MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A.    Pendahuluan

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik sebagai salah satu unsur pendidik agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta memahami tentang peserta didik dalam belajar. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri peserta didik, seorang pendidik perlu menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar sehingga diharapkan pendidik mampu untuk menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila fisik dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Pendidik tidak dapat melihat aktivitas fikiran dan perasaan peserta didik. Yang dapat diamati oleh pendidik ialah manifestasinya, yaitu kegiatan peserta didik sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri peserta didik tersebut.

Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam ciri setiap pribadi peserta didik. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Pendidiklah yang menciptakannya guna membelajarkan peserta didik.

Sebagai seorang pendidik sudah menyadari apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan peserta didik pada tujuan dari belajar itu sendiri. Dari sini tentu saja tugas dari pada pendidik adalah berusaha untuk menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi peserta didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Peserta didik akan gelisah duduk belama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi ini tentu akan menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.

Untuk mencapai tujuan dari pada proses belajar mengajar tersebut di atas, maka salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh pendidik adalah penguasaan tentang strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar dengan berbagai macam pendekatan belajar yang harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Berkenaan dengan hal itu semua, maka penulis merasa tertarik untuk mengupas tentang strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar dengan berbagai macam pendekatan belajar yang dapat digunakan oleh pendidik.

MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

B.    Pembahasan

1.    Hakikat dan Teori Belajar
Belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenagan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita. Belajar mengandung pengertian bahwa terhjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. Tidak semua perubahan perilaku berarti belajar. Orang yang tangannya patah karena kecelakaan mengubah tingkah lakunya, tetapi kehilangan tangan itu sendiri bukan bukanlah belajar. Mungkin orang tersebut melakukan perbuatan belajar untuk mengimbangi tangannya yang hilang itu dengan mempelajari keterampilan-keterampilan baru.

Perubahan tidak selalu harus menghasilkan perbaikan ditinjau dari nilai-nilai sosial. Misalnya seorang penjahat mungkin sekali menjadi seorang yang sangat ahli, tetapi dari segi pandangan sosial hal itu bukanlah berarti perbaikan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Hilgard dan Brower mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman.

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Pendidik dan peserta didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan peserta didik dalam belajar. Pendidik ingin memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didik.

2.    Ciri-Ciri Belajar Mengajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suarti sebagai berikut :

  • Belajar mengajar memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud kegiatan belajar mengajar itu sadar dan bertujuan. Inilah yang dimaksud belajar mengajar itu sadar akan tujuan dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian.
  • Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara maksimal, maka dalam melakukan interaksi maka perlu adanya prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
  • Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
  • Ditandai dengan aktivitas peserta didik sebagai konsekuensi bahwa peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
  • Dalam kegiatan belajar mengajar, pendidik berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing, pendidik harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
  • Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pendidik dan peserta didik secara sadar.
  • Ada batas waktu, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan.
  • Evaluasi. Dari keseluruhan di atas, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah pendidik melaksanakan kegiatan belajar mengajar, maka evaluasi harus dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

3.    Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara bahasa (etimologi) strategi pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. Strategi itu sendiri berasal dari dua bahasa, yaitu strategy (dalam bahasa Inggris) dan strategia (dalam bahasa Yunani).  Jika merujuk kepada kata strategy sebagaimana pendapatnya Jamaludin Darwis dalam Djamarah dan Zain mengartikan strategi adalah seni merancang perang. Selain itu strategi juga bisa diartikan sebagai strategi pasukan darat dan laut untuk menempati posisi yang menguntungkan dalam perang.

Sedangkan kata pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses di mana lingkungan seseoarng secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus untuk menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, sehingga pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Berbeda dengan Syaiful Sagala yang mengatakan bahwa pembelajaran dalah proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Selain pendapat di atas, ada pula pendapat dari beberapa ahli pendidikan seperti  :

  • Kozna yang mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
  • Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
  • Dick dan Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh pendidik dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dari beberapa pengertian strategi dan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu yang meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik.

4.    Macam-macam Strategi Pembelajaran
a.    Strategi Pembelajaran Expositori
Strategi Pembelajaran menurut Sanjaya merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi pelajaran secara verbal dari seorang pendidik kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar mereka dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Jika seorang pendidik ingin menggunakan strategi pembelajaran ini, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1)    Rumuskan tujuan yang diinginkan.
2)    Kuasai materi pelajaran yang akan disampaikan dengan baik.
3)    Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian.

Dengan menggunakan strategi ini, pendidik yang mencari materi pelajaran yang akan diajarkan dari berbagai sumber, kemudian pendidik mengolahnya dan membuat rangkuman sendiri untuk peserta didik.  Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran ini yang lebih aktif adalah pendidik bukan peserta didik sehingga pembelajaran berpusat pada guru (teacher oriented).

b.    Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered strategy) dimana kelompok-kelompok peserta didik ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.

Inkuiri yang berorientasi kepada discovery menunjuk kepada situasi-situasi akademis. Dalam hal ini kelompok kecil siswa mencari jawaban-jawaban terhadap topik-topik inkuiri yang ditemukan. Dalam situasi ini, siswa menemukan konsep-konsep yang dapat diketahui atau dieroleh. Inkuiri ini sering disebut sebagai inkuiri sosial. Asumsi-asumsi yang mandasari model inkuiri sosial adalah sebagai berikut :
1)    Keterampilan berpikir kritis dan berpikir deduktif sangat diperlukan waktu mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan oleh kelompok.
2)    Keuntungan siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagi tanggungjawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan.
3)    Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan dalam semangat berbagi inkuiri dan discovery menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif.

c.    Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis maslaah adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.  Strategi pembelajaran ini bersifat terbuka, artinya bisa masalah apa saja yang pentign yang dimaksud dengan masalah ini adalah gap atau kesenjangan antaranya kenyataan dengan apa yang diharapkan serta peserta didik terbuka peluangnya untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya dengan bimbingan dari pendidik.

d.    Strategi Pembelajaran Kontekstual
Wina Sanjaya mendefinisikan strategi pembelajaran kontekstual sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkanya dalam kehiduan mereka.

Selain itu Masnur Muslich juga juga mengatakan bahwa :
CTL adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan anatara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari.

Dari pengertian CTL di atas yang dipaparkan oleh para ahli pendidikan, maka dapat penulis simpulkan bahwa CTL merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dalam rangka pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dilakukan karena CTL merupakan sebuah sistem yang menyeluruh dan di dalam pembelajaran CTL ini terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang direncanakan. Selain itu dengan penerapan pembelajaran CTL dalam proses pembelajaran, siswa pun akan lebih mudah untuk menemukan makna yang terkandung dalam setiap materi pelajaran, karena dalam pembelajaran CTL ini ditanamkan pembelajaran yang menekankan pada penanaman konsep.

e.    Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif merupakan penghadapan peserta didik kepada siatuasi problematis untuk dapat mengambil keputusan sendiri. Strategi pembelajaran afektif ini memiliki tiga model pembelajaran, yaitu model konsiderasi, kognitif, serta teknik mengklarifikasi nilai. Strategi pembelajaran afektif dengan model konsiderasi merupakan suatu strategi pembelajaran yang digunakan dalam rangka pembentukan kepribadian peserta didik. Beberapa strategi pembelajaran aktif diantaranya  :
1)    Active Debate. Active debate merupakan strategi pembelajaran yang mencoba membuat semua peserta didik terlibat secara aktif tidak hanya berdebat.
2)    Card Short. Strategi pembelajaran Card Sort merupakan salah satu Strategi yang disajikan dengan permaian kartu-kartu materi yang berisi konsep atau topik (kartu soal dan jawaban) dan siswa aktif mencari pasangan untuk mencocokkan dengan kartu yang diterima. Ciri utama dari Strategi Card Sort ini adalah keterlibatan siswa secara aktif sehingga materi mudah diterima dan terekam dalam ingatan siswa.

5.    Karakeristik Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam mengajar, pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan peserta didik. Pandangan peserta didik terhadap pendidik akan menentukan sikap dan perbuatan. Dalam kegiatan pembelajaran al Qur’an Hadits di kelas tinggi beberapa pendekatan belajar yang dapat digunakan oleh pendidik adalah sebagai berikut :

a.    Pendekatan Individual
Setiap peserta didik mempunyai gaya belajar dan karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan individual peserta didik tersebut memberikan wawasan kepada pendidik bahwa strategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan peserta didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, pendidik harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Paling tidak dengan pendekatan individual dapat diharapkan kepada peserta didik dengan tingkat penguasaan yang optimal.

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pegajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga pendidik dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap peserta didik di kelas. Persoalan tersulit belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.

b.    Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar ada juga pendiik yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Hal ini disadari bahwa peserta didik adalah sejenis makhluk home socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.

Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap peserta didik. mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.

Peserta didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Dalam pendekatan kelompok ditentaukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1)    Perasaan diterima atau disukai teman-teman;
2)    Tarikan kelompok;
3)    Teknik pengelompokan oleh pendidik;
4)    Partisipasi atau keterlibatan dalam kelompok;
5)    Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya;
6)    Struktur dan sifat-sifat kelompok.

c.    Pendekatan Bervariasi
Ketika pendidik dihadapkan kepada permasalahan peserta didik yang bermasalah, maka pendidik akan berhadapan dengan permasalahan peserta didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh peserta didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.

Dalam belajar, peserta didik mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Pada satu sisi ada peserta didik yang memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain, ada pula peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi. Mensikapi permasalahan tersebut, pendidik harus menggunakan satu metode yang biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Hal ini sebagai tanda adanya gangguan dalam proses belajar mengajar yang mengakibatkan jalannya proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Efisien dan efektivitas pencapaian tujuan pun menjadi terganggu yang disebabkan peserta didik kurang mampu berkonsentrasi.

Permasalahan yang dihadapi peserta didik biasanya bervariasai, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan variasi pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap peserta didik dalam belajar bermacam-macam. Permasalahan yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan masalah untuk setiap permasalahan tersebut, maka kitanya pendekatan variasi ini sebagai alat yang dapat pendidik gunakan untuk kepentingan pengajaran.

d.    Pendekatan Pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman dalah guru yang terbaik. Pengalaman adalah guru bisa yang tidak pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun juga. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali. Betapa tingginya nilai pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman itu bagi perkembangan jiwa anak. Sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan.

e.    Pendekatan Multiple Intelegences
Pemahaman mengenai kecerdasan yang dimiliki menusia dalam konteks belajar merupakan suatu yang penting. Oleh karena itu, kajian tentang kecerdasan manusia perlu dikemukakan lebih dalam. Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang beragam dan dalam siatuasi yang nyata. Suatu kemampuan disebut kecerdasan jika :
1)    Menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.
2)    Ada unsur pengetahuan dan keahlian.
3)    Bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang.
4)    Kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yakni karena otak seseorang bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau training.
5)    Kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam pendidikan dapat dikembangkan.

f.    Pendekatan Belajar Aktif
Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir dari belajr aktif. Untuk dapat mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa. Pendekatan aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuatu dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Belajar yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya. Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian siswa berkurang seiring dengan berlalunya waktu. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Pollio yang mengatakan bahwa perhatian siswa dalam memperhatikan pelajaran di ruang kelas hanya sekitar 40 % dari waktu pembelajaran yang tersedia, sedangkan Mc. Keachie menyebutkan bahwa dalam 10 menit pertama perhatian siswa mencapai 70 % dan berkurang sampai dengan 20 % pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi ini merupakan kondisi umum yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita terutama disebabkan pada kenyataan bahwa siswa lebih banyak menggunakan indera pengengarannya dibandingkan visual di ruang kelas. Sehingga, apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan sebagaimana diungkapkan oleh konfisius bahwa :
Apa yang saya dengar saya lupa !
Apa yang saya lihat saya ingat sedikit !
Apa yang saya lakukan saya paham !

Ketiga pernyataan tersebut menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan tersebut di atas tersebut sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yakni tidak tuntasnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajarannya. Ada beberapa alasan mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawabannya adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara 100-200 kata per menit sementara siswa hanya mampu mendengarkan 50-100 kat permenitnya. Oleh karena itu, siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir, jelas otak manusia tidak sama dengan tape recorder yang mempu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Dalam hal ini penambahan visual dalam proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai dengan 71 % dari ingatan semula. Dengan demikian, penambahan visual di samping auditori dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri siswa semakin kuat sehingga bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio atau pendengaran saja.

C.    Penutup

1.    Kesimpulan
Dari beberapa uraian tentang strategi dan pendekatan dalam proses belajar mengajar, maka dapat penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang pendidik untuk memudahkan dia dalam mengajarkan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya penggunaan strategi pembelajaran, maka tujuan dalam proses belajar mengajar dapat tercapai dengan optimal. Namun demikian, apabila dalam proses pembelajaran terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta dapat mengganggu tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, maka pendidik juga perlu melakukan pendekatan pembelajaran agar pendidik mendapatkan bimbingan dan arahan yang dapat membantu peserta didik untuk menguasai materi pelajaran dengan baik. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran yang pendidik lakukan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memahami dan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sehingga strategi pembelajaran yang digunakan dapat berjalan dengan baik serta tujuan dari pada proses belajar mengajarpun akan tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah Syaiful dan Zain Aswan, 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
B Uno Hamzah, 2007, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Inovatif. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik Oemar, 2009, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung : Sinarbaru Algesindo.
Hamalik Oemar, 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Muslich Masnur, 2008, KTSP Pembelajaran  Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Siregar Eveline dan Nara Hartini, 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia : Bogor.
S Winataputera Udin, dkk, 2005, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Jakarta.
Zulfa Umi, 2009, Strategi Pembelajaran Edisi Revisi. Cilacap : IAIIG Press.

Demikan Contoh MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, Semoga Bermanfaat.

Ikuti Kami di Google News Untuk up date Informasi Menarik Lainnya

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.