinsoga parviflora adalah sebagai berikut :
Kingdom          : Plantae
Divisi                : Spermatophyta
Class                : Dicotyledonae 
Ordo                : Asterales
Family              : Compositae
Genus               : Galinsoga
Spesies             :
Galinsoga parviflora

Salah satu sebab
rendahnya produksi jagung adalah keberadaan gulma pada areal tanaman. Periode
persaingan kritis tanaman jagung dan gulma sekitar 30 hari pertama dari
pertumbuhannya. Bila tidak dikendalikan selama periode tersebut penurunan hasil
jagung cukup berkisar 20-50%
(Kcopff, et.al., 1998). 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.