\nJenis bakteri<\/div>\n<\/td>\n
\n\nZona hambat (mm)<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\n
Staphylococcus aureus<\/i><\/div>\n\n<\/div>\n<\/td>\n
\n\n20<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\nNon hemolytic
Streptococci<\/i><\/div>\n\n<\/div>\n<\/td>\n
\n\n21<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\nBeta-hemolytic
Streptococci<\/i><\/div>\n\n<\/div>\n<\/td>\n
\n\n22<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\n
Bacillus cereus <\/i><\/div>\n\n<\/div>\n<\/td>\n
\n\n22<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\n
E. coli<\/i><\/div>\n\n<\/div>\n<\/td>\n
\n\n0<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n
\nAnonim (2008b), menyatakan bahwa TLC (
Thin Layer Chromatography<\/i>) adalah metode \nsederhana, cepat, dan prosedur murah serta memberikan ahli kimia suatu jawaban \nyang cepat seperti berapa banyak komponen-komponen di dalam suatu campuran. \nTLC digunakan untuk mendukung identitas \nsuatu campuran ketika Rf dari suatu campuran dibandingkan dengan Rf dari suatu \ncampuran kontrol. Plat TLC merupakan suatu lembaran gelas\/kaca, logam, atau \nplastik yang dilapisi dengan suatu lapisan tipis dari suatu adsorben yang padat \n(biasanya tanah kerikil atau oksid aluminium). Jumlah kecil dari campuran yang \nakan dianalisa ditetakkan dekat pada bagian bawah membentuk sebuah titik dari \nplat ini. Selanjutnya plat TLC ditempatkan pada suatu kotak yang berisi bahan \npelarut. Pelarut ini akan naik pada plat TLC dengan prinsip kapiler. n-butanol \nmerupakan suatu subjek kromatografi lapis tipis (TLC: dengan perbandingan \nn-butanol: asam cuka: air (4: 1: 2). Basitrasin standar murni atau polymxin B \nyang diperoleh dengan diteteskan pada suatu titik pada plat TLC. Basitrasin \ntersebut meresap dengan prinsip kapiler sampai mencapai puncak plat TLC, \nkemudian plat TLC dikeringkan kemudian disemprot menggunakan iodium dan jarak yang \nditempuh oleh basitrasin tersebut diukur untuk mengetahui nilai Rf (AL-Janabi, 2006). Berdasarkan hasil praktikum \nnilai Rf kelompok 1 sebesar 1, kelompok 2 sebesar 1, kelompok 3 sebesar 0,98 \ndan kelompok 3 sebesar 0,96 sedangkan nilai Rf \nkontrol sebesar 1. Hal tersebut menandakan bahwa basitrasin yang \ndihasilkan oleh masing-masing kelompok mempunyai komponen-komponen penyusun \nyang sama seperti komponen penyusun dari kontrol yang berarti merupakan \nantibiotik basitrasin. <\/div>\n\nTabel 3. Hasil Pengukuran dan Deteksi Bastrasin <\/div>\n
\n<\/div>\n
\n\n\n\n\nKelompok<\/div>\n<\/td>\n
\n\nInkubasi<\/div>\n<\/td>\n
\n\nJumlah Basitrasin<\/div>\n<\/td>\n
\n\nRf<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\n1<\/div>\n<\/td>\n
\n\n1×24 jam<\/div>\n<\/td>\n
\n\n0,8 ml\/100 ml<\/div>\n<\/td>\n
\n\n1<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\n2<\/div>\n<\/td>\n
\n\n2×24 jam<\/div>\n<\/td>\n
\n\n0,7 ml\/200 ml<\/div>\n<\/td>\n
\n\n1<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\n3<\/div>\n<\/td>\n
\n\n3×14 jam<\/div>\n<\/td>\n
\n\n0,3 ml\/200 ml<\/div>\n<\/td>\n
\n\n0,98<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n
\n\n\n4<\/div>\n<\/td>\n
\n\n4×24 jam<\/div>\n<\/td>\n
\n\n0,5 ml\/200 ml<\/div>\n<\/td>\n
\n\n0,96<\/div>\n<\/td>\n<\/tr>\n<\/tbody>\n<\/table>\n
\n<\/div>\n
\nProduksi basitrasin lebih
\nbanyak dihasilkan melalui sistem batch (Morikawa
et al., <\/i>1979). Haddar et al., \n<\/i>(2007), optimalisasi produksi basitrasin oleh Bacillus sublitis<\/i>, gliserol merupakan sumber karbon yang baik jika \ndibandingkan dengan glukosa, sukrosa, asam sitrat dan jus buah. Pengaruh dari \ndua sumber nitrogen (asam glutamik dan alanin) lebih baik dari pada senyawa anorganik \nseperti NH4Cl dan Na2\u00adNO\u00ad3 dengan pH 7-7,5, \nsuhu 37-40 \u00baC. Hal yang sama juga \ndinyatakan oleh Awais et al., <\/i>(2007), parameter-parameter \nseperti masa inkubasi, pH dari konsentrasi medium dan glukosa merupakan suatu \nfaktor penting dalam mengoptimalkan produksi antibiotik oleh Bacillus sp.<\/i><\/b><\/div>\n\n\u00b7
\nPengaruh
\nmasa inkubasi: Waktu inkubasi maksimal 24 jam setelah 48, 72, 96, 120 dan 144
\njam berangsur-angsur menurun.<\/div>\n
\n\u00b7
\nPengaruh
\npH: pH optimal adalah 8<\/div>\n
\n\u00b7
\nPengaruh
\ndari konsentrasi glukosa: Inkubasi 120 jam dengan konsentrasi glukosa 5%, glukosa
\n1% pada 24 jam dan di glukosa 5% pada 96 jam dan glukosa 4% pada 48 dan 72 jam.<\/div>\n
\n\u00b7
\nPengaruh
\nsuhu dan kecepatan shaker: suhu optimum
\nadalah 30\u00baC dengan kecepatan shaker 150 rpm. <\/div>\n
\n
<\/b><\/div>\n\n
DAFTAR REFERENSI<\/b><\/div>\n\nAL-Janabi, Ali Abdul Hussein S. 2006.
\nIdentification of Bacitracin Produced by Local
Bacillus licheniformis<\/i>. African Journal of Biotechnology <\/i>Vol. 5 (18), pp. 1600-1601.<\/div>\n\nAnonim. 2008a. Antibiotik. http:\/\/id.wikipedia.org\/wiki\/Antibiotik. Diakses Tanggal 25 Desember 2008.<\/div>\n
\nAnonim. 2008b. Thin Layer Chromatography \u2013 TLC. http:\/\/orgchem.colorado.edu\/hndbksupport\/TLC\/TLC.html. Diakses Tanggal 25 Desember 2008.<\/div>\n
\nAwais, Muhammad., A.A. Shah., A. Hameed And F.
\nHasan. 2007. Isolation, Identification
\nand Optimization of Bacitracin Produced by
Bacillus <\/i>sp. Pak. J. Bot<\/i>., \n39(4): 1303-1312.<\/div>\n\nBudiyanto, A. K. 2004. Mikrobiologi
\nTerapan. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.<\/div>\n
\nHaddar,
\nHouria Oulet, G. M. Aziz., M. H. Al-Gewali. 2007. Optimization of Bacitracin
\nProduction by
Bacillus licheniformis <\/i>B5. \nPakistan Journal of Biologycal Sciences <\/i>10 \n(6): 972-976. <\/div>\n\nMorikawa,
\nYasushi., T.K. Ochiai., T. I. Karube dan S. Suzuki. 1979. Bacitracin Production
\nby Whole Cells Immobilized in Polyacrylamide
\nGel. Antimicrobial Agents And Chemotherapy, p 126-130.<\/div>\n
\n_____________. 1979. Continuous production of bacitracin by immobilized living whole cells of
Bacillus<\/i> \nsp. Biotechnology and Bioengineering Volume 22 Issue 5<\/strong>, Pages 1015 – 1023<\/strong><\/b><\/div>\n\nRyandini, D., H. Pramono, Sukanto. 2005. Mikrobiologi Industri. Fabio UNSOED,
\nPurwokerto.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nSchlegel and Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah
\nMada University
\nPress, Yogyakarta.<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
PRODUKSI BASITRASIN DARI ISOLAT Bacillus sp. PENDAHULUAN Antibiotik adalah senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":0,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[15],"tags":[],"yoast_head":"\n
MAKALAH PRODUKSI BASITRASIN DARI ISOLAT Bacillus sp. - BacaMedi.Com<\/title>\n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n\t \n\t \n\t \n