Penting !, Boraks Bukan Bahan Pengawet Makanan

Penting !!, Boraks Bukan Bahan Pengawet Makanan – Baik, mari kita coba deskripsikan satu persatu apa itu pengawet makanan, apa itu boraks dan penjelasan-penjelasan lain yang terkait dengan pembahasan ini.

Bahan Pengawet Makanan

Bahan  pengawet  adalah  bahan  tambahan  pangan  yang  dapat  mencegah  atau menghambat  tumbuhnya  bakteri,  sehingga  tidak  terjadi  fermentasi  (pembusukan), pengasaman  atau  penguraian  makanan  karena  aktifitas  jasad-jasad  renik  (bakteri).

Pengertian bahan pengawet sangat bervariasi tergantung dari negara yang  membuat  batasan  pengertian  tentang  bahan  pengawet.  Meskipun  demikian, penggunaan  bahan  pengawet  memiliki  tujuan  yang  sama,  yaitu  mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpan bahan pangan.

Zat  pengawet  terdiri  dari  senyawa  organik  dan  senyawa  anorganik  dalam bentuk asam dan garamnya.

  1. Pengawet Organik, yang lebih banyak dipakai dari pada zat pengawet anorganik karena pengawet organik  lebih  mudah  dibuat  dan  dapat  terdegradasi  sehingga mudah  diekskresikan.  Bahan  pengawet  organik  yang  sering  digunakan  adalah: asam sorbat, asam propianat, dan asam benzoat.
  2. Pengawet Anorganik, yang  masih  sering  dipakai  dalam  bahan  makanan  adalah: nitrit, nitrat dan sulfit.

Banyak  cara  yang  telah  dilakukan  untuk  mengawetkan  bahan  pangan, misalnya  pengalengan  makanan,  diawetkan  (asinan/manisan)  dalam  botol, pendinginan,  pemanasan,  pengeringan  dan  penggaraman.  Dalam  melakukan pengawetan biasanya digunakan bahan kimia dan dewasa ini penggunaanya  semakin bertambah karena merupakan salah satu pilihan yang menguntungkan bagi produsen makanan olahan.

Apa itu Boraks

Boraks Bukan Bahan Pengawet Makanan
ilustrasi

Boraks adalah zat pengawet yang banyak  digunakan  dalam  industri pembuatan  taksidermi,  insektarium  dan herbarium,  tapi  dewasa  ini  orang cenderung  menggunakannya  dalam industri  rumah  tangga  sebagai  bahan pengawet  makanan  seperti  pada pembuatan  mie  dan  bakso.

Boraks yang dikenal di pasaran adalah asam borat (H3BO3) yang merupakan senyawa bor. Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama “bleng”, di Jawa  Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama “pijer”. Digunakan/ditambahkan ke dalam pangan/bahan pangan sebagai pengental ataupun sebagai pengawet.

Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus Na2B4O710H2O berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat.

Secara rinci karakteristik boraks sebagai berikut.

  1. Warna adalah jelas bersih
  2. Kilau seperti kaca
  3. Kristal ketransparanan adalah transparan ke tembus cahaya
  4. Sistem hablur adalah monoklin
  5. Perpecahan sempurna di satu arah
  6. Warna lapisan putih
  7. Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam bor yang lain.
  8. Karakteristik yang lain: suatu rasa manis yang bersifat alkali.

Menurut  Kamus  Kedokteran  Dorland,  boraks  dikenal  sebagai  bahan pembasa  preparat  farmasi.  Boraks  juga  digunakan  sebagai  bahan  bakterisida lemah  dan  astringen  ringan  dalam  lotion,  obat  kumur  dan  pembersih  mulut.

Boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat, misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Selain itu boraks juga digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas,bahan pembersih/pelicin porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu.

Boraks merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang/tidak diijinkan penggunaannya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Pelarangan ini dilakukan karena boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak akan menyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu dibawah 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat badan anak-anak.

Keracunan boraks dapat terjadi secara akut dan kronis. Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung beberapa jam hingga seminggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosistoksis.

Gejala  keracunan  boraks  meliputi:

  1. rasa mual
  2. muntah – muntah
  3. diare
  4. kejang perut
  5. bercak-bercak pada kulit
  6. temperature tubuh menurun
  7. ruam iritema kulit yang  menyerupai  campak
  8. kerusakan pada ginjal
  9. gelisah dan lemah
  10. kematian akibat kolaps pernapasan.

Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi dalam waktu lama. Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia an konvulsi. Penggunaan boraks apabila dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf,  depresi dan kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu, boraks bisa mengakibatkan degradasi mental, serta rusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan, kulit yang luka atau membran mukosa.

Makanan yang paling sering menggunakan Borak adalah Mie basah

Mie  basah adalah makanan yang terbuat dari olahan tepung  terigu  dengan  campuran  bumbu, berbentuk seperti tali. Mie basah disebut juga mie kuning merupakan jenis mie yang mengalami perebusan dengan kadar air mencapai 52% sehingga daya tahan atau keawetannya cukup singkat. Pada suhu kamar hanya bertahan sampai 10-12 jam. Setelah itu mie akan berbau asam dan berlendir/basi.

baca juga : Hati-hati ! Alat makan sebagai agen penularan penyakit

demikian artikel berjudul Penting !, Boraks Bukan Bahan Pengawet Makanan, Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.