Keanehan MOS dan OSPEK di Indonesia

Keanehan MOS dan OSPEK di Indonesia

Tahun ajaran baru telah dimulai, saatnya masuk sekolah baru ataupun kampus baru. Biasanya sebelum pembelajaran dimulai, diawal masuk akan diadakan masa orientasi siswa (MOS) ataupun orientasi dan pengenalan kampus (OSPEK), tujuannya untuk mengenal seluk beluk sekolah ataupun kampus. Mulai dari kelembagaan, visi misi, hingga kegiatan ekstra yang diselenggarakan.
Namun dalam prakteknya, terjadi banyak sekali keanehan yang tidak ada hubunganya dengan tujuan MOS/OSPEK tersebut. Peserta MOS/OSPEK biasanya disuruh membawa barang yang aneh dan melakukan hal-hal yang aneh juga, apa saja? Berikut keanehan yang sering terjadi dalam MOS/OSPEK di Indonesia :

1.    Tas “orang gila”

Keanehan MOS dan OSPEK di Indonesia
tas mos/ospek
Ini yang wajib dibawa peserta MOS/OSPEK, sebuah tas, entah itu dari karung beras, karung gandum, kardus, ataupun dari plastik kresek. Tas ini harus dimiliki oleh para peserta karena untuk membawa setiap peralatan.
Pertanyaanya? Buat apa membawa tas seperti itu, orang tas yang bagus saja ada, apa biar kelihatan seperti orang gila begitu?

2.    Topi aneh

Keanehan MOS dan OSPEK di Indonesia
topi ospek
Topi memiliki fungsi utama melindungi kepala. Tapin topi yang sering digunakan dalam mos ataupun ospek biasanya terbuat dari bola plastik, kerucut dari kertas, dan lain-lain. Lalu gunanya topi seperti apa? Mungkin itu yang membuat negara ini tidak maju-maju.

3.    Membawa barang-barang yang sulit

Mungkin filosofi dari hal ini adalah kita harus bekerja keras dan selalu berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Tapi jika kita harus mencari barang yang tak masuk akal itu bagaimana? Misalnya membawa petai yang tidak sedang musimnya, membawa produk yang sudah jarang beredar. Bukankah itu cenderung akan menyiksa?

4.    Berangkat pagi sekali dan pulang sore sekali

Mungkin ini yang membuat ada korban di setiap musim MOS/OSPEK. Para peserta biasanya disuruh untuk berangkat pagi, tentu saja mereka akan menurut karena itulah peraturannya dan jika melanggar maka akan mendapatkan sanksi dari panitia.
Keanehan MOS dan OSPEK di Indonesia
kelelahan
Waktu pulangpun biasanya pada sore hari, saya pastikan para peserta didik baru tersebut mengalami kelelahan karena banyaknya kegiatan yang dilakukan pada saat MOS/OSPEK. Seharusnya ketika pulang mereka istirahat, tapi mereka harus susah payanh mencari barang yang harus dibawa keesokan harinya, bahkan saking sulitnya mencari barang tersebut, mereka baru bisa istirahat ketika larut malam.

5.    Kakak Kelas Yang Marah-marah

Seperti halnya sinetron di Indonesia yang diharuskan ada sosok yang antagonis dan super licik, pada saat MOS/OSPEK pun biasanya ada kakak panitia yang galak pula. Mereka tidak segan-segan untuk berteriak dan memarahi para peserta MOS/OSPEK bila melakukan sedikit saja kesalahan.
Bagi peserta yang memiliki mental yang kebal mungkin tidak masalah dengan panitia jenis ini, tapi bagi yang mentalnya kurang kuat tentu akan menjadi ketakutan dan tekanan tersendiri.

6.    Jadwal Yang Sangat Padat

Dibandingkan dengan jadwal seorang presiden, mungkin jadwal kegiatan para peserta mos/ospek jauh lebih sibuk.
Bayangkan, dalam sehari mereka bisa melakukan belasan kegiatan dengan sistem marathon dan hanya diberi waktu istirahat yang sedikit.
Jadwal yang terlalu ketat tersebut sebenarnya bukan hanya menyiksa para peserta, tapi panitiapun sering kewalahan sendiri dan tak kuat mengikuti jadwal yang mereka buat sendiri, buktinya setiap acara pasti mengalami keterlambatan dan tidak sesuai jadwal.

7.    Surat Cinta & Hadiah

Para peserta pasti disuruh membuat surat cinta dan memberikan hadiah bagi kakak kelas yang mereka sukai. Bukankah dengan disuruh membuat surat cinta berarti mengajari mereka tentang budaya pacaran? Atau jangan-jangan praktek suap menyuap dan gratifikasi yang selama ini marak terkjadi akibat dari saat MOS/OSPEK memberikan hadiah untuk senior mereka.
Entahlah, yang jelas surat cinta dan pemberian hadiah adalah hal-hal sampah yang tak bermutu sama sekali.
 

8.    Dengan keanehannya, pihak sekolah mengizinkan

Tentunya kegiatan MOS/OSPEK adalah bagian dari kegiatan sekolah yang langsung diawasi oleh pihak sekolah, tapi apa para guru/dosen yang pintar itu tidak berfikir tentang keanehan-keanehan dan kebodohan-kebodohan diatas?
Aku juga pernah menjadi panitia OSPEK dikampusku, pernah aku bicara dengan ketua panitianya, aku tanyakan “mengapa OSPEK kita masih menggunakan sistem primitif seperti ini?” Tapi ternyata saya mendapat jawaban yang kurang memuaskan.
Semoga gaya MOS/OSPEK kedepannya lebih maju lagi.
-RianNova-

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.