Contoh Proposal Skripsi Pendidikan Strategi Pengembangan Moral dan Nilai

Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Islam Anak Usia Dini di Tarbiyatul Athfal Al Islamiyah al Mansyuroh Desa Pernasidi Cilongok Banyumas.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi pembelajaran adalah sesuatu yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan  pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, guru harus dapat menentukan strategi yang tepat untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan. Strategi yang tepat dalam pembelajaran menjadi penentu keberhasilan kegiatan pembelajaran. Strategi Pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan  guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan ( Trianto, 2007 : 85). Menurut Sulistyono Strategi belajar adalah tindakan khusus yang dilakukan seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru (Trianto, 2007: 86). Sedangkan menurut Rustaman strategi pembelajaran adalah pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diharapkan ( Trianto, 2007 : 129).
Usia anak usia dini adalah 0 sampai 6 tahun, sedangkan usia TK adalah 4 sampai 6 tahun. Batasan ini sesuai dengan batasan anak usia dini menurut Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa anak usia dini adalah sejak lahir sampai usia 6 tahun. Sesudah 6 tahun masuk usia sekolah dasar.
Anak usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk sosiokultural yang sedang mengalami masa perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu. Anak usia dini mengalami suatu proses perkembangan yang fundamentalis dalam arti bahwa dalam pengalaman perkembangan pada usia dini dapat memberikan pengaruh yang membekas dan berjangka waktu lama sehingga melandasi perkembangan anak selanjutnya. Stimulasi dini sangat diperlukan guna memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup penanaman nilai-nilai agama dan moral, pembentukan sikap dan pengembangan kemampuan dasar ( Soegeng Santoso, 2009 : 9-11)
Pemberian stimulasi yang dilakukan secara dini dan berkelanjutan akan mendorong  terbentuknya perilaku yang akan dibawa anak sampai dewasa, karena latihan dan pembiasaan yang pada anak usia dini akan menjadi perilaku atau karakter yang permanen. Moral berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan / nilai-nilai, atau tata cara kehidupan. Dalam hal ini pengembangan nilai-nilai moral berarti penanaman dan pengembangan kesadaran pada anak untuk menerima dan melakukan perbuatan, nilai-nilai, dan  prinsip yang telah baku dan dianggap benar ( Ahmad Susanto, 2011 : 65)
Anak usia TK berada pada fase perkembangan kosa kata yang sangat pesat. Seperti yang diungkapkan oleh Elisabeth B.H. setiap anak belajar berbicara, mereka bicara seperti tidak ada putus-putusnya Rata-rata anak pada usia ini menggunakan 15.000 kata setiap hari. Ketrampilan baru yang diperoleh menimbulkan rasa penting  bagi mereka. Kondisi semacam ini sesungguhnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkam istilah, ungkapan dan bacaan yang bersifat agamis. Seperti memperkenalkan istilah-istilah dalam agama Islam seperti shalat, haji, hafalan doa, hafalan surat-surat pendek, dsb, disamping juga untuk pengembangan verbal mereka. ( Otib Satibi Hidayat, 2008 : 8.19-8.20)
Pengembangan Moral dan Agama Islam pada anak usia TK harus disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan mereka. Untuk itu harus ada strategi agar tujuan dapat tercapai. Beberapa strategi yang bisa dilakukan adalah melalui kegiatan rutinitas, kegiatan terintegrasi dan kegiatan khusus.
Jika melihat dari beberapa literatur tentang ruang lingkup pengembangan agama bagi anak TK, seperti yang terdapat pada Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini  dan Kurikulum Berbasis Kompetensi tentang Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama, ternyata pemerintah tidak memberikan batasan yang jelas tentang pokok-pokok materi lengkap dengan kompetensi dasarnya, sehingga proses pengembangan moral dan nilai-nilai keagamaan belum terarah dan pasti  (Otib Satibi Hidayat, 2008 : 8.3) . Hal ini tentu memberikan kebebasan bagi lembaga pendidikan usia dini untuk mengembangkan pokok-pokok materi dan kompetensi dasarnya serta menemukan strategi yang tepat pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 
Tarbiyatul Athfal Al Islamiyah Al Mansyuroh Cilongok Banyumas adalah lembaga pendidikan Islam untuk anak usia dini setingkat Taman Kanak-kanak yang memiliki tujuan mencetak generasi yang berakidah benar dan kokoh, berkepribadian Islami, rajin beribadah, kreatif dan siap melangkah menuju jenjang berikutnya, tentu saja dalam kegiatan pembelajarannya memprioritaskan pengembangan moral dan nilai Islam. Melalui perbincangan yang dilakukan peneliti dengan beberapa orang tua yang pernah menyekolahkan anaknya di Tarbiyatul Athfal al Islamiyah al Mansyuroh Desa Pernasidi Cilongok Banyumas, dapat diketahui bahwa putra putri mereka mempunyai kemampuan dan penguasaan materi keagamaan yang lebih dibandingkan dengan anak seusia mereka yang berasal dari lembaga pendidikan usia dini lainnya. Pada saat peneliti  melakukan observasi pendahuluan pada tanggal 27 Agustus 2013 peneliti melihat kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Tarbiyatul Athfal Al Islamiyah al Mansyuroh Desa Pernasidi Cilongok Banyumas khususnya kelas A terlihat bagaimana antusiasme para siswa dalam mengikuti kegiatan pengembangan moral dan nilai Agama Islam, tentu saja tanpa mengesampingkan pengembangan bidang kemampuan yang lain. Peneliti juga melihat adab dan sopan santun yang ditunjukkan oleh para siswa, diantaranya dengan berbusana muslim / muslimah, mencium tangan, mengucap salam ketika masuk kelas, dll.
Setelah melakukan wawancara dengan wali kelas A Tarbiyatul Athfal Al Islamiyyah al Mansyuroh pada tanggal 4 September 2013, yaitu Ibu Darsitin, penulis dapat mengetahui beberapa strategi yang digunakan oleh wali kelas A dalam melaksanakan pengembangan moral dan nilai agama Islam. Strategi yang digunakan yaitu :
1. Strategi Rutinitas
Strategi ini dilaksanakan setiap awal masuk dan di akhir pelajaran, kegiatannya antara lain pembiasaan mengucap dan menjawab salam, hafalan doa-doa, hafalan suratan pendek, dll. 
2. Strategi Terintegrasi
Strategi ini dilaksanakan dengan sebuah perencanaan dan pelaksanaan yang ditulis secara jelas dalam Rencana Kegiatan Harian. Kegiatan terintergrasi ini melipuri materi-materi keIslaman yang pelaksanaannya dilaksanakan setiap hari dengan materi-materi yang terdiri dari beberapa kegiatan diantarnya, bidang aqidah akhlak, fikih, ibadah, dsb.
3. Strategi Khusus
Strategi khusus yang dilakukan di Tarbiyatul Athfal Al Islamiyah al Mansyuroh Desa Pernasidi Cilongok Banyumas, antara lain dengan mengajak anak-anak untuk mengenal lingkungan sekitar, baik dengan berwisata, melaksanakan lomba-lomba keagamaan,dll. Kegiatan ini dilaksanakan minimal 6 bulan sekali, yaitu pada akhir masa kegiatan pembelajaran atau sekitar tiga minggu sebelum penerimaan raport.
Dari beberapa hal tersebut diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Islam Anak Usia Dini di Tarbiyatul Athfal Al Islamiyah al Mansyuroh Desa Pernasidi Cilongok Banyumas.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.