{"id":116,"date":"2015-11-21T07:39:00","date_gmt":"2015-11-21T07:39:00","guid":{"rendered":"http:\/\/hosting.mwh.asia\/~chyrunco\/?p=116"},"modified":"2016-02-27T17:08:21","modified_gmt":"2016-02-27T10:08:21","slug":"budidaya-tanaman-krisan-metode-stek","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/bacamedi.com\/budidaya-tanaman-krisan-metode-stek\/","title":{"rendered":"Budidaya Tanaman Krisan Metode Stek"},"content":{"rendered":"
Budidaya Tanaman Krisan Metode Stek<\/b> – Perkembangan bisnis tanaman hias telah berkembang dengan pesat dalam beberapa dekade terakhir ini yang disebabkan oleh meningkatnya daya beli dan kesejahteraan masyarakat sehingga preferensi untuk memenuhi kebutuhan kepuasan akan keindahan dengan tanaman hias lebih tinggi. Salah satu tanaman hias yang cukup populer di Indonesia bahkan pasar internasional adalah krisan (Chrysanthemum morifolium<\/i>).<\/p>\n
Pengenalan Awal Tanaman Krisan \/ Seruni<\/strong><\/p>\n Krisan (Chrysanthemum morifolium<\/i>) atau dikenal juga dengan seruni merupakan salah satu jenis tanaman hias populer yang digunakan sebagai bunga potong dan tanaman pot. Tanaman ini mempunyai bentuk mahkota yang beragam dan warna bunga yang bervariasi.<\/p>\n Selain menghasilkan bunga potong dan tanaman hias bunga pot yang dimanfaatkan untuk memperindah ruangan dan menyegarkan suasana beberapa varietas krisan juga ada yang berkhasiat sebagai obat, antara lain untuk obat sakit batuk, nyeri perut dan sakit kepala akibat peradangan rongga sinus (sinusitis) dan sesak nafas.<\/p>\n Krisan adalah komoditas penting dalam perdagangan tanaman hias dunia. Tanaman ini merupakan tanaman subtropis, namun telah banyak dikembangkan di daerah tropis, salah satunya di Indonesia. Daerah sentra produsen krisan di Indonesia antara lain Cipanas, Cisarua, Batu, Nangkojajar, Sukabumi, Lembang, Bandungan, dan Brastagi. Krisan telah dikenal lama sebagai tanaman hias di dataran tinggi dan industri komersialnya mulai menggeliat pada awal 1990.<\/p>\n Data statistik produktivitas tanaman krisan dalam 5 tahun terakhir menunjukkan angka yang terus meningkat, pada tahun 2005 produksinya mencapai 47,465,794 tangkai, tahun 2006 berjumlah 63,716,256 tangkai, pada tahun 2007 sebanyak 66,979,260 tangkai, pada tahun 2008 berjumlah 99,158,942 tangkai, pada tahun 2009 sebanyak 107,847,072 tangkai, pada tahun 2010 mencapai 120,485,784 tangkai, dan akan terus meningkat setiap tahunnya (BPS, 2011).<\/p>\n <\/a><\/p>\n Teknik perkembangbiakan yang tepat akan menghasilkan produksi bibit yang cepat dan melimpah. Secara umum Perkembangbiakan krisan terjadi melalui dua cara, yaitu perkembangbiakan generatif (melalui biji) dan perkembangbiakan vegetatif (melalui bagian vegetatif tanaman).<\/p>\n Dalam perkembangbiakan generatif untuk menghasilkan keturunan baru membutuhkan waktu yang lama, berbeda dengan perkembangbiakan vegetatif yang relatif lebih cepat dalam menghasilkan keturunan yang baru.<\/p>\n Perkembangbiakan vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami merupakan jenis perkembangbiakan vegetatif yang terjadi secara alami pada bagian-bagian tanaman, misalnya umbi batang, umbi lapis, rhizome, dan stolon. Namun krisan banyak dikembangbiakan secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru.<\/p>\n Baca juga : Teknik Perbanyakan Vegetatif Anggrek\u00a0<\/a><\/p>\n Perkembangbiakan vegetatif buatan ini mudah dilakukan dan cepat juga dalam mendapatkan keturunan baru yang diinginkan. Berbagai jenis perkembangbiakan vegetatif buatan diantaranya adalah perkembangbiakan vegetatif dengan stek (daun, umbi, dan batang), perbanyakan vegetatif dengan grafting dan budding, dan perbanyakan vegetatif dengan cangkok.<\/p>\n Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium) pada umumnya diperbanyak secara vegetatif, meskipun cara generatif juga dapat dilakukan. Hal ini tidak lepas dari keunggulan perbanyakan vegetatif, yaitu relatif lebih cepat dalam menghasilkan keturunan baru jika dibandingkan dengan perbanyakan generatif.<\/p>\n Stek merupakan metode perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternatif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus, dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Metode stek ini dapat diaplikasikan pada tanaman yang mudah berakar, salah satunya adalah krisan.<\/p>\n Teknik Perbanyakan Vegetatif Kristan Metode Stek<\/strong><\/p>\n Cara Kerja :<\/b><\/p>\n Penjelasan Teknis Dan Ilmiah<\/b><\/p>\n Stek batang dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni berkayu keras, semi berkayu, lunak, dan herbaceus. Untuk tanaman Krisan termasuk stek batang yang tergolong herbaceus dan panjang stek yang biasa digunakan adalah 7,5 \u2013 12,5 cm.<\/p>\n\n