(Jangan) Paksa Aku Menulis!

(Jangan) paksa aku menulis! – Melihat Chyrun.com yang sekarang terasa begitu kontras dengan awal mula situs situsan berdiri. Dengan bangga (jiah menjilat) aku bisa memamerkan kepada teman-temanku disana yang katanya sudah sarjana. “Ini websiteku (kadang kala blog), nanti dibuka ya” begitu yang kuucap selalu (kalimatnya sama persis tak berubah).

chyrun

Aku tak sendiri membangun sendiri blog ini, tentu saja aku hanya sebagai punokawan. Dibalik tulisan yang hanya baru ratusan, diproduksi oleh pemuda-pemuda ganteng dan jomblo harapan…emmmm entah harapan siapa.

Hanya seminggu sekali kami para admin mengadakan muktamar kecil-kecilan di tempat WiFi gratisan. Diskusi kami selalu hangat , apalagi kalau membahas visi tak jelas Chyrun.com. Tak melulu pertemuan kami membahas tentang Chyrun, sebagai manusia yang sok memikirkan dan peduli tentang masa depan bangsa dan dunia, kadang kala kami juga berdiskusi tentang ekonomi Indonesia, budaya hedonis, bidang pertanian, dunia lain, kuntilanak, cabe-cabean, tante-tante , semua diobrolkan sampai pagi.

Sebagai punokawan, aku selau memperhatikan ketika 2 orang master pada blog ini mengemukakan pendapat bulshit mereka. Mas Tochirun yang kalau bicara penuh sok referentif (maksudnya menggunakan referensi lho) dengan Mas Agus Prasetio yang kelihatan sok tenang.

Aku sering kali tak bisa masuk kedalam frekuensi mereka. Mereka itu dewa, atau minimal ya sejajar Kim Jong Un atau Vladimir Putin lah. Aku memperhatikan mereka sambil melihat artikel industri filmbiru jepang yang amat aku kagumi.

Diskusi panjang itu selau menghasilkan putusan yang bersifat final dan mengikat. “Rajinkah menulis dan upload. Semua demi eksistensi dan kemajuan Chyrun.com.” Tentu saja sebagai yang muda, kritis, perfeksionis, dan pelupa, aku sesekali memprotes. Yang berkat protesku itu pada akhirnya menghasilkan keputusan:  aku selalu…. NGIKUT SAJA.

Nulis, nulis, nulis, pokoknya harus nulis, walapun kegiatanku yang sedang sibuk bermain zuma, katanya aku harus nulis. Walaupun sedang sibuk meratapi hidup dan kejombloan yang hampir kaffah, pokoknya harus nulis. Hukumnya fardhu ain. Titik! Bisa tak bisa harus nulis, bahasa sucinya “ingin berak atau tidak, pokoknya harus berak”. Busyyett!!!

Tapi sebagai orang yang kelihatan nurut-nurut saja, padahal aslinya rusak, aku selalu malas untuk menulis. Sebagai konsekuensinya, akan nampak pesan dari sang malaikat pengawas dan pengancam dan penghina bernama Tochirun, syafaatnya darinya selalu sama, kira-kira begini “ndi tulisanmu, gagian upload g0blok”, dan kalau diterjemahkan dalam bahasa makrifat, adalah “aku kangen kamu adik sepupuku, kesinilah ngobrol”.

Setali tiga uang dari om-om, Bro Agus Prasetio-pun sebenarnya sama menyuruhku menulis, meskipun dengan bahasa laku berupa dia rajin posting.

Meskipun dengan bahasa yang berbeda, tujuan mereka sama, agar aku rajin menulis. Aku tak tersinggung, aku tahu mereka ingin yang terbaik untukku, itu semua mereka lakukan karena mereka….. kurang ajar!

Heh kalian berdua dengar! Sebagai penggemar Liverpool sebenarnya ada banyak tulisanku tentang Cewek (Lho hubungannya apa? Tak harus berhubungan kan!), sebagai penggemar kimochi jepang, juga aku banyak tulisan yang membahas tentang sifat mereka yang disiplin. Masih banyak stok pokoknya su!

Sebagai anak yang masih suci, aku sungguh tidak peduli dengan peringatan-peringatan itu. Jadi mulai sekarang sudahlah, (Jangan) paksa aku untu menulis!

Karena sebenarnya aku sedang kusyuk menulis skripsi mencari pembenaran terhadap tulisan Membangun Blog Profesional, Kami Belum Konsisten, dengan itu aku akan dapat kesimpulanku sendiri. Wassalam.

Simpan

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.