Pada Dasarnya Setiap Anak itu Hebat !

Pada Dasarnya Setiap Anak itu Hebat ! Anak bagi para orang tua merupakan pelengkap kebahagiaan berkeluarga, tak jarang demi anak orang tua bisa melakukan apa saja asalkan dapat membahagiakan anak yang dicintainya.

Tidak ada orang tua di dunia ini yang tidak menginginkan anaknya untuk mendapatkan kebahagiaan, curahan kasih sayang seakan tak pernah henti meski anaknya sudah dikatakan dewasa.

Meski saya belum mempunyai anak, hampir setiap hari saya berinteraksi dengan anak-anak, mengamati gerak-gerik mereka yang sering kali mempunyai saya tertawa sendiri.

Anak memang hal yang luar biasa yang dihadirkan di dunia ini, dengan canda tawanya, kepolosannya seakan membuat dunia ini menarik, hidup dan berwarna.

Bagi pasangan yang belum dikaruniahi anak pun demikian, kehadirannya dinantikan, segala bentuk cara  dilakukan demi mendapatkan anak.

Memang anak itu sesuatu yang istimewa, bahkan sesekali dalam pikiran orang dewasa pun kerap menginginkan kembali ke masa anak-anak dulu, yang begitu riang menjalani hidup.

Tidak semua orang tua paham cara mendidik anak, dengan latar belakang keluarga dan pendidikan yang berbeda, ini yang merupakan faktor utama dalam membesarkan  seorang anak.

Seorang ibu lebih dominan untuk meletakkan pondasi karakteristik moral dan intelektual seorang anak, tak jarang laki-laki sekarang cenderung memilih pasangan yang mempunyai pengetahuan yang baik untuk mendidik keturunannya.

Pengetahuan mendidik anak ini perlu supaya anak kita kelak menjadi pribadi yang tangguh, cakap dan berbudi luhur.

Dalam proses membesarkan anak memang tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, ada konflik-konflik dalam dinamika berkeluarga termasuk soal membesarkan anak.

Perbedaan pendapat seringkali mucul dengan pasangan hidup kita tentang cara mengasuh anak yang baik.

Ketika anak sudah tumbuh menjadi besar pun justru perselisihan semakin banyak, kalau di atas tadi perselisihan antara ayah dan ibu, nah sekarang anak bisa juga dengan Si anak.

Orang tua sekarang cenderung menginginkan anaknya menjadi semacam robot, harus ini, harus itu, harus nurut sesuai kehendak orang tauanya.

Anak menjadi korban keinginan orang tua, bila komunikasi dengan anak tidak terjalin dengan baik, kita sebagai orang tua juga harus membuang ego, mau membuka ruang untuk anak, membiarkan dia memilih apa yang dia inginkan termasuk juga soal cita-cita.

Kebanyakan antara cita-cita seorang anak dan orang tua cenderung berbeda, sebagai orang tua seharusnya tidak memaksa, bairkan saja anak yang memilih jalan hidupnya sendiri.

Dalam kenyataan sekarang anak yang dikatakan pandai adalah anak yang dalam mata pelajaran tertentu mendapatkan nilai yang baik, semisal pelajaran matematika anak mendapatkan nilai 100, berarti dalam pengertian sekarang anak tersebut dalam kategori pandai.

Padahal setiap anak mempunyai kecederungan dan keahlian tertentu, kita juga jangan keburu menjustifikasi bahwa anak yang katakanlah matematikanya jelek, berati anak itu bodoh.

Bisa juga dalam mata pelajaran yang lain semisal Bahasa Inggris anak itu mendapatkan nilai yang baik.

Ada juga anak yang dalam hal akademik kurang menonjol tetapi dalam nilai ketrampilan luar biasa hebat.

Bahwa dalam perkembangan anak ada yang namanya Hard skill dan Soft skill, hard skill lebih keranah pikiran, sementara soft skill  lebih ke ranah ketrampilan.

Kita sebagai orang tua atau calon orang tua harus tahu itu, supaya cara mendidik anak tidak salah, sejak dini orang tua harus paham kecerendungan anak kita diwilayah mana karena pada dasarnya setiap anak itu hebat.

Satu hal yang dikesampingkan dalam dunia sekolah sekarang adalah karakter (sikap), sikap baik ini penting ditanamkan sedari kecil. Masalahnya pintar saja tidak cukup untuk menjadi manusia yang sesungguhnya.

Semoga Bermanfaat !

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.