Indonesia, Negara Fanatik Namun Minim Prestasi Sepak Bola

Indonesia, Negara Fanatik Namun Minim Prestasi Sepak Bola – Gempat gempita dalam pagelaran piala AFF tahun ini seolah begitu riuh, banyak perbicangan dari kantor-kantor hingga warung-warung kopi tentang jalannya piala sepak bola terbesar se-Asean ini.

Tim yang bertarung dilapangan hijau secara mati-matian ingin menampilkan yang terbaik, bahkan mereka sudah mempersiapkan tim mereka jauh-jauh hari sebelumnya. Tujuannya jelas mereka ingin mengukir prestasi.

Menjadi yang terbaik di kawasan Asia Tenggara tidak hanya untuk gengsi namun juga untuk harga diri. Demikianlah beberapa kalimat dari para penggemar sepak bola dalam negeri.

Ilustrasi suporter fanatik Indonesia

Kali ini Indonesia kembali harus mengakui keunggulan Thailand yang berhasil memboyong piala kelima mereka, sementara Indonesia harus kembali menelan pil pahit lagi-lagi mereka kalah di partai final.

Ini menjadi final ke-5 bagi Indonesia digelaran piala ini, namun dari kelima final tersebut Indonesia kembali harus berpuas diri menjadi ruuner-up, sungguh sebuah ironi kita dicap sebagai spesialis ruuner-up.

Dalam sejarahnya memang Indonesia belum mampu membawa pulang piala, Indonesia selalu kalah di partai puncak.

Padahal pendukung Indonesia begitu fanatik, Negara mana yang tidak mengakui itu, dalam laga-laga yang dilaksanakan di Indonesia, tidak ada satu temapat duduk pun yang kosong.

Ribuan manusia rela datang ke stadion demi mendukung tim Indonesia, mereka tidak hanya datang dari Jakarta saja, namun dari berbagai daerah di Indonesia hanya untuk mendukung tim Garuda.

Fanatisme tinggi mereka tontonkan di luar maupun di dalam stadion, mereka rela menginap di luar stadion meski panas dan kehujanan.

Di dalam stadion fanatisme hadir dalam yel-yel dan nyanyian dukungan kepada tim Indonesia tanpa kenal putus dengan suara keras dan membara.

Lawan mana yang tidak merinding ketika mereka bertanding di Indonesia, melihat animo suporter yang begitu fanatik ini.

Ini sebenarnya aset yang sangat berharga bagi Indonesia, apalagi sekarang dunia sepak bola sudah menjadi industri global.

Artinya bahwa para investor akan tidak ragu-ragu menjalin kerjasama dengan klub-klub dari Indonesia, bahwa kedepan kompetisi kita akan menjadi professional, tidak akan ada cerita lagi klub yang menunggak gaji para pemainnya.

Semoga yang berkepentingan menyadari hal itu, atau malah karena sudah sadar sepak bola di Indonesia menjadi lahan kepentingan untuk mencari nafkah saja tanpa memikirkan prestasi yang masyarakat sudah rindu-rindukan sejak lama.

Sepak bola di Indonesia memang sangat strategis sekali, masyarakatnya begitu fanatik, dalam laga-laga kompetisi dalam negeri saja, stadion akan ramai dijubeli para penonton.

Kalau pun tidak menonton langsung dari stadion, masyarakat Indonesia juga banyak yang menonton dari layar televisi, lagi, lagi ini juga lahan bisnis yang menarik.

Tidak masalah mencari uang lewat sepak bola di Indonesia yang terpenting para pemangku kepentingan harus juga bisa memajukan sepak bola Indonesia.

Jangan hanya asal mau uangnya saja, cobalah berjalan beriringan karena masyarakat Indonesia sudah sangat rindu dengan prestasi.

Jangan tanya caranya seperti apa, yang jelas kalian lebih tahu dari masyarakat pinggiran seperti saya. Semoga kedepan Indonesia akan mendulang banyak prestasi dalam dunia ini. Indonesia jaya. Garuda juara !!!

Baca juga : Memaknai hidup dari sepak bola

Salam.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.