{"id":16868,"date":"2023-04-04T00:55:23","date_gmt":"2023-04-03T17:55:23","guid":{"rendered":"https:\/\/bacamedi.com\/?p=16868"},"modified":"2023-04-04T00:55:53","modified_gmt":"2023-04-03T17:55:53","slug":"rupiah-mata-uang-terbaik-di-asia-nomer-6-di-dunia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/bacamedi.com\/rupiah-mata-uang-terbaik-di-asia-nomer-6-di-dunia\/","title":{"rendered":"Rupiah Mata Uang Terbaik di Asia & Nomer 6 di Dunia: Kinerja Impresif di Kuartal I-2023"},"content":{"rendered":"\n
Bacamedi.com,<\/a>-Rupiah Mata Uang Terbaik di Asia & Nomer 6 di Dunia: Kinerja Impresif di Kuartal I-2023<\/p>\n\n\n\n Rupiah, mata uang nasional Indonesia, telah menunjukkan kinerja yang mengesankan di kuartal pertama tahun 2023.<\/p>\n\n\n\n Pada periode Januari hingga Maret, mata uang ini berhasil menguat sebesar 3,8% terhadap dolar AS, sehingga menjadi mata uang terbaik di Asia dan nomor enam di dunia.<\/p>\n\n\n\n Bahkan pada perdagangan Jumat terakhir di bulan Maret, rupiah mencapai level terkuat sejak 3 Februari lalu, yakni Rp 14.990\/US$.<\/p>\n\n\n\n Meskipun volatilitas masih terjadi pada pasar finansial Indonesia, sentimen pelaku pasar yang membaik terlihat dari penguatan bursa saham AS (Wall Street) pada Jumat pekan lalu.<\/p>\n\n\n\n Hal ini disebabkan oleh rilis data inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari prediksi Dow Jones.<\/p>\n\n\n\n Data inflasi PCE menjadi acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter.<\/p>\n\n\n\n Sehingga pertumbuhan yang semakin rendah memperkuat ekspektasi The Fed tidak menaikkan suku bunga lagi.<\/p>\n\n\n\n Pasar memperkirakan The Fed bahkan bisa memangkas suku bunganya pada September nanti.<\/p>\n\n\n\n Namun, data tenaga kerja Amerika Serikat yang akan dirilis pada Jumat pekan depan masih menjadi acuan The Fed untuk menentukan kebijakan selanjutnya.<\/p>\n\n\n\n Dari dalam negeri, data inflasi menjadi perhatian utama, Yang akan menjadikan Rupiah Uang Terbaik Asia<\/p>\n\n\n\n Konsensus pasar memperkirakan inflasi tahunan (year on year\/yoy) akan menembus 5,15% pada bulan ini, lebih rendah dibandingkan pada Februari yang tercatat 5,47%.<\/p>\n\n\n\n Hal ini tentunya menjadi kabar baik, karena inflasi menurun saat memasuki bulan Ramadhan yang biasanya menjadi puncak tertinggi.<\/p>\n\n\n\n Secara teknikal, rupiah saat ini berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50\/MA 50), MA 100 dan MA 200.<\/p>\n\n\n\n Ruang penguatan terbuka lebih besar karena pengurangan Mata Uang Garuda (rupiah), terakselerasi menembus level psikologis setelah melewati Rp 15.090\/US$.<\/p>\n\n\n\n Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50% yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565\/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620\/US$.<\/p>\n\n\n\n Selama rupiah dapat bertahan di bawah level psikologis Rp 15.000\/US$.<\/p>\n\n\n\n Baca :<\/strong> Nama Mata Uang Di Benua Asia<\/a><\/p>\n\n\n\n