\nEkosistem
\nmerupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap komponen
\nlingkungan hidup yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan yang teratur
\n(Deshmukh, 1992). Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah dan
\ntermasuk dalam ekosistem perairan tawar yang memiliki ciri-ciri antara lain
\nvariasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
\niklim dan cuaca. Berdasarkan Desanto (1978), Odum (1988), dan Ewusie (1990)
\nmengklasifikasikan habitat perairan darat dibagi menjadi dua yaitu :<\/div>\n
\n<\/div>\n<\/div>\n
\n
\n1.
\nAir tergenang atau habitat
\nlentik, seperti danau rawa<\/div>\n<\/div>\n
\n
\n2.
\nAir deras atau habitat lotik,
\nseperti sungai dan mata air<\/div>\n
\n<\/div>\n<\/div>\n
<\/p>\n
\nMenurut Odum (1988), terdapat dua zona utama pada aliran sungai yaitu :<\/div>\n
\n
\n- Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga zona ini padat. Zona ini umumnya terdapat di hulu pegunungan.<\/li>\n
- Zona air tenang: bagian sungai yang dimana kecepetan arus mulai berkurang, maka lumpur dan materi lepas mulai mengendapan di dasar sehingga dasar sungai menjadi lunak. zona ini di jumpai pada daerah landai.<\/li>\n<\/ol>\n<\/div>\n
\nBerdasarkan pengelompokan diatas habitat Sungai Kanji termasuk perairan darat air tenang dengan zona utama aliran sungai termasuk zona air tenang. Macam-macam komunitas yang terdapat di alam secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:<\/div>\n
\n
\n- Komunitas akuatik, yaitu kelompok organisme yang terdapat di perairan misalnya di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam.<\/li>\n
- Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di daratan misalnya di pekarangan, di hutan, di padang rumput, atau di padang pasir.<\/li>\n<\/ol>\n<\/div>\n
\nBeberapa macam bentuk karakter komunitas, diantaranya adalah:<\/div>\n
\n
\n- Karakter kualitatif, yang termasuk seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.<\/li>\n
- Karakter kuantitatif, yang termasuk seperti frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai biomassa per unit contoh atau persatuan luas\/volume.<\/li>\n
- Karakter sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestasis. <\/li>\n<\/ol>\n<\/div>\n
\nPenggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan pada:<\/div>\n
\n
\n- Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.<\/li>\n
- Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.<\/li>\n<\/ol>\n<\/div>\n
\na. Plankton;<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nTerdiri atas fitoplankton dan zooplankton, biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nb. Nekton;<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nHewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nc. Neuston;<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nOrganisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air. <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nd. Perifiton; <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nMerupakan tumbuhan atau hewan yang melekat\/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\ne. Bentos; <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nHewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nAdaptasi yang dilakukan oleh organisme air tawar dengan cara sebagai berikut:<\/div>\n
\n<\/div>\n
\n1. Adaptasi tumbuhan <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nTumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\n2. Adaptasi hewan<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nEkosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan. Mekanisme ikan dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis adalah dengan melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan. <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nSalah satu organisme yang terdapat di Sungai Kranji adalah mollusca. Ciri-ciri mollusca adalah sebagai berikut: berbadan lunak, diselubungi oleh semacam kantong otot (mantel) yang tidak bersegmen beserta berculum; sebagai tempat organ-organ dalam. Mantel ini mempunyai keunikan lain, yaitu dapat menghasilkan sekresi spikulum (menyerupai jarum) yang berkulit kapur. Salah satu kelas yang di Mollusca adalah Gastropoda. Gastropoda termasuk hewan yang sangat berhasil menyesuaikan diri untuk di beberapa tempat dan cuaca. Distribusi penyebaran gastropoda air tawar ini umumnya meliputi daerah yang sangat luas, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 2.000 m dpl (Benthem, 1953).<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nSemua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan (a) interaksi antarorganisme, (b) antarpopulasi, dan (c) antarkomunitas.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\n(a). Interaksi antar organisme. <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nSemua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut: <\/div>\n
\n<\/div>\n
\na. Netral, yaitu hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya adalah antara capung dan sapi. <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nb. Parasitisme, yaitu hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, dan jika salah satu organisme hidup mengambil makanan dari hospes\/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contohnya adalah benalu dengan pohon inang.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nc. Komensalisme, merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan, yaitu salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya, Anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nd. Mutualisme, adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan diantara keduanya. Contohnya bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\n
(b). Interaksi antarpopulasi,<\/b> yaitu antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut:<\/div>\n\n
\n- Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik<\/li>\n
- Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.<\/li>\n<\/ul>\n<\/div>\n
\n
(c). Interaksi antarkomunitas<\/b>, yaitu kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga terjadi aliran energi.<\/div>\n\n<\/div>\n
\nInteraksi antarkomponen biotik dengan komponen abiotik yaitu hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem juga terdapat struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nSpesies bambu yang berada di Sungai Kranji 3 yaitu bambu apus (Gigantochloa apus). Klasifikasi Gigantochloa apus yaitu:<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nKingdom : Palantae<\/div>\n
\nDivisi : Magnoliophyta<\/div>\n
\nKlas : Liliopsida<\/div>\n
\nOrdo : Poales<\/div>\n
\nFamili : Poaceae<\/div>\n
\nGenus : Gigantochloa <\/div>\n
\nSpesies : Gigantochloa apus Kurz.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nDaun : Permukaan bawah daun agak berbulu, kuping pelepah daun kecil dan membulat, gundul, ligula rata dan gundul.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nPelepah buluh : Tidak mudah luruh, tertutup bulu coklat, kuping pelepah buluh seperti bingkai, daun pelepah buluh berketuk balik menyegi tiga dengan ujung sempit.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nBambu biasanya digunakan sebagai tanaman pagar penghias. Batangnya juga dapat dipakai sebagai alat pembuatan pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan tangan (rak buku), industri pulp dan kertas dan penghalau angin kencang (wind-break) (Gunawan , 2008). <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nHasil pengamatan distribusi bambu di Sungai Kranji pada daerah hulu, tengah, dan hilir didapatkan sebagai berikut:<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nDaerah hulu <\/div>\n
\n<\/div>\n
\nDistrubusi bambu : Bambusa vulgaris 16.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nParameter lingkungan : <\/div>\n
\n<\/div>\n
\n\u00b7 temperatur udara : 250C<\/div>\n
\n\u00b7 tipe tanah : serasah dan tanah<\/div>\n
\n\u00b7 pH tanah : 7<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nDaerah Tengah<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nDistribusi bambu : Gigantochloa apuskurz 25, Schizostachycum brachycladium 43.<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nParameter lingkungan : <\/div>\n
\n<\/div>\n
\n\u00b7 temperatur udara : 270C<\/div>\n
\n\u00b7 tipe tanah : tanah berpasir<\/div>\n
\n\u00b7 pH tanah : 7<\/div>\n
\n<\/div>\n
\nDaerah Hilir<\/div>\n
\n<\/div>\n