Cara Pemupukan dan Panen Buah Stroberi

Cara Pemupukan dan Panen Buah Tanaman Stroberi – Ini adalah artikel lanjutan dari Teknik Budidaya Tanaman Stroberi. Silahkan bisa di baca terlebih dahulu sebelum membaca artikel ini. Seperti budidaya tanaman lain, tanaman stroberi juga membutuhkan pemupukan agar hasil yang didapatkan lebih maksimal. Mari kita belajar tentang teknik pemupukan dan pemanenan tanaman buah stroberi.

1. Pemupukan

Tanaman membutuhkan nutrisi sebagai makanan yang merupakan unsur-unsur hara yang tersedia dalam tanah. Pemupukan pada tanaman stroberi dilakukan karena tanah sudah tidak mampu menyediakan beberapa unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi. Pemupukan pada tanaman stroberi tidak hanya diberikan pada saat awal tanam saja, namun juga diberikan lagi pada saat tanaman sudah menghasilkan buah. Pupuk diberikan pada tanaman setiap satu bulan sekali yang disesuaikan dengan kondisi tanaman. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan anorganik.

1) Pupuk organik

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan atau hijauan. Pupuk organik mampu memperbaiki struktur tanah sehingga meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air dan unsur hara agar tidak mudah hilang. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk geer.

Pupuk geer merupakan pupuk cair yang berasal dari kotoran ternak (kambing) yang difermentasikan dengan EM4 selama satu bulan. Pupuk ini bermanfaat untuk menambahkan bahan organik pada tanah. Pembuatan pupuk organik geer dilakukan dengan cara memasukkan kotoran kambing sebanyak 100 kilogram dan EM4 sebanyak satu liter ke dalam drum yang berukuran 200 liter yang kemudian dicampur dengan air hingga penuh dan diaduk hingga merata.

Cara Pemupukan dan Panen Buah Stroberi

Setelah itu, ditutup menggunakan terpal atau plastik yang kemudian diendapkan selama kurang lebih satu bulan. Semakin lama fermentasi yang dilakukan maka semakin bagus pupuk geer yang dihasilkan.

Pemberian pupuk organik geer pada tanaman stroberi sebelum diaplikasikan pada tanaman diolah terlebih dahulu agar dalam pemberian pada tanaman dapat merata dan tidak berlebihan. Cara pengaplikasiannya yaitu dengan cara disiramkan langsung pada galangsi. Pengaplikasian pupuk ini biasanya dilakukan pada saat musim kemarau, karena keadaan tanah sangat panas dan kering.

Pemberian pupuk kandang untuk tanaman stroberi dilakukan pada saat awal sebelum tanam dan pada saat media dan tanah dalam galangsi berkurang. Sehingga setiap galangsi diberikan pupuk kandang agar media yang berada di galangsi tidak berkurang. Pemberian pupuk kandang  dapat dilakukan pada saat musim hujan dan dapat dilakukan pada saat musim kemarau. Takaran pemberian pupuk kandang satu kilogram dalam satu galangsi atau tergantung dengan kurangnya media dalam galangsi yaitu seukuran merata dengan galangsi.

Baca juga : Jenis dan Fungsi Unsur Hara Makro dan Mikro

2) Pupuk anorganik

Pupuk anorganik atau biasa yang disebut dengan pupuk kimia biasa digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Beberapa pupuk kimia yang digunakan pada perusahaan yaitu pupuk NPK-15, Urea, Za, SP-36 dan Mono Kalium Posphat (MKP). Pemupukan dasar dilakukan pada saat awal tanam. Pemberian pupuk dasar bertujuan untuk menambah nutrisi tanah dan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea dan pupuk SP-36, dengan perbandingan 2:1.

Karena pada awal tanam, tanaman membutuhkan kandungan nitrogen (N) untuk pertumbuhan tanaman terutama pada daun tanaman, sedangkan kandungan phospor (P) berguna untuk perakaran tanaman. Pupuk dasar diberikan dengan takaran lima sampai dengan sepuluh gram setiap galangsi. Waktu pemupukan dilakukan pada umur satu minggu setelah tanam dan dilakukan pada pagi hari. Pada tanaman yang sudah berumur dua sampai dengan tiga bulan harus diberi pupuk lanjutan. Pupuk lanjutan merupakan pupuk yang diberikan pada tanaman stroberi secara berlanjut setelah tanaman berumur lebih dari satu bulan, karena bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.

Pupuk lanjutan yang diberikan adalah pupuk Za, NPK-15, dan Mono Kalium Posphat (MKP). Pemberian pupuk lanjutan ini dilakukan secara bergantian dalam pencampurannya atau tidak selalu jsama dalam waktu yang sama. Misalkan pada pemupukan lanjutan pertama menggunakan pupuk Za dan dicampur dengan pupuk MKP, dan bulan selanjutnya menggunakan pupuk NPK-15 dicampur pupuk MKP dengan perbandingan 2:1 dalam setiap penggunaan.

Takaran pemberian dalam satu galangsi adalah lima sampai dengan sepuluh gram. Ada dua cara dalam melakukan pemupukan, cara pertama yaitu dipendam dalam tanah yang bertujuan agar pupuk cepat larut dengan tanah sehingga tanaman dapat menyerap kandungan pupuk dengan cepat dan pada saat terjadi penguapan pada pupuk tanaman tidak terganggu atau terkena uap yang dihasilkan oleh pupuk. Namun, dalam penggunaan cara pendam ini juga memiliki kekurangan yaitu waktu yang terlalu lama dalam proses penguraian pupuk.

Cara yang kedua yaitu dengan menyiramkan pupuk langsung ke galangsi. Cara tersebut adalah pupuk yang masih berbentuk kristal dilarutkan terlebih dahulu kedalam air. Kemudian setelah larut dalam air, pupuk tersebut disiramkan ke galangsi dengan menggunakan ember kecil. Penggunaan cara ini harus dilakukan dengan hati-hati, agar larutan pupuk yang disiramkan tidak mengenai daun tanaman secara langsung. Pupuk daun dan ZPT (zat pengatur tumbuh) biasanya diaplikasikan dengan cara disemprot bersamaan dengan pengaplikasian pestisida yang kemudian disemprotkan ke tanaman menggunakan bantuan mesin pompa penyemprotan PHPT.

Pupuk daun yang digunakan diantaranya adalah Gandasil B yang berfungsi merangsang pembungaan dan pembentukan buah sehingga pengaplikasiannya pada saat kuncup bunga sudah mulai terbentuk, Gandasil D yang berfungsi merangsang pertumbuhan vegetatif yang diaplikasikan pada awal pertumbuhan tanaman, sedangkan ZPT yang digunakan adalah Atonik yang berfungsi untuk meningkatkan jumlah buah dan menekan perkembangan penyakit tanaman yang diberikan pada saat sudah mulai membentuk bunga dan buah. Pupuk yang sudah diaplikasikan kemudian tanaman disiram menggunakan sprinkle selama lima menit, agar tidak ada sisa pupuk yang menempel pada daun.

2. Pengendalian hama dan penyakit tanaman (PHPT)

Hama dan penyakit merupakan organisme pengganggu tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan dapat menyebabkan tanaman mati. Untuk itu sebelum hama dan penyakit ini muncul pada setiap tanaman stroberi, akan dilakukan penanganan yang disebut pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan bertujuan untuk mencagah serta meminimalisir hama dan penyakit yang ada pada tanaman stroberi.

Pengendalian hama dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kimia (pemberian pestisida) dan secara alami (pemberian tanaman repelan). Penggunaan cara alami adalah menggunakan bahan alami yang tidak disukai oleh hama seperti menggunakan jenis tanaman yang dapat mengeluarkan aroma yang tidak disukai oleh hama-hama tertentu (jenis kutu dan ulat). Pengendalian hama dan penyakit secara kimia yaitu kegiatan penyemprotan pestisida yang dilakukan pada tanaman stroberi menggunakan insektisida, akarisida, dan fungisida serta menggunakan campuran perekat pestisida yang berbahan aktif Alkilari poliglikol eter.

Pengaplikasian pestisida ini dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan pestisida dan perekat kedalam drum 200 liter yang sudah terisi oleh air. Untuk takaran dan dosis yang digunakan adalah sesuai dengan anjuran yang tertera pada label kemasan yang diukur dengan menggunakan timbangan dan gelas ukur. Kemudian pestisida dan bahan perekat dimasukan dalam drum dengan 200 liter air.

Kegiatan penyemprotan dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu pada pagi hari. Kegiatan penyemprotan pestisida diawali dengan monitoring hama dan penyakit yang menyerang tanaman stroberi. Namun pengaplikasian secara lapangan hanya melihat keadaan tanaman yang sedang terserang hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman stroberi yaitu Uret, siput, ulat grayak, kutu daun, dan siput telanjang. Uret ini menyerang pada bagian akar tanaman. Sehingga pertumbuhan tanaman terhambat bahkan pada serangan yang parah tanaman stroberi dapat mengalami kematian ditandai dengan layunya tanaman.

Pengendalian hama uret menggunakan insektisida termikon 15 EC sebanyak 800 mililiter di dalam 400 liter air. Siput (bekicot) dan siput telanjang mengganggu tanaman stroberi pada bagian buah dengan cara memakan bagian buah stroberi hingga habis, ulat grayak mengganggu tanaman dengan memakan daun tanaman stroberi, kutu daun mengganggu tanaman melalui daun muda dan tunas tanaman stroberi. Pengendalian hama siput, ulat grayak, dan kutu daun menggunakan insektisida winder 100 EC sebanyak 400 mililiter dan supemec 400 mililiter di dalam 400 liter air.

Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman stroberi yaitu bercak merah, leaf blight, hawar daun, dan antraknosa. Pengendalian penyakit tanaman stroberi menggunakan fungisida. Penyemprotan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pompa penyemprotan PHPT dengan bahan bakar bensin. Setelah bahan semua sudah tercampur rata dalam drum maka mesin penyemprot langsung dinyalakan dengan cara di slah pada mesin penyemprot.

3. Panen Buah Stroberi

Tanaman stroberi mulai berbunga ketika berumur dua bulan setelah tanam. Bunga pertama sampai ketiga sebaiknya dibuang dan untuk selanjutnya bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah kecuali bunga yang rusak dibuang. Tanaman stroberi pada umur tiga bulan mulai dipanen.

Cara Pemupukan dan Panen Buah Stroberi

Pemanenan dilakukan pada saat buah sudah berwarna merah kehijauan sampai dengan berwarna merah sempurna. Pemanenan stroberi dilakukan secara manual yaitu dengan memetik buah secara langsung.

Cara pemetikan stroberi dengan memegang bagian kelopaknya kemudian sedikit ditarik atau dapat langsung ditekan dengan menggunakan jari kuku agar tidak merusak bunga yang masih belum menjadi buah. Pemanenan dilakukan dua kali dalam satu minggu dengan waktu pemanenan pada pagi hari pukul 06:30-09:00 WIB. Hasil panen dikumpulkan ke dalam tray (nampan besar).

Dalam melakukan pengumpulan buah harus dilakukan dengan berhati-hati agar stroberi tidak rusak. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan penyortiran dan pengepakan buah stroberi. Hasil panen selama 6 bulan adalah 960 kg dalam 1.500 galangsi selama satu kali masa tanam yaitu 8 bulan.

Baca juga : Mengenal Tanaman Stroberi

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.